Matador Putri Tantang Persema di Final Piala Kartini
A
A
A
KEDIRI - Jakarta Matador Putri berhasil melenggang ke babak final Kartini Cup 2015 setelah menumbangkan Putri Kediri dengan skor tipis 1-0. Namun di babak final nanti Matador Putri wajib waspada, pasalnya Persema yang di laga sebelumnya berhasil menumbangkan mereka dengan empat gol tanpa balas, telah lebih dulu memastikan satu tempat setelah melumat PSDM Blitar.
Meski demikian asisten pelatih Matador Putri, Jaenuri mengaku tidak ingin berburuk sangka sebelum dilangsungkannya laga. Menurutnya, meski di pertemuan sebelumnya mereka kalah, namun bukan berarti hasil di babak final tidak bisa berubah.
Baca juga: Saatnya Percayakan Sepak Bola Pada Kaum Hawa
“Kami mencoba tidak mengulang hasil sama. Usia perjalanan bukan menjadi patokan akhir, kemarin menang sekarang bisa kalah, begitu juga sebaliknya. Semua bisa berubah tdalam 2x45 menit,” ujar Jaenuri, Asisten Pelatih Putri Jakarta Matador FC, usai laga semifinal.
“Kami belajar banyak dari pertemuan pertama, ada beberapa celah yang coba kami manfaatkan saat menghadapi Persema nanti. Yang terpenting suasana tim bagus. Semua kalau dijalani dengan enjoy akan terasa lebih mudah, meski mungkin sebenarnya sulit,” sambung Jaenuri sambil tersenyum kecil.
Kartini Cup 2015 menjadi ajang perdana yang diikuti tim Putri Jakarta Matador FC setelah akhir tahun lalu program ini digulirkan manajemen. Jakarta Matador Putri sendiri menjadi “anak bontot” dari PT HM Jakarta Sportindo yang sebelumnya telah lebih dulu mengelola Jakarta Matador FC. Namun selama ini manajemen hanya konsen berlaga di kasta putra Divisi Satu Liga Indonesia dan tim remaja Soeratin.
Jakarta Matador FC dan Persema juga sebenarnya memiliki basic yang hampir sama, yakni klub konvensional di tim putra. Yang membedakan hanya strata dan perjalanan panjang kedua tim. Persema tercatat sudah menjadi bagian dari sepak bola nasional sejak 1953, sedang Jakarta Matador FC tercatat baru menjadi member PSSI pada tahun 2011 silam.
Meski demikian asisten pelatih Matador Putri, Jaenuri mengaku tidak ingin berburuk sangka sebelum dilangsungkannya laga. Menurutnya, meski di pertemuan sebelumnya mereka kalah, namun bukan berarti hasil di babak final tidak bisa berubah.
Baca juga: Saatnya Percayakan Sepak Bola Pada Kaum Hawa
“Kami mencoba tidak mengulang hasil sama. Usia perjalanan bukan menjadi patokan akhir, kemarin menang sekarang bisa kalah, begitu juga sebaliknya. Semua bisa berubah tdalam 2x45 menit,” ujar Jaenuri, Asisten Pelatih Putri Jakarta Matador FC, usai laga semifinal.
“Kami belajar banyak dari pertemuan pertama, ada beberapa celah yang coba kami manfaatkan saat menghadapi Persema nanti. Yang terpenting suasana tim bagus. Semua kalau dijalani dengan enjoy akan terasa lebih mudah, meski mungkin sebenarnya sulit,” sambung Jaenuri sambil tersenyum kecil.
Kartini Cup 2015 menjadi ajang perdana yang diikuti tim Putri Jakarta Matador FC setelah akhir tahun lalu program ini digulirkan manajemen. Jakarta Matador Putri sendiri menjadi “anak bontot” dari PT HM Jakarta Sportindo yang sebelumnya telah lebih dulu mengelola Jakarta Matador FC. Namun selama ini manajemen hanya konsen berlaga di kasta putra Divisi Satu Liga Indonesia dan tim remaja Soeratin.
Jakarta Matador FC dan Persema juga sebenarnya memiliki basic yang hampir sama, yakni klub konvensional di tim putra. Yang membedakan hanya strata dan perjalanan panjang kedua tim. Persema tercatat sudah menjadi bagian dari sepak bola nasional sejak 1953, sedang Jakarta Matador FC tercatat baru menjadi member PSSI pada tahun 2011 silam.
(rus)