Rodgers: Tak Ada yang Sebaik Saya Menangani Liverpool
A
A
A
MANCHESTER - Performa buruk Liverpool sepanjang musim ini membuat Brendan Rodgers dihujani kritik. Namun, pelatih asal Irlandia Utara tersebut justru yakin dirinya masih diberikan kepercayaan penuh untuk memimpin The Reds.
Keberhasilan Liverpool finis di urutan kedua Liga Primer musim lalu seakan menguap begitu saja. Musim ini, mereka malah menjadi pesakitan. Di Liga Primer, Liverpool tercecer di peringkat 9 klasemen sementara lantaran hanya mampu meraih 6 kemenangan dari 15 pertandingan terakhir. Peruntungan mereka di Liga Champions juga tidak terlalu bagus.
Langkah Steven Gerrard dkk harus terhenti di penyisihan grup setelah gagal bersaing dengan Real Madrid dan FC Basel. Berbagai catatan buruk tersebut jelas membuat posisi Rodgers berada dalam sorotan. Tetapi, hal itu tidak membuat Rodgers tertekan. Dia justru menegaskan bahwa satu-satunya orang yang layak menangani Liverpool adalah dirinya.
Menurutnya, kritik yang diberikan terhadapnya sangat tidak objektif karena selalu terjadi di saat timnya menuai hasil negatif. “Saya berpikir tidak ada orang yang lebih baik untuk melakukan pekerjaan di sini. Tujuh bulan lalu kami sangat mengejutkan dan bahkan hampir memenangkan gelar Liga Primer,” kata Rodgers dilansir ESPN.
Mengenai buruknya performa Liverpool sepanjang musim, nakhoda berusia 41 tahun tersebut menilai dirinya memerlukan waktu untuk membangun tim yang solid. Terlebih para pemain baru yang didatangkan pada bursa transfer musim panas lalu harus beradaptasi dengan skema permainan yang diinginkannya.
“Ini telah menjadi awal yang sulit dengan kehadiran pemain baru, kurangnya waktu, dan pemain muda. Kami memulai semuanya dari awal lagi. Saya pikir tidak ada orang lain yang lebih siap untuk menghadapi situasi ini. Saya telah berada di sini selama dua setengah tahun. Anda dapat melihat apa yang kami dapatkan dari para pemain ketika kami berada dalam performa terbaik,” sambungnya.
Banyak yang menilai, buruknya performa Liverpool tidak terlepas dari hengkangnya sang bintang Luis Suarez ke Barcelona. Di saat yang bersamaan, The Reds dianggap gagal memanfaatkan bursa transfer musim panas, karena pemain-pemain yang didatangkan belum memenuhi ekspektasi.
Liverpool seakan tenggelam dengan hingar bingar tim-tim besar Liga Primer macam MU yang menggelontorkan banyak uang untuk memboyong pemain-pemain berkualitas. “Bagi kami di Liverpool, kami tidak ingin dibandingkan dengan siapa pun. Kami hanya memikirkan diri sendiri. Tugas saya sebagai pelatih adalah memastikan bahwa saya melakukan pekerjaan dengan baik,” pungkasnya.
Alimansyah
Keberhasilan Liverpool finis di urutan kedua Liga Primer musim lalu seakan menguap begitu saja. Musim ini, mereka malah menjadi pesakitan. Di Liga Primer, Liverpool tercecer di peringkat 9 klasemen sementara lantaran hanya mampu meraih 6 kemenangan dari 15 pertandingan terakhir. Peruntungan mereka di Liga Champions juga tidak terlalu bagus.
Langkah Steven Gerrard dkk harus terhenti di penyisihan grup setelah gagal bersaing dengan Real Madrid dan FC Basel. Berbagai catatan buruk tersebut jelas membuat posisi Rodgers berada dalam sorotan. Tetapi, hal itu tidak membuat Rodgers tertekan. Dia justru menegaskan bahwa satu-satunya orang yang layak menangani Liverpool adalah dirinya.
Menurutnya, kritik yang diberikan terhadapnya sangat tidak objektif karena selalu terjadi di saat timnya menuai hasil negatif. “Saya berpikir tidak ada orang yang lebih baik untuk melakukan pekerjaan di sini. Tujuh bulan lalu kami sangat mengejutkan dan bahkan hampir memenangkan gelar Liga Primer,” kata Rodgers dilansir ESPN.
Mengenai buruknya performa Liverpool sepanjang musim, nakhoda berusia 41 tahun tersebut menilai dirinya memerlukan waktu untuk membangun tim yang solid. Terlebih para pemain baru yang didatangkan pada bursa transfer musim panas lalu harus beradaptasi dengan skema permainan yang diinginkannya.
“Ini telah menjadi awal yang sulit dengan kehadiran pemain baru, kurangnya waktu, dan pemain muda. Kami memulai semuanya dari awal lagi. Saya pikir tidak ada orang lain yang lebih siap untuk menghadapi situasi ini. Saya telah berada di sini selama dua setengah tahun. Anda dapat melihat apa yang kami dapatkan dari para pemain ketika kami berada dalam performa terbaik,” sambungnya.
Banyak yang menilai, buruknya performa Liverpool tidak terlepas dari hengkangnya sang bintang Luis Suarez ke Barcelona. Di saat yang bersamaan, The Reds dianggap gagal memanfaatkan bursa transfer musim panas, karena pemain-pemain yang didatangkan belum memenuhi ekspektasi.
Liverpool seakan tenggelam dengan hingar bingar tim-tim besar Liga Primer macam MU yang menggelontorkan banyak uang untuk memboyong pemain-pemain berkualitas. “Bagi kami di Liverpool, kami tidak ingin dibandingkan dengan siapa pun. Kami hanya memikirkan diri sendiri. Tugas saya sebagai pelatih adalah memastikan bahwa saya melakukan pekerjaan dengan baik,” pungkasnya.
Alimansyah
(bbg)