Sepak Bola, Natal, dan Pesan Perdamaian
A
A
A
Sepak bola sebagai alat pemersatu bisa dikatakan benar. Buktinya saat bertepatan momen Natal kemarin, tentara Inggris dan Jerman berkumpul menjadi satu saat terlibat dalam permainan si kulit bundar di Kabul, Afghanistan, kemarin.
Pertandingan itu digelar memiliki banyak tujuan. Selain melupakan momen satu abad lalu ketika mereka saling bunuh saat Perang Dunia I pada 1914, pertandingan itu bertujuan sebagai pesan perdamaian pada momen Natal tahun ini. Karena itu, pertandingan pada momen gencatan senjata tersebut begitu dinikmati kedua pihak.
Mereka tak terkesan seperti timnas Inggris dan Jerman yang saling mengalahkan ketika berjumpa di ajang resmi ataupun persahabatan. Sebab, tujuan utama dari pertandingan ini adalah kemanusiaan. Mereka wajar melakukan itu karena lebih dari satu dekade telah berkoalisi menghadapi gempuran tentara pemberontak Taliban.
Mereka berharap pertandingan ini tak hanya mempererat hubungan kedua pihak, tapi juga mengikis konflik yang telah terjadi selama 10 tahun terakhir di Afghanistan. ”Lihat persahabatan kami di sini. Momen ini menunjukkan kesatuan lebih baik daripada perdebatan,” ungkap Brigadir James Stopford, komandan pasukan Inggris di Afghanistan, dikutip Reuters.
Kapten AD Chater, salah satu tentara Inggris, mengatakan bahwa momen ini merupakan pemandangan paling luar biasa yang pernah disaksikan semua orang di sini dalam beberapa tahun terakhir. Pada momen itu semua saling berjabat tangan berharap kebahagiaan satu sama lain. Momen itu makin mengesankan karena koalisi mereka akan berakhir tahun ini.
”Koalisi kami memang belum bisa mengalahkan Taliban. Tapi, itu tak penting karena pertandingan persahabatan ini menunjukkan kami begitu terbuka akan perdamaian. Kami berharap konflik berkepanjangan di sini akan segera berakhir,” ujar Chater.
Edi Yuli
Pertandingan itu digelar memiliki banyak tujuan. Selain melupakan momen satu abad lalu ketika mereka saling bunuh saat Perang Dunia I pada 1914, pertandingan itu bertujuan sebagai pesan perdamaian pada momen Natal tahun ini. Karena itu, pertandingan pada momen gencatan senjata tersebut begitu dinikmati kedua pihak.
Mereka tak terkesan seperti timnas Inggris dan Jerman yang saling mengalahkan ketika berjumpa di ajang resmi ataupun persahabatan. Sebab, tujuan utama dari pertandingan ini adalah kemanusiaan. Mereka wajar melakukan itu karena lebih dari satu dekade telah berkoalisi menghadapi gempuran tentara pemberontak Taliban.
Mereka berharap pertandingan ini tak hanya mempererat hubungan kedua pihak, tapi juga mengikis konflik yang telah terjadi selama 10 tahun terakhir di Afghanistan. ”Lihat persahabatan kami di sini. Momen ini menunjukkan kesatuan lebih baik daripada perdebatan,” ungkap Brigadir James Stopford, komandan pasukan Inggris di Afghanistan, dikutip Reuters.
Kapten AD Chater, salah satu tentara Inggris, mengatakan bahwa momen ini merupakan pemandangan paling luar biasa yang pernah disaksikan semua orang di sini dalam beberapa tahun terakhir. Pada momen itu semua saling berjabat tangan berharap kebahagiaan satu sama lain. Momen itu makin mengesankan karena koalisi mereka akan berakhir tahun ini.
”Koalisi kami memang belum bisa mengalahkan Taliban. Tapi, itu tak penting karena pertandingan persahabatan ini menunjukkan kami begitu terbuka akan perdamaian. Kami berharap konflik berkepanjangan di sini akan segera berakhir,” ujar Chater.
Edi Yuli
(ars)