Federer Ngalah Demi 2015
A
A
A
LONDON - Roger Federer enggan mempermasalahkan pengunduran dirinya di partai puncak Final ATP. Kembali ia menegaskan keputusannya tidak meladeni Novak Djokovic itu semata-mata ingin membidik sejumlah target di tahun depan.
Mundur dirinya petenis berpaspor Swiss itu jelas mengundang kekecewaan pencinta tenis dunia. Sebab, duel dirinya dengan Djokovic jauh hari sudah diramalkan dan sangat diharapkan.
"Saya sudah melupakan London. Saya ingin segera tampil tahun depan. Tahun ini sungguh luar biasa buat saya. Saya bermain di beberapa turnamen dengan bagus, sangat konsisten dengan kondisi fisik yang baik," ucapnya dilansir laman ATP, Senin (17/11).
Lalu soal mundur dirinya, Federer sekali lagi mengatakan faktor kelelahan dan cedera punggung menjadi alasan utama. "Saya bermain baik sampai set ketiga, saat kedudukan tie break (melawan Stan Wawrinka di semifinal). Saya pun mencoba melakukan penyembuhan agar bisa tampil di final, tapi saya tidak mendapatkan perkembangan. Dalam beberapa hari ini, sepertinya semua akan kembali normal. Tapi tampil di final memang tidak bisa," ungkap Federer.
Musim ini bisa dikatakan kebangkitan Federer termasuk setelah menggandeng Stefan Edberg sebagai pelatihnya. Setidaknya rekor 72 kemenangan dan hanya 11 kali kalah menjadi catatan prestasi yang terbilang lumayan bagus. Bahkan, tahun ini ia pun bisa menambah koleksi lima gelar dari 10 partai final yang berhasil ditembusnya.
Mundur dirinya petenis berpaspor Swiss itu jelas mengundang kekecewaan pencinta tenis dunia. Sebab, duel dirinya dengan Djokovic jauh hari sudah diramalkan dan sangat diharapkan.
"Saya sudah melupakan London. Saya ingin segera tampil tahun depan. Tahun ini sungguh luar biasa buat saya. Saya bermain di beberapa turnamen dengan bagus, sangat konsisten dengan kondisi fisik yang baik," ucapnya dilansir laman ATP, Senin (17/11).
Lalu soal mundur dirinya, Federer sekali lagi mengatakan faktor kelelahan dan cedera punggung menjadi alasan utama. "Saya bermain baik sampai set ketiga, saat kedudukan tie break (melawan Stan Wawrinka di semifinal). Saya pun mencoba melakukan penyembuhan agar bisa tampil di final, tapi saya tidak mendapatkan perkembangan. Dalam beberapa hari ini, sepertinya semua akan kembali normal. Tapi tampil di final memang tidak bisa," ungkap Federer.
Musim ini bisa dikatakan kebangkitan Federer termasuk setelah menggandeng Stefan Edberg sebagai pelatihnya. Setidaknya rekor 72 kemenangan dan hanya 11 kali kalah menjadi catatan prestasi yang terbilang lumayan bagus. Bahkan, tahun ini ia pun bisa menambah koleksi lima gelar dari 10 partai final yang berhasil ditembusnya.
(bbk)