Terancam Lengser
A
A
A
LONDON - Untuk pertama kalinya dalam lima musim, Chelsea tumbang pada laga awal tahun. The Blues, julukan Chelsea, menyerah 3-5 dari Tottenham Hotspur di White Hart Lane dini hari kemarin.
Hasil ini bisa menyebabkan mereka akan kehilangan takhta. Chelsea sempat jadi favorit utama merebut gelar Liga Primer musim ini. Prediksi itu menguat karena pasukan Jose Mourinho belum pernah takluk dan terus memuncaki klasemen. Hingga pertandingan ke-14, klub London Barat itu mengumpulkan 36 angka dan memimpin enam angka atas Manchester City (Man City) sebagai runner-up.
Namun, keunggulan The Blues perlahan menyusut. Puncaknya setelah Harry Kane (30, 52), Danny Rose (44), Andros Townsend (45- pinalti), dan Nacer Chadli (78) menjebol gawang Thibaut Courtois. Lima gol itu membuat upaya Diego Costa (18), Eden Hazard (61), dan John Terry (87) urung membuahkan angka maksimal.
Kekalahan di White Hart Lane itu memaksa Chelsea meraih satu angka dari dua partai Liga Primer terakhir. Imbasnya, Terry dkk harus berbagi ”singgasana” bersama The Citizens, julukan Manchester City. Keduanya kini mencatat hasil sama, baik itu angka dan produktivitas gol. Mereka mengumpulkan 46 angka, memasukkan 44 gol, dan kemasukan 19 gol.
Man City menyamai Chelsea seusai memukul Sunderland 3-2 di Etihad Stadium. ”Saya pikir kami membuat beberapa kesalahan saat bertahan. Para pemain bertahan membuat kesalahan individu. Tidak mudah bagi para pemain belakang meredam Nacer Chadli dan Harry Kane,” ujar Mourinho, dilansir Daily Mail. Ini pertama kalinya dalam sejarah Liga Primer ada dua klub memiliki nilai total yang sama.
Seharusnya Chelsea dan Man City sama-sama bertengger di puncak. Namun, komite Liga Primer memutuskan menempatkan Chelsea di atas karena memiliki abjad depan lebih dulu ketimbang Man City. Namun, jika situasi ini terjadi pada akhir musim, keduanya bakal melakukan play-off. Hasil ini sekaligus merusak hegemoni Chelsea yang selalu merengkuh angka pada awal tahun.
Terakhir kali mereka terpeleset pada permulaan Januari saat dihajar Manchester United (MU) 3-0 pada 2009. Ini juga menjadi pertanda buruk Chelsea, karena bukan tidak mungkin terjadi deja vu. Musim lalu Chelsea hampir mengangkat trofi, tapi justru Man City yang berjaya ketika kompetisi usai.
”Anda bisa berbicara soal momen-momen krusial di laga tersebut. Namun, saya lebih suka fokus pada hasilnya. Para pemain sudah berusaha semampu mereka, tapi gol kelima sedikit menutup peluang kami,” ujar Mourinho. Sekarang Chelsea tidak bisa lagi bersantai. Mereka wajib menundukkan Newcastle United di Stamford Bridge, Sabtu (10/1), bila tidak ingin dikudeta.
Soalnya, pada waktu yang sama Man City diyakini bakal menang waktu menyambangi Everton di Goodison Park. Bukan hanya waktu jumpa Newcastle, Chelsea juga harus memenangi seluruh partai tersisa agar juara. Sayangnya, fakta itu pula yang menjadi kendala. Chelsea kehilangan banyak angka pada paruh kedua musim lalu. Kala itu mereka menelan 3 imbang dan 3 kalah. Sementara Man City cuma mencatat 3 imbang dan 2 kalah.
M Mirza
Hasil ini bisa menyebabkan mereka akan kehilangan takhta. Chelsea sempat jadi favorit utama merebut gelar Liga Primer musim ini. Prediksi itu menguat karena pasukan Jose Mourinho belum pernah takluk dan terus memuncaki klasemen. Hingga pertandingan ke-14, klub London Barat itu mengumpulkan 36 angka dan memimpin enam angka atas Manchester City (Man City) sebagai runner-up.
Namun, keunggulan The Blues perlahan menyusut. Puncaknya setelah Harry Kane (30, 52), Danny Rose (44), Andros Townsend (45- pinalti), dan Nacer Chadli (78) menjebol gawang Thibaut Courtois. Lima gol itu membuat upaya Diego Costa (18), Eden Hazard (61), dan John Terry (87) urung membuahkan angka maksimal.
Kekalahan di White Hart Lane itu memaksa Chelsea meraih satu angka dari dua partai Liga Primer terakhir. Imbasnya, Terry dkk harus berbagi ”singgasana” bersama The Citizens, julukan Manchester City. Keduanya kini mencatat hasil sama, baik itu angka dan produktivitas gol. Mereka mengumpulkan 46 angka, memasukkan 44 gol, dan kemasukan 19 gol.
Man City menyamai Chelsea seusai memukul Sunderland 3-2 di Etihad Stadium. ”Saya pikir kami membuat beberapa kesalahan saat bertahan. Para pemain bertahan membuat kesalahan individu. Tidak mudah bagi para pemain belakang meredam Nacer Chadli dan Harry Kane,” ujar Mourinho, dilansir Daily Mail. Ini pertama kalinya dalam sejarah Liga Primer ada dua klub memiliki nilai total yang sama.
Seharusnya Chelsea dan Man City sama-sama bertengger di puncak. Namun, komite Liga Primer memutuskan menempatkan Chelsea di atas karena memiliki abjad depan lebih dulu ketimbang Man City. Namun, jika situasi ini terjadi pada akhir musim, keduanya bakal melakukan play-off. Hasil ini sekaligus merusak hegemoni Chelsea yang selalu merengkuh angka pada awal tahun.
Terakhir kali mereka terpeleset pada permulaan Januari saat dihajar Manchester United (MU) 3-0 pada 2009. Ini juga menjadi pertanda buruk Chelsea, karena bukan tidak mungkin terjadi deja vu. Musim lalu Chelsea hampir mengangkat trofi, tapi justru Man City yang berjaya ketika kompetisi usai.
”Anda bisa berbicara soal momen-momen krusial di laga tersebut. Namun, saya lebih suka fokus pada hasilnya. Para pemain sudah berusaha semampu mereka, tapi gol kelima sedikit menutup peluang kami,” ujar Mourinho. Sekarang Chelsea tidak bisa lagi bersantai. Mereka wajib menundukkan Newcastle United di Stamford Bridge, Sabtu (10/1), bila tidak ingin dikudeta.
Soalnya, pada waktu yang sama Man City diyakini bakal menang waktu menyambangi Everton di Goodison Park. Bukan hanya waktu jumpa Newcastle, Chelsea juga harus memenangi seluruh partai tersisa agar juara. Sayangnya, fakta itu pula yang menjadi kendala. Chelsea kehilangan banyak angka pada paruh kedua musim lalu. Kala itu mereka menelan 3 imbang dan 3 kalah. Sementara Man City cuma mencatat 3 imbang dan 2 kalah.
M Mirza
(bbg)