Drama 10 Menit Jungkalkan Malaysia
A
A
A
BUKIT JALIL - Tim nasional Thailand meraih Piala AFF 2014. Mereka berhak atas trofi itu meski kalah dari Malaysia 2-3 pada leg kedua babak final di Bukit Jalil National Stadium, Kuala Lumpur, Malaysia, tadi malam.
Thailand dinobatkan sebagai pemenang Piala AFF tahun ini setelah unggul agregat gol 5-3. Tim Negeri Gajah Putih itu sebelumnya melumat Malaysia 2-0 pada pertemuan pertama di Rajamangala Stadium, Bangkok, Thailand, Rabu (17/12). Keberhasilan itu membuat seluruh pemain beserta ofisial Thailand larut dalam kegembiraan.
Maklum, mereka sempat frustrasi ketika Malaysia unggul tiga gol terlebih dahulu melalui gol penalti Mohd Shafiq Rahim pada menit ketujuh dan gol spektakulernya melalui set piece (58) serta gol Mahayudin sebelum turun minum. Tiga gol itu membuat Thailand sempat tertinggal agregat 2- 3. Namun mereka tak mau menyerah. Thailand ingin membuktikan diri bisa keluar dari tekanan.
Keberuntungan pun akhirnya berpihak kepada Adisak Kraisorn dkk pada 10 menit jelang bubaran. Thailand memecahkan kebuntuan melalui gol Charyl Chappuis pada menit ke-82 serta gol Chanathip Songkrasin enam menit kemudian. Gol itu cukup membuat Thailand mengulang prestasi serupa di Piala AFF 1996, 2000, dan 2002.
Keberhasilan itu membuat Thailand mengoleksi empat gelar juara di turnamen tersebut, menyamai capaian Singapura pada edisi 1998, 2004, 2007, 2012. Pelatih Thailand Kiatisuk Senamuang mengaku timnya mendapat berkah dalam tempo 10 menit di akhir pertandingan. Padahal, pelatih berusia 41 tahun ini tak lepas dari tekanan ketika timnya gagal memecah kebuntuan di pertandingan tersebut.
”Keberuntungan berpihak kepada kami. Di saat mengalami tekanan, kami akhirnya bisa keluar dari kemelut tersebut,” ujar Kiatisuk seperti dilansir Reuters. Akan tetapi, mantan Pelatih Chonburi FC itu tak menepis bahwa keberhasilan timnya menjuarai turnamen tersebut tak lepas dari semangat pantang menyerah yang ditunjukkan anak didiknya. Tanpa motivasi itu, Kiatisuk tak yakin timnya bisa meluapkan euforia di kandang Malaysia.
”Saya harus memberi acungan jempol kepada seluruh pemain. Mereka tak memperlihatkan sikap menyerah di laga tersebut. Mungkin sikap itu merupakan salah satu keberhasilan kami meski keberuntungan tetap menjadi pembeda di laga tersebut,” ujar Kiatisuk. Sementara fans tuan rumah tak bisa menutupi kekecewaan mereka setelah melihat Harimau Malaya gagal memenangi turnamen tersebut.
Padahal mereka sempat melakukan euforia hingga 10 menit sebelum malapetaka itu datang menghancurkan harapan negeri jiran. Ya, keteledoran pemain Malaysia menjadi berkat Thailand bisa mencetak dua gol di pertandingan tersebut. Pelatih Malaysia Dollah Salleh membenarkan pemainnya lengah jelang 10 menit waktu normal babak kedua berakhir. Pecahnya konsentrasi Mohd Safiq Rahim dkk membuat Thailand bisa bangkit dari keterpurukan.
”Saya harus mengakui bahwa kemenangan ini tak berarti apaapa. Kami sangat teledor membiarkan mereka mengeksploitasi kami. Padahal, kami bisa mengukir sejarah indah, tetapi hancur dalam tempo 10 menit,” ujar Dollah seperti dilansir The Stars. Namun Dollah tetap mengapresiasi perjuangan anak didiknya.
Pelatih berusia 51 tahun ini menilai timnya bisa merepotkan permainan lawan, bahkan membuat frustrasi Thailand sebelum merengkuh gelar juara Piala AFF tahun ini. ”Ini adalah permainan dan kami telah menunjukkan semangat kami. Saya berharap hasil ini akan menjadi pembelajaran agar kami lebih matang ke depannya,” ujar Dollah.
Sementara Mohd Safiq, gelandang Malaysia, tak percaya timnya gagal mempertahankan keunggulan hingga akhir pertandingan. Dia sempat optimistis timnya bakal menjuarai turnamen itu, mengulang capaian empat tahun silam. Malaysia sebelumnya mengangkat trofi Piala AFF 2010 dengan menghancurkan impian timnas Indonesia di final dengan agregat 4-2.
Yang jelas, Mohd Safiq bisa berbangga diri. Gelandang milik Johor Darul Takzim itu dinobatkan sebagai top skor di turnamen itu setelah mengoleksi 6 gol. Capaian itu melampaui torehan rekan senegaranya, Safee Sali, dengan 5 gol pada Piala AFF 2010. ”Kami mungkin memahami kesedihan semua masyarakat Malaysia. Terpenting kami telah menunjukkan semangat bekerja keras di laga itu,” ungkap Mohd Shafiq.
