Terlalu Direcoki, Pelatih PSS Siap Hengkang

Terlalu Direcoki, Pelatih PSS Siap Hengkang
A
A
A
YOGYAKARTA - Merasa kerjanya banyak direcoki, pelatih PSS Sleman, Siswanto alias Kancil sudah memberikan isyarat akan hengkang. Juru taktik asal Magelang itu menilai kondisi di PSS tidak sehat.
Tekanan paling kuat disebutkan Siswanto berasal dari manajemen yang dianggapnya sudah melewati batas ketugasan dan kewenangan dari masing-masing pihak. Pemegang lisensi A Nasional tersebut menyebutkan, banyak pihak di internal PSS harus belajar mengenai batasan kewenangan masing-masing.
“Di tim ini sudah tidak sehat. Sudah cukup banyak intervensi dan tekanan ke saya dari orang-orang yang sebenarnya tidak mengerti soal teknis sepak bola tapi menganggap dirinya paling tahu,” tandas Siswanto usai pertandingan uji coba antara PSS dengan Persinga Ngawi yang berakhir 3-3 di Maguwoharjo International Stadium (MIS), Selasa (17/2/2015) malam.
Bentuk intervensi yang diterima salah satunya adalah saat proses perekrutan pemain termasuk tahapan pencoretan pemain. Puncak intervensi yang dialami adalah kebijakan pergantian pemain pada laga uji coba melawan Persinga Ngawi di MIS. Keputusan Siswanto untuk kembali menarik Rudy "Bogel" Setiawan yang baru bermain lima menit disebut-sebut akibat intervensi dari manajemen.
Penggantian Bogel dengan memasukan Johan Arga tersebut juga memantik kekesalan salah satu pengurus tim. "Pergantian pemain saya lakukan karena ada desakan salah seorang oknum pengurus. Seharusnya pengurus belajar hak pelatih dan hak mereka sendiri. Jangan sampai pengurus yang bingung mengganti pemain,” tandas pelatih yang mengawali karir di PSS dengan meninggalkan PPSM Magelang tersebut.
Sementara itu, hasil pertandingan uji coba yang imbang 3-3 dan munculnya pernyataan adanya intervensi yang dialami Siswanto menggerakkan manajemen PSS Sleman Rabu (18/2/2015) siang menggelar evaluasi tim. Evaluasi dilakukan secara seluruhan termasuk pemain dan pelatih.
"Siang ini akan ada evaluasi di seluruh hal. Mulai dari pelatih dan pemain. Termasuk jika pelatih kepala ingin mundur silakan saja, tapi dilakukan dengan baik-baik," tandas Direktur Operasional PT Putra Sleman Sembada (PSS) Wahyudi Kurniawan.
Tekanan paling kuat disebutkan Siswanto berasal dari manajemen yang dianggapnya sudah melewati batas ketugasan dan kewenangan dari masing-masing pihak. Pemegang lisensi A Nasional tersebut menyebutkan, banyak pihak di internal PSS harus belajar mengenai batasan kewenangan masing-masing.
“Di tim ini sudah tidak sehat. Sudah cukup banyak intervensi dan tekanan ke saya dari orang-orang yang sebenarnya tidak mengerti soal teknis sepak bola tapi menganggap dirinya paling tahu,” tandas Siswanto usai pertandingan uji coba antara PSS dengan Persinga Ngawi yang berakhir 3-3 di Maguwoharjo International Stadium (MIS), Selasa (17/2/2015) malam.
Bentuk intervensi yang diterima salah satunya adalah saat proses perekrutan pemain termasuk tahapan pencoretan pemain. Puncak intervensi yang dialami adalah kebijakan pergantian pemain pada laga uji coba melawan Persinga Ngawi di MIS. Keputusan Siswanto untuk kembali menarik Rudy "Bogel" Setiawan yang baru bermain lima menit disebut-sebut akibat intervensi dari manajemen.
Penggantian Bogel dengan memasukan Johan Arga tersebut juga memantik kekesalan salah satu pengurus tim. "Pergantian pemain saya lakukan karena ada desakan salah seorang oknum pengurus. Seharusnya pengurus belajar hak pelatih dan hak mereka sendiri. Jangan sampai pengurus yang bingung mengganti pemain,” tandas pelatih yang mengawali karir di PSS dengan meninggalkan PPSM Magelang tersebut.
Sementara itu, hasil pertandingan uji coba yang imbang 3-3 dan munculnya pernyataan adanya intervensi yang dialami Siswanto menggerakkan manajemen PSS Sleman Rabu (18/2/2015) siang menggelar evaluasi tim. Evaluasi dilakukan secara seluruhan termasuk pemain dan pelatih.
"Siang ini akan ada evaluasi di seluruh hal. Mulai dari pelatih dan pemain. Termasuk jika pelatih kepala ingin mundur silakan saja, tapi dilakukan dengan baik-baik," tandas Direktur Operasional PT Putra Sleman Sembada (PSS) Wahyudi Kurniawan.
(bbk)