Tunda Kompetisi, Menpora Matikan Pembinaan Sepak Bola

Jum'at, 20 Februari 2015 - 13:29 WIB
Tunda Kompetisi, Menpora Matikan Pembinaan Sepak Bola
Tunda Kompetisi, Menpora Matikan Pembinaan Sepak Bola
A A A
SURABAYA - Keputusan Menpora Imam Nahrawi menunda kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 menuai keprihatinan dari insan sepak bola di Jawa Timur. Ada juga yang mengecam keputusan Menpora tersebut. CEO Persebaya Gede Widiade mengatakan keputusan Menpora Imam Nahrawi bakal menjadi preseden bagi sepak bola Indonesia.

"Secara pribadisayang sangat tidak setuju karena tidaknya kepastian hukum dan kalau dibiarkan akan menjadi presiden buruk, karena internal organisasi yang seharusnyaindependen bisa diacak-acak oleh badan bentukan pemerintah,''kecamnya.

Tindakan Menpora, lanjut Gede, merupakan intervensi yang bisa berdampak buruk terhadap perkembangan sepak bola Indonesia yang sebenarnya sudah mulai tertata. "Ini merupakan bentuk intervensi nyata yang dapat mematikan persepakbolaan Indonesia,''tandasnya.

Terhadap persiapan tim Persebaya, penundaan kompetisi sebenarnya tidak membawa dampak besar. "Untuk persiapan tim Persebaya sendiri tidak ada masalah. Malah bertambah bagus karena lebih banyak waktu untuk evaluasi teknis dan nonteknis. Semoga ada berkah biarpun, saya pribadi sangat tidak setuju dengan keputusan penundaan kompetisi ini,''ujar pengusaha properti ini.

Sementara Pelatih Persebaya Ibnu Grahan, juga menilai penundaan dua pekan dari jadwal semula tidak berpengaruh bagi tim. "Kita lihat jadwal yang dirilis PT. Liga Indonesia. Karena Persebaya mulai tanding tanggal 25 Februari. Tinggal ditarik dua minggu itu dari kick off tanggal 20 Februari atau dari tanggal 25 Februari. Kalau ditarik dari tanggal 20 Februari. Berarti kick off jadi tanggal 7 atau 8 Maret,"tutup Ibnu.

Terpisah, Wakil Ketua Asprov PSSI Jatim Wardi Azhari mengecam keputusan Menpora karena banyak merugikan proses pembinaan, termasuk berpengaruh kepada kompetisi amatir. "Minimal dampak buruknya yang sudah jelas akan terjadi ada tiga hal. Pertama, matinya ekonomi rakyat yang terkait dengan klub dan pertandingan,''ujarnya.

Yang kedua, lanjut pria yang akrab dipanggil Wardok ini, pembinaan pemain sepak bola untuk persiapan SEA Games juga ikut terganggu. "Satu lagi dampaknya, jadwal untuk pembinaan sepak bola amatir dan kelompok umur akan ikut terganggu. Kita membuat program secara berjenjang, kalau satu diganggu, lainnya ikut terpengaruh,"sesalnya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8562 seconds (0.1#10.140)