Kena Sanksi WTA, HKTA Ajukan Banding
A
A
A
KANADA - Penarikan Eugenie Bouchard beberapa saat sebelum turnamen Hong Kong Terbuka pada September lalu berbuntut panjang. Pasalnya keputusan itu telah memicu kemarahan baik dari pihak penyelenggara maupun Asosiasi Tenis Hong Kong (HKTA).
Saat itu presiden HKTA Herbert Chow-Siu-Lung sempat melontarkan kekesalannya kepada Bouchard dengan mengatakan bahwa the next Maria Sharapova itu mungkin kelalahan pasca menjalani turnamen bergengsi AS Terbuka. Namun Asosiasi Tenis Wanita (WTA) justru menanggapi komentar itu dengan serius.
Bahkan badan yang mengurusi olah raga raket ini sampai memberikan sanksi berupa denda sebesar USD10 ribu atau sekira Rp125 juta. WTA menganggap bahwa HKTA telah menghancurkan reputasi Bouchard.
Tak terima dengan sanksi tersebut Herbert Chow tengah berupaya mengajukan banding. Karena HKTA menganggap setiap orang memiliki kebebasan berbicara, sehingga apa yang telah diutarakannya itu tidak sepatutnya mendapatkan sanksi.
"Saya melihat ini sebagai tindakan bullying dan intimidasi. Saya meminta agar dewan HKTA merespon dan bertanggung jawab atas ketidakadilan tersebut dari WTA. Saya kecewa mengapa WTA mengambil tindakan kecil seperti ini untuk menghukum acara baru di kalender WTA, yang dioperasikan dengan sukses," tegas Hebert Chow dikutip TorontoSun, Sabtu (10/1/2015).
"Saya bingung WTA telah mengabaikan turnamen Hong Kong Open dan hanya berfokus pada melindungi dan memanjakan satu pemain. Pelaksanaan klausul mereka dikutip dimaksudkan untuk melindungi ketiga stakeholder: turnamen, WTA dan pemain. HKTA pasti akan melakukan banding atas denda ini dan juga akan mencari permintaan maaf dari WTA. Fakta ini tidak akan mempengaruhi acara pada 2015, namun dewan akan mempertimbangkan serius jika WTA akan menjadi mitra jangka panjang atau tidak."
Wakil presiden eksekutif WTA, Laurence Applebaum, menjawab bahwa kritikan HKTA terhadap Bouchard telah melanggar aturan internasional WTA.
"Kata-kata mengkritik Bouchard telah gagal untuk menghormati komitmen, dengan tidak menjaga janji. Pihak penyelenggara maupun HKTA seharusnya tidak membuat komentar seperti di depan umum, agar tidak membiarkan serangan media untuk turnamen, sponsor, pemain atau WTA," timpal Applebaum.
Saat itu presiden HKTA Herbert Chow-Siu-Lung sempat melontarkan kekesalannya kepada Bouchard dengan mengatakan bahwa the next Maria Sharapova itu mungkin kelalahan pasca menjalani turnamen bergengsi AS Terbuka. Namun Asosiasi Tenis Wanita (WTA) justru menanggapi komentar itu dengan serius.
Bahkan badan yang mengurusi olah raga raket ini sampai memberikan sanksi berupa denda sebesar USD10 ribu atau sekira Rp125 juta. WTA menganggap bahwa HKTA telah menghancurkan reputasi Bouchard.
Tak terima dengan sanksi tersebut Herbert Chow tengah berupaya mengajukan banding. Karena HKTA menganggap setiap orang memiliki kebebasan berbicara, sehingga apa yang telah diutarakannya itu tidak sepatutnya mendapatkan sanksi.
"Saya melihat ini sebagai tindakan bullying dan intimidasi. Saya meminta agar dewan HKTA merespon dan bertanggung jawab atas ketidakadilan tersebut dari WTA. Saya kecewa mengapa WTA mengambil tindakan kecil seperti ini untuk menghukum acara baru di kalender WTA, yang dioperasikan dengan sukses," tegas Hebert Chow dikutip TorontoSun, Sabtu (10/1/2015).
"Saya bingung WTA telah mengabaikan turnamen Hong Kong Open dan hanya berfokus pada melindungi dan memanjakan satu pemain. Pelaksanaan klausul mereka dikutip dimaksudkan untuk melindungi ketiga stakeholder: turnamen, WTA dan pemain. HKTA pasti akan melakukan banding atas denda ini dan juga akan mencari permintaan maaf dari WTA. Fakta ini tidak akan mempengaruhi acara pada 2015, namun dewan akan mempertimbangkan serius jika WTA akan menjadi mitra jangka panjang atau tidak."
Wakil presiden eksekutif WTA, Laurence Applebaum, menjawab bahwa kritikan HKTA terhadap Bouchard telah melanggar aturan internasional WTA.
"Kata-kata mengkritik Bouchard telah gagal untuk menghormati komitmen, dengan tidak menjaga janji. Pihak penyelenggara maupun HKTA seharusnya tidak membuat komentar seperti di depan umum, agar tidak membiarkan serangan media untuk turnamen, sponsor, pemain atau WTA," timpal Applebaum.
(sha)