Brasil, Argentina, Uruguay, Kolombia, atau Cile?
A
A
A
Misi Brasil menebus kegagalan juara Piala Dunia 2014 dengan memenangi Copa America 2015 diramalkan akan sulit terpenuhi. Beratnya lawan yang bakal dihadapi membuat tim Samba terancam gagal menembus final.
Hasil pengundian di Vina del Mar Cile, kemarin, kurang menguntungkan Brasil. Pasukan Carlos Dunga itu bergabung di Grup C bersama tim yang pada edisi 2011 berhasil lolos ke perempat final. Rintangan tidak kalah sulit juga dapat menghadang seandainya lolos ke fase knock-out. Lawan paling berbahaya di Grup C adalah Kolombia, yang tiga tahun lalu memuncaki Grup A.
Kemudian, ada Peru yang sebelumnya mampu lolos ke semifinal setelah menyingkirkan Kolombia 2-0. Lalu, Venezuela yang ikut melenggang ke fase empat besar seusai melibas Cile 2-1. Di grup ini, peluang Brasil lolos ke tahap selanjutnya sangat besar.
”Menurut pendapat saya, Copa America tahun depan akan sangat sulit. Namun, memenangi Copa America bisa membantu memulihkan reputasi kami. Kami harus mendatangkan kebahagiaan bagi warga Brasil (setelah gagal di Piala Dunia 2014),” ucap Presiden Asosiasi Sepak Bola Brasil (CBF) Jose Maria Marin, dilansir Reuters.
Musuh berat juga bakal menanti bila Brasil lolos ke perempat final. Jika menjadi pemuncak Grup C, tim Samba akan bersua wakil-wakil Grup B. Grup itu dihuni Argentina, juara bertahan Uruguay, Paraguay, serta Jamaika (tim undangan). Pada Copa America 2011 Paraguay melibas Brasil di perempat final lewat adu penalti.
Sebaliknya, bila ingin melangkah mulus, Brasil harus rela membuang harga diri dengan hanya mengincar runner-up Grup C. Sebab, runner-up Grup C bakal berjumpa tim-tim dari Grup A, yang terdiri atas Cile selaku tuan rumah, Meksiko (tim undangan), Ekuador, dan Bolivia. Tentu saja ini lebih baik dibanding meladeni Argentina atau Uruguay.
Menjadi runner-upGrup C juga bisa memperbesar peluang Brasil menuju final. Sebab, mereka dapat bertemu lawan relatif mudah pada semifinal, yaitu pemenang duel antara pemimpin Grup A dengan tim peringkat 3 terbaik. ”Setiap peserta kompetisi ini merupakan tim hebat. Artinya, kami bisa terbang ke surga atau jatuh ke neraka,” tutur Marin.
Selain meramal nasib Brasil, perhatian juga tertuju ke Grup B. Publik sepertinya sudah tidak sabar menanti perang antara Argentina melawan Uruguay. Soalnya, itu merupakan ulangan perempat final Copa America 2011. Saat itu tim Tangodipaksa angkat kaki lantaran kalah 4-5 (1-1) pada adu penalti.
Tidak hanya Brasil, Argentina, dan Uruguay, pandangan mata juga akan tertuju ke tuan rumah. Pelatih Cile Jorge Sampaoli cukup puas dengan hasil pengundian. Dia berharap pasukannya bisa selalu tampil bagus di depan pendukung sendiri. Apalagi, ini menjadi kesempatan emas menjuarai Copa America untuk pertama kalinya. ”Kompetisi ini akan sangat sulit. Ada banyak tim besar yang ikut serta. Namun, kami akan berusaha agar Copa America tahun depan menjadi momen bersejarah bagi Cile. Kabar bagusnya, Cile saat ini dalam kondisi sempurna,” ungkap Sampaoli.
M Mirza
Hasil pengundian di Vina del Mar Cile, kemarin, kurang menguntungkan Brasil. Pasukan Carlos Dunga itu bergabung di Grup C bersama tim yang pada edisi 2011 berhasil lolos ke perempat final. Rintangan tidak kalah sulit juga dapat menghadang seandainya lolos ke fase knock-out. Lawan paling berbahaya di Grup C adalah Kolombia, yang tiga tahun lalu memuncaki Grup A.
Kemudian, ada Peru yang sebelumnya mampu lolos ke semifinal setelah menyingkirkan Kolombia 2-0. Lalu, Venezuela yang ikut melenggang ke fase empat besar seusai melibas Cile 2-1. Di grup ini, peluang Brasil lolos ke tahap selanjutnya sangat besar.
”Menurut pendapat saya, Copa America tahun depan akan sangat sulit. Namun, memenangi Copa America bisa membantu memulihkan reputasi kami. Kami harus mendatangkan kebahagiaan bagi warga Brasil (setelah gagal di Piala Dunia 2014),” ucap Presiden Asosiasi Sepak Bola Brasil (CBF) Jose Maria Marin, dilansir Reuters.
Musuh berat juga bakal menanti bila Brasil lolos ke perempat final. Jika menjadi pemuncak Grup C, tim Samba akan bersua wakil-wakil Grup B. Grup itu dihuni Argentina, juara bertahan Uruguay, Paraguay, serta Jamaika (tim undangan). Pada Copa America 2011 Paraguay melibas Brasil di perempat final lewat adu penalti.
Sebaliknya, bila ingin melangkah mulus, Brasil harus rela membuang harga diri dengan hanya mengincar runner-up Grup C. Sebab, runner-up Grup C bakal berjumpa tim-tim dari Grup A, yang terdiri atas Cile selaku tuan rumah, Meksiko (tim undangan), Ekuador, dan Bolivia. Tentu saja ini lebih baik dibanding meladeni Argentina atau Uruguay.
Menjadi runner-upGrup C juga bisa memperbesar peluang Brasil menuju final. Sebab, mereka dapat bertemu lawan relatif mudah pada semifinal, yaitu pemenang duel antara pemimpin Grup A dengan tim peringkat 3 terbaik. ”Setiap peserta kompetisi ini merupakan tim hebat. Artinya, kami bisa terbang ke surga atau jatuh ke neraka,” tutur Marin.
Selain meramal nasib Brasil, perhatian juga tertuju ke Grup B. Publik sepertinya sudah tidak sabar menanti perang antara Argentina melawan Uruguay. Soalnya, itu merupakan ulangan perempat final Copa America 2011. Saat itu tim Tangodipaksa angkat kaki lantaran kalah 4-5 (1-1) pada adu penalti.
Tidak hanya Brasil, Argentina, dan Uruguay, pandangan mata juga akan tertuju ke tuan rumah. Pelatih Cile Jorge Sampaoli cukup puas dengan hasil pengundian. Dia berharap pasukannya bisa selalu tampil bagus di depan pendukung sendiri. Apalagi, ini menjadi kesempatan emas menjuarai Copa America untuk pertama kalinya. ”Kompetisi ini akan sangat sulit. Ada banyak tim besar yang ikut serta. Namun, kami akan berusaha agar Copa America tahun depan menjadi momen bersejarah bagi Cile. Kabar bagusnya, Cile saat ini dalam kondisi sempurna,” ungkap Sampaoli.
M Mirza
(bbg)