Membawa Bekal Menunggu Pelukan Ronaldo
A
A
A
Menunggu adalah pekerjaan paling menjengkelkan. Namun, tidak demikian bagi Hortensia. Dia seperti tidak terpengaruh dengan suhu Zurich yang berkisar 3 derajat Celsius. Hortensia rela berkorban karena menunggu orang spesial.
Karyawati by safeweb">hotel berbintang di Zurich ini sudah hadir di Bandara Kloten, Zurich, khususnya bagian Excecu Jet, Eingang Airside, sejak pukul 10 pagi. ”Kalaupun lapar, semua sudah siap,” katanya sambil menunjukkan sekantung makanan dan minuman kepada KORAN SINDO. ”Ronaldo tahun lalu memeluk saya. Siapa tahu kali ini sempat ketemu lagi. Sampai sore pun saya akan di sini,” sambungnya.
Excecu Jet, khususnya bagian keluar masuk penumpang, adalah salah satu titik yang dikerubuti pemuja sepak bola. Selain itu, fansjuga bisa menanti di lobi Hyatt Park Hotel, Zurich, dan fan zone di depan Kongresshaus, Zurich. Di tiga titik inilah, manusia menyemut, berjubel, dan berteriak jika pujaannya lewat.
Kesempatan paling besar mendapatkan perhatian dari pujaan berada di Excecu Jet. Di sinilah Lionel Messi, Manuel Neuer, Alessandro del Piero, Thierry Henry, hingga Ronaldo masih menyempatkan diri berhenti sejenak bahkan memberikan tanda tangan. Untuk berada di posisi paling strategis, fansharus datang sejak awal. Hortensia melakukannya sejak pukul 10 pagi, dengan bekal makanan dan minuman.
Lalu, apakah Hortensia mendapatkan keinginannya dipeluk Ronaldo? ”Kali ini tidak,” kata wanita berambut pirang itu. Di depan Hyatt Park Hotel atau fan zone Kongress haus mendapatkan lambaian tangan saja sudah beruntung. Tohkerumunan massa di dua titik itu tetap padat. Untuk fan zone, panitia sudah menutup lokasi sejak pukul 15.00 waktu setempat karena area penuh.
Mereka yang datang terlambat harus puas di luar fan zone. Mereka hanya bisa mendengarkan teriakan gemuruh fansjika ada bintang lewat. Wajah pujaan tak akan terlihat dari sini. Alhasil, ada satu dua orang yang nekat memanjat patungpatung yang menghiasi Kongresshaus demi menyaksikan acara.
Ketika ribuan fansberdesakan di luar Kongresshaus, kalangan wartawan yang terakreditasi juga harus berdesakan di ruang press conferencedi bagian belakang Kongresshaus. Sekitar 300 kursi dipress conferencenyaris terisi penuh. Kalaupun ada kursi kosong, sudah ada barang yang ditinggal empunya, entah itu tas, jaket, atau laptop.
Ruangan ini juga disulap menjadi studio dadakan untuk liveatau siaran tunda. Jadilah KORAN SINDO sambil mengetik mendengarkan rekan dari Portugal, dengan bahasa Portugis tentunya berteriak-teriak tentang Ballon d’Or. Nama Ronaldo nyaris disebut saban kali dalam siarannya.
Ballon d’Or memang salah satu kegiatan FIFA yang menarik ratusan wartawan internasional, termasuk KORAN SINDOyang sejak 2010 terakreditasi di ajang ini. Meskipun kesempatan wawancara hanya saat konferensi pers atau mencegat di mix zone, minat peliputan tetap tinggi. Selebihnya, FIFA kerap dianggap ”benalu” karena tidak membayar pajak, meski berpenghasilan sangat besar.
Laporan Kontributor
KORANSINDO KRISNA DIANTHA
SWISS
Karyawati by safeweb">hotel berbintang di Zurich ini sudah hadir di Bandara Kloten, Zurich, khususnya bagian Excecu Jet, Eingang Airside, sejak pukul 10 pagi. ”Kalaupun lapar, semua sudah siap,” katanya sambil menunjukkan sekantung makanan dan minuman kepada KORAN SINDO. ”Ronaldo tahun lalu memeluk saya. Siapa tahu kali ini sempat ketemu lagi. Sampai sore pun saya akan di sini,” sambungnya.
Excecu Jet, khususnya bagian keluar masuk penumpang, adalah salah satu titik yang dikerubuti pemuja sepak bola. Selain itu, fansjuga bisa menanti di lobi Hyatt Park Hotel, Zurich, dan fan zone di depan Kongresshaus, Zurich. Di tiga titik inilah, manusia menyemut, berjubel, dan berteriak jika pujaannya lewat.
Kesempatan paling besar mendapatkan perhatian dari pujaan berada di Excecu Jet. Di sinilah Lionel Messi, Manuel Neuer, Alessandro del Piero, Thierry Henry, hingga Ronaldo masih menyempatkan diri berhenti sejenak bahkan memberikan tanda tangan. Untuk berada di posisi paling strategis, fansharus datang sejak awal. Hortensia melakukannya sejak pukul 10 pagi, dengan bekal makanan dan minuman.
Lalu, apakah Hortensia mendapatkan keinginannya dipeluk Ronaldo? ”Kali ini tidak,” kata wanita berambut pirang itu. Di depan Hyatt Park Hotel atau fan zone Kongress haus mendapatkan lambaian tangan saja sudah beruntung. Tohkerumunan massa di dua titik itu tetap padat. Untuk fan zone, panitia sudah menutup lokasi sejak pukul 15.00 waktu setempat karena area penuh.
Mereka yang datang terlambat harus puas di luar fan zone. Mereka hanya bisa mendengarkan teriakan gemuruh fansjika ada bintang lewat. Wajah pujaan tak akan terlihat dari sini. Alhasil, ada satu dua orang yang nekat memanjat patungpatung yang menghiasi Kongresshaus demi menyaksikan acara.
Ketika ribuan fansberdesakan di luar Kongresshaus, kalangan wartawan yang terakreditasi juga harus berdesakan di ruang press conferencedi bagian belakang Kongresshaus. Sekitar 300 kursi dipress conferencenyaris terisi penuh. Kalaupun ada kursi kosong, sudah ada barang yang ditinggal empunya, entah itu tas, jaket, atau laptop.
Ruangan ini juga disulap menjadi studio dadakan untuk liveatau siaran tunda. Jadilah KORAN SINDO sambil mengetik mendengarkan rekan dari Portugal, dengan bahasa Portugis tentunya berteriak-teriak tentang Ballon d’Or. Nama Ronaldo nyaris disebut saban kali dalam siarannya.
Ballon d’Or memang salah satu kegiatan FIFA yang menarik ratusan wartawan internasional, termasuk KORAN SINDOyang sejak 2010 terakreditasi di ajang ini. Meskipun kesempatan wawancara hanya saat konferensi pers atau mencegat di mix zone, minat peliputan tetap tinggi. Selebihnya, FIFA kerap dianggap ”benalu” karena tidak membayar pajak, meski berpenghasilan sangat besar.
Laporan Kontributor
KORANSINDO KRISNA DIANTHA
SWISS
(bbg)