Tokyo Pusing Cari Venue Dayung Olimpiade 2020
Jum'at, 26 Desember 2014 - 14:15 WIB
Tokyo Pusing Cari Venue Dayung Olimpiade 2020
A
A
A
TOKYO - Sebagai tuan rumah Olimpiade 2020, Tokyo tengah dipusingkan mencari venue untuk cabang olah raga dayung. Di sisi lain untuk membangun arena perlombaan baru diperlukan biaya besar yang rencananya akan dibangun di Tokyo Bay.
Awalnya panitia penyelenggara telah menunjuk Giju sebagai tempat alternatif. Pasalnya, arena tersebut pernah digunakan sebagai untuk kejuaraan dunia dayung pada 2005 lalu. Namun hal tersebut ditolak dengan alasan teknis dan berjarak 400 km dari dari Tokyo.
Federasi dayung sendiri sudah memberikan ketentuan, di mana tempat arena lomba tidak jauh jaraknya dengan perkampungan atlet. "Kalau letaknya jauh, kami tidak bisa menjamin akan kami pilih. Itu bukan situasi yang mudah," ungkap Presiden Dayung Dunia, Jean-Christophe Rolland dilansir insidethegames, Jumat (26/12/2014).
Tidak ada jalan lain memang buat panitia penyelenggara membuat arena baru sesuai dengan Agenda 2020. Hal ini juga sesuai dengan yang pernah dikampanyekan Tokyo saat ingin menjadi tuan rumah.
Fasilitas baru yang dimain nantinya akan terdiri dari dua saluran air yang menuju ke Tokyo Bay dengan dana pembangunan sekitar USD78 Juta atau setara dengan Rp973 Miliar. Di sana nantinya akan digunakan untuk nomor kano, dayung dan akan digunakan sebagai sarana rekreasi usai pergelaran olimpiade.
Namun untuk membangun arena ini sepertinya bukan hanya persoalan dana. Pasalnya, ada sejumlah bangunan yang akan dibongkar, salah satunya pabrik. Inilah yang bakal menjadi kendala baru.
"Kalau Tokyo mau berinvestasi di area tersebut, itu sangat bagus dan saya akan mendukungnya. Tapi saya tidak mau dana yang keluar nantinya tidak berhubungan dengan olah raga. Saya tidak bisa mengatakan apa-apa kalau eventnya digelar di Sea Forest atau tidak," imbuh Rolland.
Awalnya panitia penyelenggara telah menunjuk Giju sebagai tempat alternatif. Pasalnya, arena tersebut pernah digunakan sebagai untuk kejuaraan dunia dayung pada 2005 lalu. Namun hal tersebut ditolak dengan alasan teknis dan berjarak 400 km dari dari Tokyo.
Federasi dayung sendiri sudah memberikan ketentuan, di mana tempat arena lomba tidak jauh jaraknya dengan perkampungan atlet. "Kalau letaknya jauh, kami tidak bisa menjamin akan kami pilih. Itu bukan situasi yang mudah," ungkap Presiden Dayung Dunia, Jean-Christophe Rolland dilansir insidethegames, Jumat (26/12/2014).
Tidak ada jalan lain memang buat panitia penyelenggara membuat arena baru sesuai dengan Agenda 2020. Hal ini juga sesuai dengan yang pernah dikampanyekan Tokyo saat ingin menjadi tuan rumah.
Fasilitas baru yang dimain nantinya akan terdiri dari dua saluran air yang menuju ke Tokyo Bay dengan dana pembangunan sekitar USD78 Juta atau setara dengan Rp973 Miliar. Di sana nantinya akan digunakan untuk nomor kano, dayung dan akan digunakan sebagai sarana rekreasi usai pergelaran olimpiade.
Namun untuk membangun arena ini sepertinya bukan hanya persoalan dana. Pasalnya, ada sejumlah bangunan yang akan dibongkar, salah satunya pabrik. Inilah yang bakal menjadi kendala baru.
"Kalau Tokyo mau berinvestasi di area tersebut, itu sangat bagus dan saya akan mendukungnya. Tapi saya tidak mau dana yang keluar nantinya tidak berhubungan dengan olah raga. Saya tidak bisa mengatakan apa-apa kalau eventnya digelar di Sea Forest atau tidak," imbuh Rolland.
(bbk)
