Awas! Nafsu Nadal Sudah Menjadi
A
A
A
MELBOURNE - Para petenis dunia yang mencoba peruntungannya di Australia Terbuka 2015 bulan depan mesti waspada. Pasalnya, Rafael Nadal sudah mengumbar nafsu ingin segera bertempur dan menambah koleksi trofi digelaran grand slam pembuka 2015.
Petenis Spanyol tersebut memang berambisi menjadi kampiun di turnamen yang akan digelar mulai 19 Januari mendatang di Melbourne. Selama karirnya, Nadal baru sekali merasakan mengangkat trofi Australia Terbuka pada 2009 silam.
Dan untuk mewujudkan mimpi tersebut Nadal menjamin jika kondisinya sudah stabil bahkan sudah 100 persen prima usai menjalani operasi usus buntu. Latihan penuh pun sudah dilakoninya.
"Operasi saya berjalan baik dan tidak masalah. Saya senang bisa mengatakan jika saya sudah bisa melakukan latihan dalam tempo yang lama setiap hari. Terpenting saya sekarang bisa berlatih dengan intensif," paparnya dalam wawancara jarak jauh dengan wartawan seperti dikutip tvnz, Jumat (19/12/2014).
Menurutnya, setelah lima atau enam bulan absen kerja keras untuk mengembalikan kondisi dan permainan menjadi fokus utama. "Itu menjadi hal pertama yang saya lakukan untuk memulai musim 2015," imbuhnya.
Penampilan Nadal di 2014 memang tidak begitu menggembirakan. Hanya satu gelar grand slam, Prancis Terbuka yang berhasil diraihnya. Setelah itu, cedera terus mendera dan punyaknya pada Oktober lalu saat ia divonis kena sakit usus buntu.
Cedera punggung harus memupus harapan Nadal memenangi Australia Terbuka setelah kalah dari Stan Wawrinka di final. Derita itu terus berlanjut saat tumbang di babak keempat Wimbledon dari Nick Kyrgios karena cedera pergelangan tangan. Nasib buruk terus dialami Nadal setelah lagi-lagi kalah dari Borna Coric di Basel karena masalah kesehatan.
Tapi dari serangkaian kekalahan tersebut, final Australia Terbuka sepertinya yang tidak bisa dilupakan. Itu adalah kekecewaan terbesar dalam karirnya. "Itu adalah momen terberat dalam karir. Saya benar-benar menderita sepanjang pertandingan. Saya merasa Wawrinka bermain di level tertinggi, namun tidak untuk saya. Saya sama sekali tidak punya kesempatan untuk bersaing di final dan itu tidak bisa saya terima di turnamen besar seperti itu setelah mempersiapkan diri dalam waktu yang lama."
Nadal mengaku kekalahan itu terus menganggu pikirannya mengingat ia sangat senang bermain di Rod Laver Arena. "Saya telah bermain di sana dalam waktu yang lama dan mempunyai momen emosional. Bagi saya itu sulit meski harus saya terima sebagai bagian dari karir tenis, bagian dari hidup. Saya memang sering tidak beruntung di Australia Terbuka."
Petenis Spanyol tersebut memang berambisi menjadi kampiun di turnamen yang akan digelar mulai 19 Januari mendatang di Melbourne. Selama karirnya, Nadal baru sekali merasakan mengangkat trofi Australia Terbuka pada 2009 silam.
Dan untuk mewujudkan mimpi tersebut Nadal menjamin jika kondisinya sudah stabil bahkan sudah 100 persen prima usai menjalani operasi usus buntu. Latihan penuh pun sudah dilakoninya.
"Operasi saya berjalan baik dan tidak masalah. Saya senang bisa mengatakan jika saya sudah bisa melakukan latihan dalam tempo yang lama setiap hari. Terpenting saya sekarang bisa berlatih dengan intensif," paparnya dalam wawancara jarak jauh dengan wartawan seperti dikutip tvnz, Jumat (19/12/2014).
Menurutnya, setelah lima atau enam bulan absen kerja keras untuk mengembalikan kondisi dan permainan menjadi fokus utama. "Itu menjadi hal pertama yang saya lakukan untuk memulai musim 2015," imbuhnya.
Penampilan Nadal di 2014 memang tidak begitu menggembirakan. Hanya satu gelar grand slam, Prancis Terbuka yang berhasil diraihnya. Setelah itu, cedera terus mendera dan punyaknya pada Oktober lalu saat ia divonis kena sakit usus buntu.
Cedera punggung harus memupus harapan Nadal memenangi Australia Terbuka setelah kalah dari Stan Wawrinka di final. Derita itu terus berlanjut saat tumbang di babak keempat Wimbledon dari Nick Kyrgios karena cedera pergelangan tangan. Nasib buruk terus dialami Nadal setelah lagi-lagi kalah dari Borna Coric di Basel karena masalah kesehatan.
Tapi dari serangkaian kekalahan tersebut, final Australia Terbuka sepertinya yang tidak bisa dilupakan. Itu adalah kekecewaan terbesar dalam karirnya. "Itu adalah momen terberat dalam karir. Saya benar-benar menderita sepanjang pertandingan. Saya merasa Wawrinka bermain di level tertinggi, namun tidak untuk saya. Saya sama sekali tidak punya kesempatan untuk bersaing di final dan itu tidak bisa saya terima di turnamen besar seperti itu setelah mempersiapkan diri dalam waktu yang lama."
Nadal mengaku kekalahan itu terus menganggu pikirannya mengingat ia sangat senang bermain di Rod Laver Arena. "Saya telah bermain di sana dalam waktu yang lama dan mempunyai momen emosional. Bagi saya itu sulit meski harus saya terima sebagai bagian dari karir tenis, bagian dari hidup. Saya memang sering tidak beruntung di Australia Terbuka."
(bbk)