Aero Aswar di Laut Sejak Usia 2 Tahun
A
A
A
JAKARTA - Terlahir di keluarga yang gemar berolahraga memacu adrenalin membuat Aero Sutan Aswar tumbuh menjadi atlet jet ski yang patut diperhitungkan di kancah Internasional.
Bagi masyarakat Indonesia nama Aero mungkin terdengar asing, namun di kancah Internasional dia mampu membius semua orang dengan segudang prestasi yang ditorehkannya tersebut. Meski demikian, semua pencapaian itu tidak serta-merta diperoleh dengan mudah.
Remaja kelahiran Jakarta 4 Desember 1994 itu menceritakan awal dirinya menggeluti olah raga jet ski. Dia berkata peran ayah sekaligus manajer Tim Jet Ski Indonesia Saiful Sutan Aswar sangat besar.
"Sewaktu papah memimpin pejetski Indonesia sebelumnya, saya sering diajak nonton dan saya masih main-main menekuni jet ski. Dan, papah juga pernah menghelat sebuah balapan kecil-kecilan kisaran 4-8 tahun yang diberi nama Baby Race dan itu sangat ketat sekali (biar gak ada masalah teknis dan tabrakan). Tapi seiring berjalannya waktu saya semakin termotivasi untuk menjadi juara," tutur Aero kepada Sindonews, Jumat (12/12).
Lebih lanjut, Aero menambahkan awal mula dirinya menekuni jet ski sejak dirinya berusia 2 tahun. Balapan pertama Aero terjadi saat dirinya berusia 4,5 tahun. Sementara balapan Internasional pertamanya saat berusia 10 tahun. "Saya sudah memulai olah raga ini sejak usia 2 tahun. Kira-kira 4,5 tahun saya main balapan pertama. Internasional pertama pada umur 10 tahun. Itu merupakan balapan internasional pertama yang membuat saya sering keliling dunia."
Pada usia 16 tahun, Aero tercatat sebagai pejetski termuda dunia di kelas Pro dan Grand Prix. Selain itu, dia juga berhasil merebut gelar Iron Man Offshore Champion di kompetisi Mark Hahn 300, Arizona, Amerika Serikat pada Februari 2011. Itu hanya segelintir prestasi yang berhasil ditorehkan pejetski berusia 20 tahun tersebut.
Singkat kata, Fully Aswar panggilan akrab Saiful Sutan Aswar memainkan peran penting dalam mengembangkan mental tanding Aero. Dia berkata bahwa kunci sukses anaknya tersebut berada pada segi fisik dan lebih mendekatkan mereka kepada alam.
"Skill udah ada, tapi saya lebih memfokuskan Aero pada segi fisik dan lebih mendekatkan dia ke alam. Karena alam mempunyai aura, sehingga ia (Aero) dapat menyatu dengan alam," jelas Fully.
Bagi masyarakat Indonesia nama Aero mungkin terdengar asing, namun di kancah Internasional dia mampu membius semua orang dengan segudang prestasi yang ditorehkannya tersebut. Meski demikian, semua pencapaian itu tidak serta-merta diperoleh dengan mudah.
Remaja kelahiran Jakarta 4 Desember 1994 itu menceritakan awal dirinya menggeluti olah raga jet ski. Dia berkata peran ayah sekaligus manajer Tim Jet Ski Indonesia Saiful Sutan Aswar sangat besar.
"Sewaktu papah memimpin pejetski Indonesia sebelumnya, saya sering diajak nonton dan saya masih main-main menekuni jet ski. Dan, papah juga pernah menghelat sebuah balapan kecil-kecilan kisaran 4-8 tahun yang diberi nama Baby Race dan itu sangat ketat sekali (biar gak ada masalah teknis dan tabrakan). Tapi seiring berjalannya waktu saya semakin termotivasi untuk menjadi juara," tutur Aero kepada Sindonews, Jumat (12/12).
Lebih lanjut, Aero menambahkan awal mula dirinya menekuni jet ski sejak dirinya berusia 2 tahun. Balapan pertama Aero terjadi saat dirinya berusia 4,5 tahun. Sementara balapan Internasional pertamanya saat berusia 10 tahun. "Saya sudah memulai olah raga ini sejak usia 2 tahun. Kira-kira 4,5 tahun saya main balapan pertama. Internasional pertama pada umur 10 tahun. Itu merupakan balapan internasional pertama yang membuat saya sering keliling dunia."
Pada usia 16 tahun, Aero tercatat sebagai pejetski termuda dunia di kelas Pro dan Grand Prix. Selain itu, dia juga berhasil merebut gelar Iron Man Offshore Champion di kompetisi Mark Hahn 300, Arizona, Amerika Serikat pada Februari 2011. Itu hanya segelintir prestasi yang berhasil ditorehkan pejetski berusia 20 tahun tersebut.
Singkat kata, Fully Aswar panggilan akrab Saiful Sutan Aswar memainkan peran penting dalam mengembangkan mental tanding Aero. Dia berkata bahwa kunci sukses anaknya tersebut berada pada segi fisik dan lebih mendekatkan mereka kepada alam.
"Skill udah ada, tapi saya lebih memfokuskan Aero pada segi fisik dan lebih mendekatkan dia ke alam. Karena alam mempunyai aura, sehingga ia (Aero) dapat menyatu dengan alam," jelas Fully.
(bbk)