Manajemen PSMS Pecah
A
A
A
MEDAN - Batalnya Turnamen Marahalim Cup 2015 berbuntut panjang. Manajemen PSMS Medan terbelah.
Ketua Umum PSMS Indra Sakti Harahap mengeluarkan Surat Keputusan (SK) No: 2/PSMS/I/K/ 2015 tentang Manajer PSMS pada Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2015. SK tersebut menunjuk Ahmad Rivai Lubis sebagai manajer. Rivai bukan orang asing bagi Ayam Kinantan.
Dia pernah menjadi manajer PSMS di Divisi Utama 2014. Rivai pun membentuk struktur kepengurusan dengan mengangkat sekretaris tim, pelatih, dan humas. SK Indra Sakti juga mengangkat manajemen PSMS yang baru, yakni Fauzi Wahyu sebagai CEO, Jefrizal sebagai pelatih, Edi Sofyan sebagai sekretaris tim, dan Nata Simangunsong sebagai humas. Rivai menjelaskan, alasan dikeluarkannya SK tersebut karena batalnya Turnamen Marahalim Cup 2015.
“Setelah skuad untuk Marahalim Cup dibubarkan, langsung Bang Indra memberi SK memerintahkan saya untuk mempersiapkan tim Divisi Utama. Saya ditugaskan melakukan pemanggilan pemain dan sebagainya yang berhubungan dengan pembentukan tim PSMS,” ujar Rivai, dalam keterangan persnya kepada wartawan, kemarin. Namun, Rivai tidak menjelaskan terkait proses mengenai terpilihnya manajemen baru yang diumumkan dalam konferensi pres.
“Hal-hal mengenai kekurangan masalah SK dan proses transisi peralihan CEO akan dibahas dalam konferensi pers berikutnya. Kami menggelar acara ini pastinya kami bertanggung jawab,” ujarnya. Di tempat terpisah, CEO PSMS Medan sebelum SK Indra Sakti Harahap keluar, Sunardi A mengatakan, SK tersebut ilegal. Sebab, dia masih sebagai CEO di PSMS. Menurut Sunardi, dia sudah menghubungi Indra Sakti untuk melakukan rapat pada 7 Januari mendatang.
“Tidak betul, itu ilegal. Pengangkatan apa pun harus ada rapat. Bahkan, yang mengeluarkan SK Manajer itu CEO. Jadi, harus ada tanda tangan saya. Itu pun harus dihadiri ketua umum, sekretaris umum, ketua harian, dan pengurus PSMS lainnya,” ujarnya. Dia mengatakan, jangan ada lagi hal yang bisa menghancurkan PSMS. Hal yang seperti ini tentu bisa merusak PSMS. Dia juga mengutarakan kekecewaannya dengan adanya konferensi pers tersebut.
“Jangan buat hal yang bisa merusak PSMS. Mereka itu tidak paham dengan mekanisme administrasi keprotokoleran dan organisasi. Kenapa tiba-tiba bisa muncul manajemen PSMS tanpa ada rapat terlebih dahulu. Selama ini ke mana mereka, apa mereka peduli dengan PSMS? Kami mau PSMS maju terus.
Kalau begini kantanda tanya besar kepada kami. Ada apa dengan mereka yang berambisi untuk duduk di pengurusan manajemen,” ungkapnya. Sementara itu, Pelatih Kepala PSMS Legirin menyayangkan dengan terbentuk manajemen PSMS tandingan yang berambisi untuk duduk di kepengurusan pada Divisi Utama 2015.
Haris dasril
Ketua Umum PSMS Indra Sakti Harahap mengeluarkan Surat Keputusan (SK) No: 2/PSMS/I/K/ 2015 tentang Manajer PSMS pada Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2015. SK tersebut menunjuk Ahmad Rivai Lubis sebagai manajer. Rivai bukan orang asing bagi Ayam Kinantan.
Dia pernah menjadi manajer PSMS di Divisi Utama 2014. Rivai pun membentuk struktur kepengurusan dengan mengangkat sekretaris tim, pelatih, dan humas. SK Indra Sakti juga mengangkat manajemen PSMS yang baru, yakni Fauzi Wahyu sebagai CEO, Jefrizal sebagai pelatih, Edi Sofyan sebagai sekretaris tim, dan Nata Simangunsong sebagai humas. Rivai menjelaskan, alasan dikeluarkannya SK tersebut karena batalnya Turnamen Marahalim Cup 2015.
“Setelah skuad untuk Marahalim Cup dibubarkan, langsung Bang Indra memberi SK memerintahkan saya untuk mempersiapkan tim Divisi Utama. Saya ditugaskan melakukan pemanggilan pemain dan sebagainya yang berhubungan dengan pembentukan tim PSMS,” ujar Rivai, dalam keterangan persnya kepada wartawan, kemarin. Namun, Rivai tidak menjelaskan terkait proses mengenai terpilihnya manajemen baru yang diumumkan dalam konferensi pres.
“Hal-hal mengenai kekurangan masalah SK dan proses transisi peralihan CEO akan dibahas dalam konferensi pers berikutnya. Kami menggelar acara ini pastinya kami bertanggung jawab,” ujarnya. Di tempat terpisah, CEO PSMS Medan sebelum SK Indra Sakti Harahap keluar, Sunardi A mengatakan, SK tersebut ilegal. Sebab, dia masih sebagai CEO di PSMS. Menurut Sunardi, dia sudah menghubungi Indra Sakti untuk melakukan rapat pada 7 Januari mendatang.
“Tidak betul, itu ilegal. Pengangkatan apa pun harus ada rapat. Bahkan, yang mengeluarkan SK Manajer itu CEO. Jadi, harus ada tanda tangan saya. Itu pun harus dihadiri ketua umum, sekretaris umum, ketua harian, dan pengurus PSMS lainnya,” ujarnya. Dia mengatakan, jangan ada lagi hal yang bisa menghancurkan PSMS. Hal yang seperti ini tentu bisa merusak PSMS. Dia juga mengutarakan kekecewaannya dengan adanya konferensi pers tersebut.
“Jangan buat hal yang bisa merusak PSMS. Mereka itu tidak paham dengan mekanisme administrasi keprotokoleran dan organisasi. Kenapa tiba-tiba bisa muncul manajemen PSMS tanpa ada rapat terlebih dahulu. Selama ini ke mana mereka, apa mereka peduli dengan PSMS? Kami mau PSMS maju terus.
Kalau begini kantanda tanya besar kepada kami. Ada apa dengan mereka yang berambisi untuk duduk di pengurusan manajemen,” ungkapnya. Sementara itu, Pelatih Kepala PSMS Legirin menyayangkan dengan terbentuk manajemen PSMS tandingan yang berambisi untuk duduk di kepengurusan pada Divisi Utama 2015.
Haris dasril
(ars)