Panasnya Persaingan di Grup D
A
A
A
MALABO - Persaingan sengit terjadi di Grup D Piala Afrika 2015. Empat kontestan berbagi angka satu pada laga pembuka grup tersebut setelah bermain imbang di Guinea Khatulistiwa, dini hari kemarin.
Pantai Gading yang diunggulkan meraih kemenangan ditahan imbang Guinea 1-1. Mereka bahkan harus bersusah payah menyamakan kedudukan melalui Seydou Doumbia pada menit ke-72. Gol Doumbia yang memanfaatkan umpan Wilfried Bony memutus harapan Guinea setelah unggul terlebih dahulu melalui Mohamed Lamine Yattara pada menit ke-36. Bony menuturkan, timnya sebenarnya pantas meraih kemenangan perdana di fase grup tersebut.
Keinginan itu tak lepas karena Pantai Gading kerap mendominasi jalannya pertandingan, meski harus kehilangan Gervinho yang diusir wasit sejak menit ke-58. Striker Manchester City itu kini berharap timnya lebih solid lagi saat menjalani laga berikutnya menghadapi Mali, Sabtu (24/1). “Kami memang begitu taktis saat menjalani pertandingan itu, tapi belum sepenuhnya dapat memanfaatkan setiap momentum menjadi gol. Karena itu, saya berharap kami lebih siap lagi ketika menjalani pertandingan berikutnya,” ujar Bony, dilansir Reuters.
Sementara Guinea mengklaim mengalami kerugian setelah kecolongan gol yang dicetak Doumbia. Pelatih Guinea Henri Dussuyer memaparkan timnya tak pantas menerima hasil imbang itu. Apalagi, permainan Guinea semakin berkembang setelah Gervinho keluar lapangan. Namun, pelatih asal Prancis ini tak ingin menyalahkan hasil yang dipetik anak asuhnya. Dia tetap memberikan apresiasi kepada Yattara dkk yang sukses meredam agresivitas Pantai Gading di laga tersebut.
“Kami sudah mencoba segalanya, termasuk mempraktikkan permainan bertahan dikombinasikan dengan menyerang. Saya yakin permainan kami akan semakin bagus ke depannya,” ujar Dussuyer. Dussuyer boleh saja meminta itu dari para pemainnya. Namun, mereka akan mendapat ujian tak kalah berat selepas laga tersebut. Guinea akan menghadapi salah satu kandidat juara, Kamerun, Minggu (25/1).
Jika mampu membuktikan sekali lagi, Guinea berpeluang melaju ke tahap berikutnya. Di pertandingan lain, Kamerun juga gagal memanfaatkan kesempatan mereka ketika berjumpa Mali. Sama seperti Pantai Gading, mereka harus bersusah payah ketika menahan imbang Mali 1-1 di Nuevo Estadio de Malabo. Kamerun harus berterima kasih kepada Ambroise Oyongo yang mencetak gol penyama enam menit jelang bubaran.
Gol tersebut membuat Kamerun bisa membalas gol Mali yang dicetak Sambou Yatabare pada menit ke-71. Pelatih Kamerun Volker Finke mengaku timnya kurang konsentrasi ketika Yatabare mencetak gol. Finke berharap kekurangan itu tak boleh terulang ketika menghadapi Guinea pada laga selanjutnya.
“Kurangnya konsentrasi membuat kami kecolongan. Beruntung konsentrasi kami kembali pulih setelah gol (Yatabare) tersebut,” tandas Finke.
Edi yuli
Pantai Gading yang diunggulkan meraih kemenangan ditahan imbang Guinea 1-1. Mereka bahkan harus bersusah payah menyamakan kedudukan melalui Seydou Doumbia pada menit ke-72. Gol Doumbia yang memanfaatkan umpan Wilfried Bony memutus harapan Guinea setelah unggul terlebih dahulu melalui Mohamed Lamine Yattara pada menit ke-36. Bony menuturkan, timnya sebenarnya pantas meraih kemenangan perdana di fase grup tersebut.
Keinginan itu tak lepas karena Pantai Gading kerap mendominasi jalannya pertandingan, meski harus kehilangan Gervinho yang diusir wasit sejak menit ke-58. Striker Manchester City itu kini berharap timnya lebih solid lagi saat menjalani laga berikutnya menghadapi Mali, Sabtu (24/1). “Kami memang begitu taktis saat menjalani pertandingan itu, tapi belum sepenuhnya dapat memanfaatkan setiap momentum menjadi gol. Karena itu, saya berharap kami lebih siap lagi ketika menjalani pertandingan berikutnya,” ujar Bony, dilansir Reuters.
Sementara Guinea mengklaim mengalami kerugian setelah kecolongan gol yang dicetak Doumbia. Pelatih Guinea Henri Dussuyer memaparkan timnya tak pantas menerima hasil imbang itu. Apalagi, permainan Guinea semakin berkembang setelah Gervinho keluar lapangan. Namun, pelatih asal Prancis ini tak ingin menyalahkan hasil yang dipetik anak asuhnya. Dia tetap memberikan apresiasi kepada Yattara dkk yang sukses meredam agresivitas Pantai Gading di laga tersebut.
“Kami sudah mencoba segalanya, termasuk mempraktikkan permainan bertahan dikombinasikan dengan menyerang. Saya yakin permainan kami akan semakin bagus ke depannya,” ujar Dussuyer. Dussuyer boleh saja meminta itu dari para pemainnya. Namun, mereka akan mendapat ujian tak kalah berat selepas laga tersebut. Guinea akan menghadapi salah satu kandidat juara, Kamerun, Minggu (25/1).
Jika mampu membuktikan sekali lagi, Guinea berpeluang melaju ke tahap berikutnya. Di pertandingan lain, Kamerun juga gagal memanfaatkan kesempatan mereka ketika berjumpa Mali. Sama seperti Pantai Gading, mereka harus bersusah payah ketika menahan imbang Mali 1-1 di Nuevo Estadio de Malabo. Kamerun harus berterima kasih kepada Ambroise Oyongo yang mencetak gol penyama enam menit jelang bubaran.
Gol tersebut membuat Kamerun bisa membalas gol Mali yang dicetak Sambou Yatabare pada menit ke-71. Pelatih Kamerun Volker Finke mengaku timnya kurang konsentrasi ketika Yatabare mencetak gol. Finke berharap kekurangan itu tak boleh terulang ketika menghadapi Guinea pada laga selanjutnya.
“Kurangnya konsentrasi membuat kami kecolongan. Beruntung konsentrasi kami kembali pulih setelah gol (Yatabare) tersebut,” tandas Finke.
Edi yuli
(ars)