Polisi Tangkap Pembunuh Taboada
A
A
A
MADRID - Pelaku kekerasan kepada suporter Deportivo La Coruna hingga meninggal, sebelum laga kontra Atletico Madrid digelar di Estadio Vicente Calderon Madrid, 30 November lalu, mulai menemui titik terang.
Kepolisian Negeri Matador mengumumkan tiga orang anggota ultras (suporter garis keras) Los Colchoneros dari kelompok Frente Atletico. Polisi mampu meringkus ketiga pelaku setelah menganalisis semua rekaman kamera pengawas (CCTV) yang terpasang di sekitar lokasi kejadian serta video yang direkam beberapa orang yang berada di lokasi tempat Francisco Javier Romero Taboada mengembuskan napas terakhir.
Dua dari tiga tersangka yang ditangkap merupakan warga Pozuelo de Alarcon (salah satu area di Madrid). Berdasarkan penyelidikan, kemungkinan besar jumlah tersangka bisa bertambah karena polisi memfokuskan penyelidikan kepada Frente Atletico. Masalahnya, baik tersangka maupun teman-teman korban (anggota Ultras Deportivo) tidak mau menyebutkan identitas pelaku lain. Ultrasdari kedua kubu yang berlawanan itu seakan kompak menutup mulut rapat-rapat.
Tercatat, dua anggota Frente Atletico dan tujuh Ultras Deportivo yang telah dikeluarkan oleh hakim Maria del Coro karena tidak cukup bukti ternyata justru meminta kepada jaksa untuk dimasukkan kembali ke penjara tanpa jaminan guna menghindari pengulangan tindakan kriminal -ada masa mendatang. Mereka takut akan menjadi korban dari rekan-rekan sesama ultras.
Kerusuhan yang terjadi hari Minggu lalu memang meninggalkan duka yang mendalam, khususnya bagi Deportivo, yang kehilangan salah satu pendukung setianya. Suporter 43 tahun itu Rabu (3/12) telah dikebumikan di pemakaman Feans, La Coruna. Pemakaman Taboada dihadiri sekitar 300 orang, termasuk mantan Presiden Deportivo Augusto Cesar Lendoiro. Peti Taboada ditutupi bendera Super Depor .
Guna menghormati Taboada, saat Deportivo berhadapan dengan Malaga pada Copa del Rey, dini hari kemarin, diadakan prosesi mengheningkan cipta selama satu menit. Klub juga menurunkan harga tiket menjadi 1 euro. Rencananya, prosesi serupa akan kembali dilakukan ketika kedua tim juga bertemu di Primera Liga akhir pekan nanti.
“Kami ingin pertandingan melawan Malaga menjadi aksi untuk melawan kekerasan. Kami ingin semua warga kota yang menentang kekerasan hadir ke stadion. Kami ingin menunjukkan kepada semua orang jika kami bersatu melawan kekerasan dan membuktikan semangat sejati fans kami,” pungkas Presiden Deportivo Tino Fernandez, dilansir itv.com.
Alimansyah
Kepolisian Negeri Matador mengumumkan tiga orang anggota ultras (suporter garis keras) Los Colchoneros dari kelompok Frente Atletico. Polisi mampu meringkus ketiga pelaku setelah menganalisis semua rekaman kamera pengawas (CCTV) yang terpasang di sekitar lokasi kejadian serta video yang direkam beberapa orang yang berada di lokasi tempat Francisco Javier Romero Taboada mengembuskan napas terakhir.
Dua dari tiga tersangka yang ditangkap merupakan warga Pozuelo de Alarcon (salah satu area di Madrid). Berdasarkan penyelidikan, kemungkinan besar jumlah tersangka bisa bertambah karena polisi memfokuskan penyelidikan kepada Frente Atletico. Masalahnya, baik tersangka maupun teman-teman korban (anggota Ultras Deportivo) tidak mau menyebutkan identitas pelaku lain. Ultrasdari kedua kubu yang berlawanan itu seakan kompak menutup mulut rapat-rapat.
Tercatat, dua anggota Frente Atletico dan tujuh Ultras Deportivo yang telah dikeluarkan oleh hakim Maria del Coro karena tidak cukup bukti ternyata justru meminta kepada jaksa untuk dimasukkan kembali ke penjara tanpa jaminan guna menghindari pengulangan tindakan kriminal -ada masa mendatang. Mereka takut akan menjadi korban dari rekan-rekan sesama ultras.
Kerusuhan yang terjadi hari Minggu lalu memang meninggalkan duka yang mendalam, khususnya bagi Deportivo, yang kehilangan salah satu pendukung setianya. Suporter 43 tahun itu Rabu (3/12) telah dikebumikan di pemakaman Feans, La Coruna. Pemakaman Taboada dihadiri sekitar 300 orang, termasuk mantan Presiden Deportivo Augusto Cesar Lendoiro. Peti Taboada ditutupi bendera Super Depor .
Guna menghormati Taboada, saat Deportivo berhadapan dengan Malaga pada Copa del Rey, dini hari kemarin, diadakan prosesi mengheningkan cipta selama satu menit. Klub juga menurunkan harga tiket menjadi 1 euro. Rencananya, prosesi serupa akan kembali dilakukan ketika kedua tim juga bertemu di Primera Liga akhir pekan nanti.
“Kami ingin pertandingan melawan Malaga menjadi aksi untuk melawan kekerasan. Kami ingin semua warga kota yang menentang kekerasan hadir ke stadion. Kami ingin menunjukkan kepada semua orang jika kami bersatu melawan kekerasan dan membuktikan semangat sejati fans kami,” pungkas Presiden Deportivo Tino Fernandez, dilansir itv.com.
Alimansyah
(ars)