Asa Kanguru

Jum'at, 09 Januari 2015 - 11:09 WIB
Asa Kanguru
Asa Kanguru
A A A
Australia bertekad meraih gelar bergengsi pertamanya setelah berganti konfederasi pada 2006. Status tuan rumah akan dijadikan modal bagi tim Kanguru untuk menjuarai Piala Asia 2015.

Australia nyaris tidak tertandingi saat masih berkecimpung di Oceania. Terhitung dari 1980 sampai 2006, The Socceroos memenangi 4 Piala OFC dan 2 kali runner-up . Namun, setelah merapat ke Asia, tim asuhan Ange Postecoglou itu selalu gagal mendapatkan trofi.

Sejarah mencatat, Australia terhenti pada perempat final Piala Asia 2007 yang diselenggarakan Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Juaranya Irak seusai menundukkan Arab Saudi 1-0. Prestasi Australia pada 2011 di Qatar meningkat, yakni masuk final. Sayang, mereka menyerah 0-1 dari Jepang. Peluang Australia menebus kegagalan itu kini terbuka, terlebih ini momen bersejarah. Ini pertama kalinya Australia menjadi tuan rumah Piala Asia.

Pastinya sangat membanggakan bila Mile Jedinak dkk dapat mengangkat trofi di depan pendukung setianya. Hanya, untuk sampai ke final, Australia harus melewati penyisihan Grup A. Perjuangan dimulai dengan menjamu Kuwait di Melbourne Rectangular Stadium, hari ini.

“Kami akan menghadapi lawan yang memiliki gaya permainan berbeda. Namun, kami akan berusaha mengerahkan yang terbaik dan menciptakan peluang sebanyak mungkin,” ucap Mark Bresciano, dilansir Soccerway . Angka penuh atas Kuwait mutlak diperlukan Australia lantaran Grup A bisa dianggap grup neraka.

Di sini ikut tergabung Korea Selatan (Korsel), yang pernah dua kali menjadi juara Benua Kuning. Kuwait juga bukan tim lemah. Pasukan Nabil Maaloul itu sempat merajai edisi 1980 dan kerap bermain bagus plus lolos ke fase knock-out.

Sementara Oman bisa dibilang kuda hitam. Tim besutan Paul Le Guen itu menjadi salah satu pemuncak grup pada fase kualifikasi. Padahal, mereka harus bersaing dengan Yordania, Suriah, dan Singapura. Celakanya hanya dua tim teratas yang berhak melaju ke fase selanjutnya. Besar kemungkinan Australia akan terdampar di posisi 3 bila tumbang dari Kuwait.

Kekalahan pada laga pembuka bisa memaksa mereka terlibat pertarungan hidupmati melawan Korsel, yang merupakan partai penutup. Itu dapat terjadi karena Korsel diprediksi mampu menjinakkan Oman di Canberra Stadium.

“Kami sudah menjalani sejumlah pertandingan internasional. Kami tampil di Piala Dunia (2014). Itu turnamen yang membuat kami kian matang. Tim ini kini bisa menerapkan permainan menyerang. Namun, saya yakin tim lain akan berusaha menghentikan kami,” ungkap Bresciano. Bresciano boleh merasa optimistis. Namun, Australia tidak boleh sombong. Meski hadir di Brasil, hasilnya sangat mengecewakan, yaitu terus kalah.

Faktanya, selama 11 pertandingan terbarunya, Australia hanya mencatat 1 menang dan 2 imbang. Bahkan, waktu bersua Jepang pada laga persahabatan, mereka takluk 1-2. Sementara itu, Kuwait hanya sekali terpeleset dari delapan laga terbaru, sisanya 3 menang dan 4 imbang. Motivasi mereka juga sedang tinggi karena diasuh pelatih baru. Tidak boleh dilupakan, Kuwait tidak pernah kalah dari tiga pertemuan terkini dengan Australia. Rinciannya, 2 menang dan 1 imbang.

“Kami punya peluang 50:50. Australia menjadi tuan rumah. Tentu ini akan menambah beban bagi mereka. Kuwait juga pernah menang di Australia. Jadi, kami yakin bisa melakukannya lagi,” pungkas asisten pelatih Kuwait, Nader Daoud.

M mirza
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.6594 seconds (0.1#10.140)