Rasanya seperti Makan Roti Kering
A
A
A
SEPERTI makan roti kering, itu yang terasa saat laga FC Basel kontra FC Porto dalam leg pertama babak 16 besar Liga Champions, dini hari kemarin.
Selain tiket tidak sold out , hanya 34 ribuan yang terjual, Basel juga gagal menaklukkan tamunya asal Portugal itu. Kedua tim harus puas berbagi skor 1-1. Meski begitu, masih ada saja yang layak disyukuri Pelatih Basel Paulo Sousa. “Tidak kalah saja sudah syukur,” ucapnya, seusai pertandingan.
Porto, klub dari kota pelabuhan di Portugal, menguasai segala lini di Stadion Saint Jakob-Park, Basel. Mereka meraih sembilan kali tendangan penjuru dan 61% menguasai si kulit bundar. “Baru kali ini kami mengalami bagaimana didominasi lawan di kandang sendiri,” tutur pemain lapangan tengah Basel Fabian Frei.
Jika bukan karena kejelian Stuart Burt, hakim garis, yang melihat Jackson Martinez berdiri offside , Basel sudah kehilangan harapan jelang pertemuan kedua di Estadio do Drago, 10 Maret mendatang. Basel sebenarnya bermain sesuai harapan. Pertandingan baru berjalan 11 menit, umpan matang Fabian Frei berhasil dimanfaatkan Gonzales dengan sempurna.
Tapi, unggul satu gol ini tidak bertahan lama karena Porto seperti bangkit dari tidurnya. Serangan demi serangan menusuk ke jantung pertahanan Die Bebbi , julukan Basel. Walter Samuel, pemain veteran yang menggantikan Fabian Schaer akibat akumulasi kartu kuning, harus jatuh bangun di lini belakang. Cederanya Gonzales pada menit ke-25 juga membuat barisan depan Die Bebbi tumpul.
Masuknya Embrollo menggantikan Marco Streller tidak juga membantu ketajaman lini depan. Akibatnya, puluhan ribu pendukung tuan rumah harus sering menahan napas hingga akhir pertandingan. Beruntung hanya satu gol penalti Danilo da Silva yang bersarang ke gawang Basel sampai akhir laga. “Porto memang bermain lebih baik malam ini. Mudah-mudahan kami bisa membalasnya di Portugal,” ucap Sousa. Harapan yang sulit diwujudkan.
Di Estadio do Drago, Porto didukung mati-matian suporternya. Sebanyak 53.000 penonton akan meneror Fabian Frei dkk. Jika Die Bebbi mengulangi permainan seperti di Saint Jakob-Park, impian ke perempat final pun akan kandas.
Krisna Diantha
Laporan Koresponden KORAN SINDO SWISS
Selain tiket tidak sold out , hanya 34 ribuan yang terjual, Basel juga gagal menaklukkan tamunya asal Portugal itu. Kedua tim harus puas berbagi skor 1-1. Meski begitu, masih ada saja yang layak disyukuri Pelatih Basel Paulo Sousa. “Tidak kalah saja sudah syukur,” ucapnya, seusai pertandingan.
Porto, klub dari kota pelabuhan di Portugal, menguasai segala lini di Stadion Saint Jakob-Park, Basel. Mereka meraih sembilan kali tendangan penjuru dan 61% menguasai si kulit bundar. “Baru kali ini kami mengalami bagaimana didominasi lawan di kandang sendiri,” tutur pemain lapangan tengah Basel Fabian Frei.
Jika bukan karena kejelian Stuart Burt, hakim garis, yang melihat Jackson Martinez berdiri offside , Basel sudah kehilangan harapan jelang pertemuan kedua di Estadio do Drago, 10 Maret mendatang. Basel sebenarnya bermain sesuai harapan. Pertandingan baru berjalan 11 menit, umpan matang Fabian Frei berhasil dimanfaatkan Gonzales dengan sempurna.
Tapi, unggul satu gol ini tidak bertahan lama karena Porto seperti bangkit dari tidurnya. Serangan demi serangan menusuk ke jantung pertahanan Die Bebbi , julukan Basel. Walter Samuel, pemain veteran yang menggantikan Fabian Schaer akibat akumulasi kartu kuning, harus jatuh bangun di lini belakang. Cederanya Gonzales pada menit ke-25 juga membuat barisan depan Die Bebbi tumpul.
Masuknya Embrollo menggantikan Marco Streller tidak juga membantu ketajaman lini depan. Akibatnya, puluhan ribu pendukung tuan rumah harus sering menahan napas hingga akhir pertandingan. Beruntung hanya satu gol penalti Danilo da Silva yang bersarang ke gawang Basel sampai akhir laga. “Porto memang bermain lebih baik malam ini. Mudah-mudahan kami bisa membalasnya di Portugal,” ucap Sousa. Harapan yang sulit diwujudkan.
Di Estadio do Drago, Porto didukung mati-matian suporternya. Sebanyak 53.000 penonton akan meneror Fabian Frei dkk. Jika Die Bebbi mengulangi permainan seperti di Saint Jakob-Park, impian ke perempat final pun akan kandas.
Krisna Diantha
Laporan Koresponden KORAN SINDO SWISS
(ftr)