Bafetimbi Gomis Khawatir Ayah
A
A
A
Kemenangan 3-2 Tottengam Hotspur atas Swansea City dini hari kemarin diwarnai insiden menyeramkan.
Semua orang yang hadir di White Hart Lane dibuat cemas dan takut akibat ambruknya Bafetimbi Gomis. Beruntung nyawanya tidak sampai terancam. Apa yang menimpa Gomis di luar perkiraan. Tidak ada indikasi kalau penyerang Swansea itu mengalami gangguan kesehatan.
Gomis terlihat baik-baik saja ketika memulai pertandingan dan bermain seperti biasa. Tiba-tiba saja pria asal Prancis itu hilang kesadaran lalu jatuh di rumput. Peristiwa itu terjadi pada menit ketujuh, sebelum Swansea melakukan kick-off setelah gawangnya dibobol Nacer Chadli.
Melihat Gomis terbaring, petugas medis segera menghampiri. Setelah sempat mendapat perawatan sekitar lima menit, Gomis ditandu ke luar lapangan sambil mengenakan masker oksigen. Seluruh orang yang hadir, termasuk pemain Swansea dan Spurs, sangat cemas melihat kejadian tersebut.
Mereka khawatir insiden serupa tiga tahun lalu di tempat yang sama kembali terulang. Ketika itu gelandang Bolton Wanderers Fabrice Muamba roboh dan nyaris meninggal karena serangan jantung. Muamba sempat pingsan selama 78 menit. Atas nasihat dokter, Muamba kemudian gantung sepatu pada Agustus 2012.
Namun, kekhawatiran itu tidak terjadi. Tidak lama setelah pingsan, Gomis siuman, bisa membuka matanya serta menggerakkan kepalanya. Pemain berumur 29 tahun itu lalu dibawa ke pinggir lapangan. Ketika jeda babak pertama, kubu Swansea mengatakan Gomis dalam keadaan baik. Dia tidak perlu dibawa ke rumah sakit, cukup menjalani perawatan di ruang medis stadion.
“Saya ingin memastikan pada Anda soal kesehatan saya. Itu sebenarnya terlihat jauh lebih menakutkan daripada bahaya secara fisik. Saya sekarang baik-baik saja. Saya dalam tekanan besar dan kelelahan karena kesehatan ayah saya, yang memaksa saya pulangpergi Prancis,” tutur Gomis, dilansir Sky Sports .
Menurut keterangan media, ini bukan yang pertama menimpa Gomis. Menurut catatan medis, dia kerap mengalami penurunan tekanan darah secara mendadak sejak usia 14 tahun. Ketika gangguan itu menyerang, dia biasanya akan pingsan. Ini pernah terjadi pada 2009. Tidak lama setelah bergabung dengan Olympique Lyon, dia sering kehilangan kesadaran selama beberapa saat.
“Saya kecewa tidak bisa membantu tim. Tapi, sekarang segalanya sudah kembali normal. Saya juga ingin berterima kasih kepada semua yang memberi dukungan dan mendoakan kesembuhan saya,” tuturnya.
Pelatih Swansea Garry Monk ikut meredakan suasana. Dia menegaskan bahwa nyawa anak asuhnya itu tidak terancam. “Bafetimbi Gomis baik-baik saja. Dia dibawa ke rumah sakit sebagai pencegahan, tapi dia baikbaik saja. Itu yang paling penting,” ujarnya.
Monk mengklaim sudah mengetahui dan memahami riwayat kesehatan pemainnya itu. Karena itulah, sebagai tindak pencegahan, Gomis tetap dibawa ke rumah sakit meski sewaktu ditandu keluar lapangan dia sudah sadar dan ingin terus bermain.
M Mirza
Semua orang yang hadir di White Hart Lane dibuat cemas dan takut akibat ambruknya Bafetimbi Gomis. Beruntung nyawanya tidak sampai terancam. Apa yang menimpa Gomis di luar perkiraan. Tidak ada indikasi kalau penyerang Swansea itu mengalami gangguan kesehatan.
Gomis terlihat baik-baik saja ketika memulai pertandingan dan bermain seperti biasa. Tiba-tiba saja pria asal Prancis itu hilang kesadaran lalu jatuh di rumput. Peristiwa itu terjadi pada menit ketujuh, sebelum Swansea melakukan kick-off setelah gawangnya dibobol Nacer Chadli.
Melihat Gomis terbaring, petugas medis segera menghampiri. Setelah sempat mendapat perawatan sekitar lima menit, Gomis ditandu ke luar lapangan sambil mengenakan masker oksigen. Seluruh orang yang hadir, termasuk pemain Swansea dan Spurs, sangat cemas melihat kejadian tersebut.
Mereka khawatir insiden serupa tiga tahun lalu di tempat yang sama kembali terulang. Ketika itu gelandang Bolton Wanderers Fabrice Muamba roboh dan nyaris meninggal karena serangan jantung. Muamba sempat pingsan selama 78 menit. Atas nasihat dokter, Muamba kemudian gantung sepatu pada Agustus 2012.
Namun, kekhawatiran itu tidak terjadi. Tidak lama setelah pingsan, Gomis siuman, bisa membuka matanya serta menggerakkan kepalanya. Pemain berumur 29 tahun itu lalu dibawa ke pinggir lapangan. Ketika jeda babak pertama, kubu Swansea mengatakan Gomis dalam keadaan baik. Dia tidak perlu dibawa ke rumah sakit, cukup menjalani perawatan di ruang medis stadion.
“Saya ingin memastikan pada Anda soal kesehatan saya. Itu sebenarnya terlihat jauh lebih menakutkan daripada bahaya secara fisik. Saya sekarang baik-baik saja. Saya dalam tekanan besar dan kelelahan karena kesehatan ayah saya, yang memaksa saya pulangpergi Prancis,” tutur Gomis, dilansir Sky Sports .
Menurut keterangan media, ini bukan yang pertama menimpa Gomis. Menurut catatan medis, dia kerap mengalami penurunan tekanan darah secara mendadak sejak usia 14 tahun. Ketika gangguan itu menyerang, dia biasanya akan pingsan. Ini pernah terjadi pada 2009. Tidak lama setelah bergabung dengan Olympique Lyon, dia sering kehilangan kesadaran selama beberapa saat.
“Saya kecewa tidak bisa membantu tim. Tapi, sekarang segalanya sudah kembali normal. Saya juga ingin berterima kasih kepada semua yang memberi dukungan dan mendoakan kesembuhan saya,” tuturnya.
Pelatih Swansea Garry Monk ikut meredakan suasana. Dia menegaskan bahwa nyawa anak asuhnya itu tidak terancam. “Bafetimbi Gomis baik-baik saja. Dia dibawa ke rumah sakit sebagai pencegahan, tapi dia baikbaik saja. Itu yang paling penting,” ujarnya.
Monk mengklaim sudah mengetahui dan memahami riwayat kesehatan pemainnya itu. Karena itulah, sebagai tindak pencegahan, Gomis tetap dibawa ke rumah sakit meski sewaktu ditandu keluar lapangan dia sudah sadar dan ingin terus bermain.
M Mirza
(ftr)