M Mirza
Thailand dinobatkan sebagai pemenang Piala AFF tahun ini setelah unggul agregat gol 5-3. Tim Negeri Gajah Putih itu sebelumnya melumat Malaysia 2-0 pada pertemuan pertama di Rajamangala Stadium, Bangkok, Thailand, Rabu (17/12). Keberhasilan itu membuat seluruh pemain beserta ofisial Thailand larut dalam kegembiraan.
Maklum, mereka sempat frustrasi ketika Malaysia unggul tiga gol terlebih dahulu melalui gol penalti Mohd Shafiq Rahim pada menit ketujuh dan gol spektakulernya melalui set piece (58) serta gol Mahayudin sebelum turun minum. Tiga gol itu membuat Thailand sempat tertinggal agregat 2- 3. Namun mereka tak mau menyerah. Thailand ingin membuktikan diri bisa keluar dari tekanan.
Keberuntungan pun akhirnya berpihak kepada Adisak Kraisorn dkk pada 10 menit jelang bubaran. Thailand memecahkan kebuntuan melalui gol Charyl Chappuis pada menit ke-82 serta gol Chanathip Songkrasin enam menit kemudian. Gol itu cukup membuat Thailand mengulang prestasi serupa di Piala AFF 1996, 2000, dan 2002.
Keberhasilan itu membuat Thailand mengoleksi empat gelar juara di turnamen tersebut, menyamai capaian Singapura pada edisi 1998, 2004, 2007, 2012. Pelatih Thailand Kiatisuk Senamuang mengaku timnya mendapat berkah dalam tempo 10 menit di akhir pertandingan. Padahal, pelatih berusia 41 tahun ini tak lepas dari tekanan ketika timnya gagal memecah kebuntuan di pertandingan tersebut.
”Keberuntungan berpihak kepada kami. Di saat mengalami tekanan, kami akhirnya bisa keluar dari kemelut tersebut,” ujar Kiatisuk seperti dilansir Reuters. Akan tetapi, mantan Pelatih Chonburi FC itu tak menepis bahwa keberhasilan timnya menjuarai turnamen tersebut tak lepas dari semangat pantang menyerah yang ditunjukkan anak didiknya. Tanpa motivasi itu, Kiatisuk tak yakin timnya bisa meluapkan euforia di kandang Malaysia.
”Saya harus memberi acungan jempol kepada seluruh pemain. Mereka tak memperlihatkan sikap menyerah di laga tersebut. Mungkin sikap itu merupakan salah satu keberhasilan kami meski keberuntungan tetap menjadi pembeda di laga tersebut,” ujar Kiatisuk. Sementara fans tuan rumah tak bisa menutupi kekecewaan mereka setelah melihat Harimau Malaya gagal memenangi turnamen tersebut.
Padahal mereka sempat melakukan euforia hingga 10 menit sebelum malapetaka itu datang menghancurkan harapan negeri jiran. Ya, keteledoran pemain Malaysia menjadi berkat Thailand bisa mencetak dua gol di pertandingan tersebut. Pelatih Malaysia Dollah Salleh membenarkan pemainnya lengah jelang 10 menit waktu normal babak kedua berakhir. Pecahnya konsentrasi Mohd Safiq Rahim dkk membuat Thailand bisa bangkit dari keterpurukan.
”Saya harus mengakui bahwa kemenangan ini tak berarti apaapa. Kami sangat teledor membiarkan mereka mengeksploitasi kami. Padahal, kami bisa mengukir sejarah indah, tetapi hancur dalam tempo 10 menit,” ujar Dollah seperti dilansir The Stars. Namun Dollah tetap mengapresiasi perjuangan anak didiknya.
Pelatih berusia 51 tahun ini menilai timnya bisa merepotkan permainan lawan, bahkan membuat frustrasi Thailand sebelum merengkuh gelar juara Piala AFF tahun ini. ”Ini adalah permainan dan kami telah menunjukkan semangat kami. Saya berharap hasil ini akan menjadi pembelajaran agar kami lebih matang ke depannya,” ujar Dollah.
Sementara Mohd Safiq, gelandang Malaysia, tak percaya timnya gagal mempertahankan keunggulan hingga akhir pertandingan. Dia sempat optimistis timnya bakal menjuarai turnamen itu, mengulang capaian empat tahun silam. Malaysia sebelumnya mengangkat trofi Piala AFF 2010 dengan menghancurkan impian timnas Indonesia di final dengan agregat 4-2.
Yang jelas, Mohd Safiq bisa berbangga diri. Gelandang milik Johor Darul Takzim itu dinobatkan sebagai top skor di turnamen itu setelah mengoleksi 6 gol. Capaian itu melampaui torehan rekan senegaranya, Safee Sali, dengan 5 gol pada Piala AFF 2010. ”Kami mungkin memahami kesedihan semua masyarakat Malaysia. Terpenting kami telah menunjukkan semangat bekerja keras di laga itu,” ungkap Mohd Shafiq.
M Mirza
(bbg)