Tampil di Indiana Wells, Serena Nyatakan Insaf
A
A
A
LOS ANGELES - Petenis nomor satu dunia, Serena Williams ternyata telah insaf. Juara Australia Terbuka 2015 itu menyatakan telah mengakhiri boikot terhadap turnamen WTA, Indiana Wells.
Serena dengan tegas mengatakan dirinya kembali akan tampil di turnamen yang telah ditinggalinya selama 14 tahun. Kejadian pada 2001 silam itu telah dilupakannya.
Untuk diketahui, Serena mempunyai kenangan buruk tampil di Indiana Wells yang akan digelar bulan depan tersebut. Insiden bermula saat pertandingan Serena melawan sang kakak, Venus Williams.
Dalam pertemuan di semifinal, Venus mengundurkan diri dan membuat Serena tampil di final. Di laga pamungkas, Serena akhirnya berhasil memenangkan turnamen setelah mengalahkan Kim Clijsters.
Sayangnya, penonton mengejek Venus yang mengundurkan diri. Ribuan penonton kecewa dan melontarkan ejeken berbau rasis. Sejak saat itu Serena dan Venus bersumpah untuk tidak mau lagi tampil di sana.
Namun setelah sekian puluh tahun hati Serena melunak. Melalui sebuah tulisan di Majalah Times Serena mengungkapkan semua kegalauan hatinya. "Sangat sulit buat saya melupakan harus menangis beberapa jam di kamar ganti setelah menang pada 2001 silam. Kemudian kembali ke Los Angeles dan merasakan kalau saya kalah di pertandingan besar. Ini bukan soal tenis semata, tapi soal kesetaraan," ungkap Serena dilansir channelasia, Kamis (5/2/2015).
"Saya beruntung berada di titik karir saya dimana saya bisa membuktikannya. Saya mencoba mencintai pertandingan dan dengan cinta dan pikiran, saya mendapatkan pemahaman baru untuk bisa memaafkan semuanya. Saya bangga akhirnya bisa kembali ke Indiana Wells pada 2015 ini," sambungnya.
"Berulang kali saya mengatakan, tidak akan pernah main di sana lagi. Saya yakin sekali. Itu membuat saya takut, saat berjalan ke tengah lapangan dan penonton meneriaki saya. Ini akan menjadi mimpi buruk. Saya hanya mengikuti kata hati. Indiana Wells menjadi cerita penting dalam cerita hidup saya dan saya menjadi bagian sejarah turnamen tersebut. Besama, kami mempunyai kesempatan menulis dengan akhir yang berbeda."
Di turnamen ini, selain mempunyai kenangan buruk sebenarnya Serena juga memiliki sejarah manis. Dua kali ia tercatat pernah menjadi juara dua kali.
Gelar pertamanya diperoleh saat usianya masih 17 tahun pada 1999 setelah mengalahkan Steffi Graf. Dan keduanya, pada 2001 yang menjadi cikal bakal Serena dan Venus melakukan aksi boikot.
Serena dengan tegas mengatakan dirinya kembali akan tampil di turnamen yang telah ditinggalinya selama 14 tahun. Kejadian pada 2001 silam itu telah dilupakannya.
Untuk diketahui, Serena mempunyai kenangan buruk tampil di Indiana Wells yang akan digelar bulan depan tersebut. Insiden bermula saat pertandingan Serena melawan sang kakak, Venus Williams.
Dalam pertemuan di semifinal, Venus mengundurkan diri dan membuat Serena tampil di final. Di laga pamungkas, Serena akhirnya berhasil memenangkan turnamen setelah mengalahkan Kim Clijsters.
Sayangnya, penonton mengejek Venus yang mengundurkan diri. Ribuan penonton kecewa dan melontarkan ejeken berbau rasis. Sejak saat itu Serena dan Venus bersumpah untuk tidak mau lagi tampil di sana.
Namun setelah sekian puluh tahun hati Serena melunak. Melalui sebuah tulisan di Majalah Times Serena mengungkapkan semua kegalauan hatinya. "Sangat sulit buat saya melupakan harus menangis beberapa jam di kamar ganti setelah menang pada 2001 silam. Kemudian kembali ke Los Angeles dan merasakan kalau saya kalah di pertandingan besar. Ini bukan soal tenis semata, tapi soal kesetaraan," ungkap Serena dilansir channelasia, Kamis (5/2/2015).
"Saya beruntung berada di titik karir saya dimana saya bisa membuktikannya. Saya mencoba mencintai pertandingan dan dengan cinta dan pikiran, saya mendapatkan pemahaman baru untuk bisa memaafkan semuanya. Saya bangga akhirnya bisa kembali ke Indiana Wells pada 2015 ini," sambungnya.
"Berulang kali saya mengatakan, tidak akan pernah main di sana lagi. Saya yakin sekali. Itu membuat saya takut, saat berjalan ke tengah lapangan dan penonton meneriaki saya. Ini akan menjadi mimpi buruk. Saya hanya mengikuti kata hati. Indiana Wells menjadi cerita penting dalam cerita hidup saya dan saya menjadi bagian sejarah turnamen tersebut. Besama, kami mempunyai kesempatan menulis dengan akhir yang berbeda."
Di turnamen ini, selain mempunyai kenangan buruk sebenarnya Serena juga memiliki sejarah manis. Dua kali ia tercatat pernah menjadi juara dua kali.
Gelar pertamanya diperoleh saat usianya masih 17 tahun pada 1999 setelah mengalahkan Steffi Graf. Dan keduanya, pada 2001 yang menjadi cikal bakal Serena dan Venus melakukan aksi boikot.
(bbk)