Laskar Mataram Nodai PPSM di Mandalakrida
A
A
A
YOGYAKARTA - PSIM Yogyakarta membuktikan lebih tangguh saat menyikat PPSM Magelang dengan skor 2-0 dalam uji coba di Stadion Mandalakrida, Rabu (4/3) sore. Pelatih PSIM Yogyakarta Seto Nurdiyantara menyebutkan, sore tadi menjadi partai untuk melihat kondisi fisik pemainnya.
"Kita maksimalkan, dan baru pada 15 menit pertama babak kedua terlihat penurunannya, ada yang kram baru kita lakukan pergantian,"tandasnya usai laga.
Cuaca yang cukup panas di Yogyakarta disebut Seto sangat memberikan pengaruh pada kekuatan Laskar Mataram. Kondisi itu menjadi pekerjaan rumah yang harus dievaluasi pada agenda latihan. Kondisi fisik yang drop disebutnya, menjadikan komunikasi di tengah lapangan menjadi tidak berjalan optimal.
Selain fisik, Seto menyebut mental pemainnya juga masih perlu mendapatkan gemblengan. Tampil perdana di hadapan publik, pelatih berlisensi B AFC tersebut menilai, masih ada pemainnya yang terlihat nervous sehingga tidak bisa tampil maksimal. "Pertama kali tampil di hadapan publik sendiri jadi masih ada yang nervous,"tambah Seto.
PSIM secara teknis terlihat menguasai laga di babak pertama laga yang dimulai pada pukul 15.30 WIB. Gol pertama diciptakan oleh Arga Permana pada menit 30 yang diawali dari tendangan sudut. Pada babak pertama tercatat sekitar tiga hingga empat peluang berhasil diciptakan oleh Laskar Mataram namun tidak ada yang bisa dimaksimalkan menjadi gol.
Sementara di babak kedua, tempo pertandingan menurun. Suhu panas memengaruhi daya tahan para pemain. Gol tercipta pada injury time ketika striker pengganti PSIM, Roki dijatuhkan di kotak penalti. Raymond yang ditunjuk untuk melakukan eksekusi bisa memaksimalkan peluang yang diberikan oleh wasit. Meski penalti sempat harus diulang, gol tetap tercipta di menit 90 dari titik putih.
Pelatih PPSM Magelang Inyong Lolombulan mengatakan, pihaknya mendapatkan pelajaran yang cukup berharga dari laga melawan PSIM di Mandalakrida. Para pemainnya masih banyak yang belum menjalankan instruksinya untuk bermain lepas. "Ini pelajaran berharga bagi kami (pelatih) dan para pemain. Ini adalah laga pertama kami di luar kandang,"tandasnya.
Laga di Yogyakarta menurutnya, menjadi bagian dari seleksi pemain yang akan dibawa untuk mengarungi Divisi Utama (DU) 2015. Pemain yang masih tidak tampil maksimal akan langsung dievaluasi. Jika tidak bisa menunjukkan progres yang baik, kata dia, maka bukan tidak mungkin akan langsung dicoret.
"Kita maksimalkan, dan baru pada 15 menit pertama babak kedua terlihat penurunannya, ada yang kram baru kita lakukan pergantian,"tandasnya usai laga.
Cuaca yang cukup panas di Yogyakarta disebut Seto sangat memberikan pengaruh pada kekuatan Laskar Mataram. Kondisi itu menjadi pekerjaan rumah yang harus dievaluasi pada agenda latihan. Kondisi fisik yang drop disebutnya, menjadikan komunikasi di tengah lapangan menjadi tidak berjalan optimal.
Selain fisik, Seto menyebut mental pemainnya juga masih perlu mendapatkan gemblengan. Tampil perdana di hadapan publik, pelatih berlisensi B AFC tersebut menilai, masih ada pemainnya yang terlihat nervous sehingga tidak bisa tampil maksimal. "Pertama kali tampil di hadapan publik sendiri jadi masih ada yang nervous,"tambah Seto.
PSIM secara teknis terlihat menguasai laga di babak pertama laga yang dimulai pada pukul 15.30 WIB. Gol pertama diciptakan oleh Arga Permana pada menit 30 yang diawali dari tendangan sudut. Pada babak pertama tercatat sekitar tiga hingga empat peluang berhasil diciptakan oleh Laskar Mataram namun tidak ada yang bisa dimaksimalkan menjadi gol.
Sementara di babak kedua, tempo pertandingan menurun. Suhu panas memengaruhi daya tahan para pemain. Gol tercipta pada injury time ketika striker pengganti PSIM, Roki dijatuhkan di kotak penalti. Raymond yang ditunjuk untuk melakukan eksekusi bisa memaksimalkan peluang yang diberikan oleh wasit. Meski penalti sempat harus diulang, gol tetap tercipta di menit 90 dari titik putih.
Pelatih PPSM Magelang Inyong Lolombulan mengatakan, pihaknya mendapatkan pelajaran yang cukup berharga dari laga melawan PSIM di Mandalakrida. Para pemainnya masih banyak yang belum menjalankan instruksinya untuk bermain lepas. "Ini pelajaran berharga bagi kami (pelatih) dan para pemain. Ini adalah laga pertama kami di luar kandang,"tandasnya.
Laga di Yogyakarta menurutnya, menjadi bagian dari seleksi pemain yang akan dibawa untuk mengarungi Divisi Utama (DU) 2015. Pemain yang masih tidak tampil maksimal akan langsung dievaluasi. Jika tidak bisa menunjukkan progres yang baik, kata dia, maka bukan tidak mungkin akan langsung dicoret.
(aww)