Tolak Satu Wilayah
A
A
A
BANDUNG - Format satu wilayah yang akan digulirkan di Indonesia Super League (ISL) 2015 belum sepenuhnya mendapat persetujuan klub. Setidaknya dua klub asal Jawa Barat, Persib Bandung dan Pelita Bandung Raya (PBR), mengaku kurang setuju dengan sistem satu wilayah.
Keberatan kubu Persib disampaikan langsung Manajer Persib Umuh Muchtar saat ditemui di mes Persib, Ahmad Yani, Bandung, kemarin. Menurut Umuh, perubahan format tersebut membuat kompetisi berjalan kurang menarik.
Persib secara terbuka berharap agar PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi tertinggi Tanah Air tetap melaksanakan pertandingan dengan format dua wilayah, seperti musim 2014. ”Dua wilayah itu hebat. Saya lebih setuju begitu (dua wilayah). Karena lebih ramai juga. Kalau satu wilayah lebih repot pastinya. Belum lagi biaya juga akan lebih tinggi dan waktu yang sangat melelahkan karena banyak pertandingan yang harus dilalui,” ujar Umuh.
Bagi juara ISL 2014 tersebut, finansial sebenarnya tidak terlalu dipermasalahkan karena sejauh ini tim berjuluk Maung Bandungitu menjadi salah satu tim penghuni ISL yang jarang mendapatkan sorotan. Artinya, tidak pernah menunggak gaji para pemainnya. Berbeda dengan tetangganya PBR. Hingga saat ini manajemen tim yang berjuluk The Boys Are Back tersebut belum membereskan gaji para pemainnya.
Padahal, Kompetisi ISL 2014 telah berakhir sejak November lalu. Faktor tersebut membuat Pelatih PBR Dejan Antonic berkeinginan Kompetisi ISL 2015 mendatang tetap menggunakan format dua wilayah. Jika satu wilayah biaya cukup tinggi akan dikeluarkan manajemen PBR sehingga berakibat buruk bagi para pemainnya.
”Saya pikir tidak bagus kalau satu wilayah. Itu keputusan salah seharusnya dua wilayah seperti kemarin. Kalau satu wilayah mungkin akan ada tim yang hancur karena banyak biaya yang keluar,” ujar Dejan. Namun, Dejan memahami tidak bisa memaksakan keinginannya mengingat keputusan format kompetisi ada di tangan PSSI dan PT Liga Indonesia.
”Tapi, itu sudah keputusan, kami harus jalani. Ini hanya pendapat saya saja,” tuturnya. Format satu wilayah akan berdampak buruk bagi para pemain yang terpilih membela tim nasional karena pemain akan bermain lebih banyak. Selain harus membela timnas, bermain di ISL ditambah bertarung di Piala Indonesia, juga beberapa kejuaraan lain seperti persiapan SEA Games.
Kompetisi ISL 2015 akan digulirkan pada 1 Februari 2015. PT Liga Indonesia telah memberikan pernyataan akan menggunakan format satu wilayah dengan jumlah peserta 20 tim. Sejarah mencatat terakhir kali kompetisi sepak bola tertinggi di Tanah Air menggunakan format dua wilayah pada 2007/2008.
Saat itu masih bernama Liga Indonesia dan diikuti 18 tim untuk wilayah Barat serta 18 tim lain bermain untuk Wilayah Timur. Setelah itu kompetisi menggunakan format satu wilayah yang bertahan hingga 2012-2013. Namun, saat musim 2014 PT Liga terpaksa harus menggunakan kembali format dua wilayah lantaran dualisme yang terjadi antara ISL dan Indonesian Premier League (IPL).
Musim 2015 ini format satu wilayah kembali digulirkan karena tertuang dalam Manual Liga. Format satu wilayah itu juga terjadi pada liga Eropa, seperti Inggris, Italia, Spanyol.
Muhammad ginanjar
Keberatan kubu Persib disampaikan langsung Manajer Persib Umuh Muchtar saat ditemui di mes Persib, Ahmad Yani, Bandung, kemarin. Menurut Umuh, perubahan format tersebut membuat kompetisi berjalan kurang menarik.
Persib secara terbuka berharap agar PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi tertinggi Tanah Air tetap melaksanakan pertandingan dengan format dua wilayah, seperti musim 2014. ”Dua wilayah itu hebat. Saya lebih setuju begitu (dua wilayah). Karena lebih ramai juga. Kalau satu wilayah lebih repot pastinya. Belum lagi biaya juga akan lebih tinggi dan waktu yang sangat melelahkan karena banyak pertandingan yang harus dilalui,” ujar Umuh.
Bagi juara ISL 2014 tersebut, finansial sebenarnya tidak terlalu dipermasalahkan karena sejauh ini tim berjuluk Maung Bandungitu menjadi salah satu tim penghuni ISL yang jarang mendapatkan sorotan. Artinya, tidak pernah menunggak gaji para pemainnya. Berbeda dengan tetangganya PBR. Hingga saat ini manajemen tim yang berjuluk The Boys Are Back tersebut belum membereskan gaji para pemainnya.
Padahal, Kompetisi ISL 2014 telah berakhir sejak November lalu. Faktor tersebut membuat Pelatih PBR Dejan Antonic berkeinginan Kompetisi ISL 2015 mendatang tetap menggunakan format dua wilayah. Jika satu wilayah biaya cukup tinggi akan dikeluarkan manajemen PBR sehingga berakibat buruk bagi para pemainnya.
”Saya pikir tidak bagus kalau satu wilayah. Itu keputusan salah seharusnya dua wilayah seperti kemarin. Kalau satu wilayah mungkin akan ada tim yang hancur karena banyak biaya yang keluar,” ujar Dejan. Namun, Dejan memahami tidak bisa memaksakan keinginannya mengingat keputusan format kompetisi ada di tangan PSSI dan PT Liga Indonesia.
”Tapi, itu sudah keputusan, kami harus jalani. Ini hanya pendapat saya saja,” tuturnya. Format satu wilayah akan berdampak buruk bagi para pemain yang terpilih membela tim nasional karena pemain akan bermain lebih banyak. Selain harus membela timnas, bermain di ISL ditambah bertarung di Piala Indonesia, juga beberapa kejuaraan lain seperti persiapan SEA Games.
Kompetisi ISL 2015 akan digulirkan pada 1 Februari 2015. PT Liga Indonesia telah memberikan pernyataan akan menggunakan format satu wilayah dengan jumlah peserta 20 tim. Sejarah mencatat terakhir kali kompetisi sepak bola tertinggi di Tanah Air menggunakan format dua wilayah pada 2007/2008.
Saat itu masih bernama Liga Indonesia dan diikuti 18 tim untuk wilayah Barat serta 18 tim lain bermain untuk Wilayah Timur. Setelah itu kompetisi menggunakan format satu wilayah yang bertahan hingga 2012-2013. Namun, saat musim 2014 PT Liga terpaksa harus menggunakan kembali format dua wilayah lantaran dualisme yang terjadi antara ISL dan Indonesian Premier League (IPL).
Musim 2015 ini format satu wilayah kembali digulirkan karena tertuang dalam Manual Liga. Format satu wilayah itu juga terjadi pada liga Eropa, seperti Inggris, Italia, Spanyol.
Muhammad ginanjar
(ars)