PM Spanyol Langsung Turun Tangan
A
A
A
Gerakan besar menghapus tindak kekerasan di sepak bola Spanyol diprediksi segera lahir. Tewasnya suporter Deportivo La Coruna, Francisco Jose Romero Taboada, di sekitar markas Atletico Madrid, Stadion Vicente Calderon, 30 November lalu, memancing respons seluruh elemen di Negeri Matador untuk memecahkan persoalan tersebut.
Taboada ditemukan tewas mengambang di sungai Manzanares, dekat Stadion Vicente Calderon karena serangan jantung, hipotermia, dan cedera serius pada bagian kepalanya. Dia tewas setelah terjadi kerusuhan dua jam sebelum laga Atletico kontra Deportivo pada jornada 13 Primera Liga, Minggu lalu. Insiden ini menuai banyak kecaman. Bukan dari kalangan sepak bola.
Perdana Menteri (PM) Spanyol Mariano Rajoy pun angkat bicara. Dia ingin tragedi ini tak terjadi lagi. “Apa yang terjadi di Madrid benarbenar menyedihkan dan saya berpikir kami semua harus melakukan upaya cepat. Maksud saya yang ada di dalamnya adalah pemerintah, semua direksi klub, dan insan media,” ungkap Rajoy, dilansir Marca.
“Dengan berbuat demikian, kami seharusnya tidak hanya mengutuk semua jenis perilaku tercela, tetapi bisa memastikan segala bentuk kekerasan seperti itu, tidak boleh laga terjadi,” ujarnya. Hal senada juga disampaikan Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti. Arsitek berkebangsaan Italia itu membandingkan apa yang dilakukan negara lain dalam memberantas kekerasan antarsuporter yang kerap mengacaukan sepak bola tersebut.
Don Carlo, biasa Ancelotti disapa, menilai Spanyol harus melihat bagaimana petinggi sepak bola di Inggris memberikan rasa nyaman kepada setiap penonton yang datang ke stadion. “Di Inggris, mereka telah berusaha keras untuk memberantas kekerasan. Tidak ada kekerasan di stadionstadion,” tutur Ancelotti.
Decky irawan jasri
Taboada ditemukan tewas mengambang di sungai Manzanares, dekat Stadion Vicente Calderon karena serangan jantung, hipotermia, dan cedera serius pada bagian kepalanya. Dia tewas setelah terjadi kerusuhan dua jam sebelum laga Atletico kontra Deportivo pada jornada 13 Primera Liga, Minggu lalu. Insiden ini menuai banyak kecaman. Bukan dari kalangan sepak bola.
Perdana Menteri (PM) Spanyol Mariano Rajoy pun angkat bicara. Dia ingin tragedi ini tak terjadi lagi. “Apa yang terjadi di Madrid benarbenar menyedihkan dan saya berpikir kami semua harus melakukan upaya cepat. Maksud saya yang ada di dalamnya adalah pemerintah, semua direksi klub, dan insan media,” ungkap Rajoy, dilansir Marca.
“Dengan berbuat demikian, kami seharusnya tidak hanya mengutuk semua jenis perilaku tercela, tetapi bisa memastikan segala bentuk kekerasan seperti itu, tidak boleh laga terjadi,” ujarnya. Hal senada juga disampaikan Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti. Arsitek berkebangsaan Italia itu membandingkan apa yang dilakukan negara lain dalam memberantas kekerasan antarsuporter yang kerap mengacaukan sepak bola tersebut.
Don Carlo, biasa Ancelotti disapa, menilai Spanyol harus melihat bagaimana petinggi sepak bola di Inggris memberikan rasa nyaman kepada setiap penonton yang datang ke stadion. “Di Inggris, mereka telah berusaha keras untuk memberantas kekerasan. Tidak ada kekerasan di stadionstadion,” tutur Ancelotti.
Decky irawan jasri
(bbg)