PSSI Tutup Mata, Matador Siap Gelar Turnamen Sepak Bola Wanita
A
A
A
JOGJAKARTA - Sepak bola memang sudah sejak lama diakui sebagai cabang olahraga paling diminati di Indonesia. Olahraga ini bahkan tidak hanya menarik kaum adam sebagai penggilanya, belakangan di Indonesia, kaum hawa juga seakan turut terhipnotis oleh magis sepak bola yang membuat banyak diantara mereka akhirnya justru turut menjadi pelakunya.
Namun sayang, meski minat dari kaum hawa sudah sangat besar, namun PSSI sebagai otoritas tertinggi sepak bola Indonesia belum juga mau memberikan hak yang sama kepada para kaum hawa. Buktinya, meski saat ini sudah banyak klub wanita tersebar di seluruh Indonesia, namun PSSI tidak juga mau menggulirkan liga sepak bola wanita.
Kapten tim putri Persema Malang, Diah dudul Hapsari saat ditemui wartawan usai melakoni turnamen Kartini Cup 2015, bahkan berharap kalau semua pihak mau membuka mata dan turut mengembangkan sepak bola wanita.
“Harapan saya, suatu saat nanti akan ada liga sepak bola wanita. Kami berharap akan ada wadah yang layak bagi kami uintuk bermain sepak bola, lewat kompetisi dan liga,” jelas Diah.
Hingga saat ini belum pernah ada liga wanita di tanah air, ada pun ajang resmi yang dikelola PSSI, lebih sering membawa nama Asosiasi Provinsi. Sedang peran pembinaan ada di klub.Berbicara, jika asprov hanya memiliki 34 daerah, klub anggota PSSI dari klub mencapai 700 lebih.
Dalam artian, dengan ladang sama besar, tapi lahan yang digarap jauh lebih luas di sepak bola putra. Sedang di putri, hanya sebatas rutinitas tahunan, itu pun dengan lebel turnamen bukan liga.
Untuk itu, demi terus menggerakan klub-klub sepak bola wanita, Jakarta Matador FC rencananya dalam waktu dekat akan menggelar sebuah turnamen mini yang berlangsung di Jogakarta. Setelah memboyong tim putrinya mengikuti Piala Kartini di Kediri, pihak klub pun kini rencananya akan langsung bertolak ke Jogjakarta untuk menyiapkan turnamen sepak bola wanita.
''Selesai tampil sebagai peserta, saat ini jajaran manajemen langsung bertolak ke Yogyakarta untuk bersiap menjadi tuan rumah Trofeo International Women Day. Meski berkejar-kejaran dengan waktu, manajemen berharap dukungan dari publik agar hajatan ini sukses,'' ujar Wijang Ginajar, Direktur Operasional Putri Jakarta Matador FC.
Namun sayang, meski minat dari kaum hawa sudah sangat besar, namun PSSI sebagai otoritas tertinggi sepak bola Indonesia belum juga mau memberikan hak yang sama kepada para kaum hawa. Buktinya, meski saat ini sudah banyak klub wanita tersebar di seluruh Indonesia, namun PSSI tidak juga mau menggulirkan liga sepak bola wanita.
Kapten tim putri Persema Malang, Diah dudul Hapsari saat ditemui wartawan usai melakoni turnamen Kartini Cup 2015, bahkan berharap kalau semua pihak mau membuka mata dan turut mengembangkan sepak bola wanita.
“Harapan saya, suatu saat nanti akan ada liga sepak bola wanita. Kami berharap akan ada wadah yang layak bagi kami uintuk bermain sepak bola, lewat kompetisi dan liga,” jelas Diah.
Hingga saat ini belum pernah ada liga wanita di tanah air, ada pun ajang resmi yang dikelola PSSI, lebih sering membawa nama Asosiasi Provinsi. Sedang peran pembinaan ada di klub.Berbicara, jika asprov hanya memiliki 34 daerah, klub anggota PSSI dari klub mencapai 700 lebih.
Dalam artian, dengan ladang sama besar, tapi lahan yang digarap jauh lebih luas di sepak bola putra. Sedang di putri, hanya sebatas rutinitas tahunan, itu pun dengan lebel turnamen bukan liga.
Untuk itu, demi terus menggerakan klub-klub sepak bola wanita, Jakarta Matador FC rencananya dalam waktu dekat akan menggelar sebuah turnamen mini yang berlangsung di Jogakarta. Setelah memboyong tim putrinya mengikuti Piala Kartini di Kediri, pihak klub pun kini rencananya akan langsung bertolak ke Jogjakarta untuk menyiapkan turnamen sepak bola wanita.
''Selesai tampil sebagai peserta, saat ini jajaran manajemen langsung bertolak ke Yogyakarta untuk bersiap menjadi tuan rumah Trofeo International Women Day. Meski berkejar-kejaran dengan waktu, manajemen berharap dukungan dari publik agar hajatan ini sukses,'' ujar Wijang Ginajar, Direktur Operasional Putri Jakarta Matador FC.
(rus)