Indonesia Masih Minim Soal Sosialisasi Doping
A
A
A
JAKARTA - Belajar dari kasus doping yang membelit jagoan bulu tangkis Malaysia, pemerintah Indonesia akan memperketat sosialisasi terkait penggunaan jenis obat-obatan pada para atlet di semua cabor tanah air. Sosialisasi tersebut akan mulai digalakan sebagai persiapan jelang gelaran Asian Games 2018.
Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengakui, selama ini sosialisasi terkait permasalahan doping belum berjalan efektif di Indonesia. Hal itu disesali oleh Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan, Gatot Dewa Broto saat ditemui Sindonews.
Menurut dia, pemerintah baru akan memulai langkah tegas mengendalikan konsumsi obat-obatan pada para atlet. Padahal berbagai event olah raga menanti di depan mata. Terlebih lagi, Indonesia akan ketempatan sebagai tuan rumah penyelenggara pesta olahraga terbesar di Asia, Asian Games 2018. “Jangan sampai ada stigma negatif (terkait masalah doping) padahal kita mau jadi tuan rumah Asian Games,” kata Gatot.
Sejak ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games, Indonesia tergolong masih sangat minim dalam membahas masalah doping. Pasalnya, baru sekali pemerintah membicarakannya dengan multi-pihak. “Sejauh ini baru pemerintah bersama Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Komisioner OCA (Olympic Council of Asia) dalam pertemuan di Hotel Fairmont (Jakarta) tanggal 26 dan 27 Januari 2015,” tutur dia. (Baca juga : Keppres Asian Games Dibahas Malam Ini)
Kendati belum bisa memastikan kapan persisnya sosialisasi yang pemerintah maksud akan digalakan, Gatot memastikan hal itu mulai berjalan efektif setelah pertemuan kedua antara pemerintah, KOI dan OCA pada bulan September mendatang. (Baca juga : Jokowi Akan Pimpin Langsung Asian Games 2018)
Lebih jauh, Gatot berharap Indonesia bisa belajar banyak dari kasus doping yang membelit Malaysia. Saat itu, pebulutangkis Lee Chong Wei gagal dalam tes doping saat Kejuaraan Dunia BWF World Championship 2014 di Kopenhagen, Denmark. “Jangan sampai kita seperti Malaysia,” tutupnya.
Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengakui, selama ini sosialisasi terkait permasalahan doping belum berjalan efektif di Indonesia. Hal itu disesali oleh Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan, Gatot Dewa Broto saat ditemui Sindonews.
Menurut dia, pemerintah baru akan memulai langkah tegas mengendalikan konsumsi obat-obatan pada para atlet. Padahal berbagai event olah raga menanti di depan mata. Terlebih lagi, Indonesia akan ketempatan sebagai tuan rumah penyelenggara pesta olahraga terbesar di Asia, Asian Games 2018. “Jangan sampai ada stigma negatif (terkait masalah doping) padahal kita mau jadi tuan rumah Asian Games,” kata Gatot.
Sejak ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games, Indonesia tergolong masih sangat minim dalam membahas masalah doping. Pasalnya, baru sekali pemerintah membicarakannya dengan multi-pihak. “Sejauh ini baru pemerintah bersama Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Komisioner OCA (Olympic Council of Asia) dalam pertemuan di Hotel Fairmont (Jakarta) tanggal 26 dan 27 Januari 2015,” tutur dia. (Baca juga : Keppres Asian Games Dibahas Malam Ini)
Kendati belum bisa memastikan kapan persisnya sosialisasi yang pemerintah maksud akan digalakan, Gatot memastikan hal itu mulai berjalan efektif setelah pertemuan kedua antara pemerintah, KOI dan OCA pada bulan September mendatang. (Baca juga : Jokowi Akan Pimpin Langsung Asian Games 2018)
Lebih jauh, Gatot berharap Indonesia bisa belajar banyak dari kasus doping yang membelit Malaysia. Saat itu, pebulutangkis Lee Chong Wei gagal dalam tes doping saat Kejuaraan Dunia BWF World Championship 2014 di Kopenhagen, Denmark. “Jangan sampai kita seperti Malaysia,” tutupnya.
(bbk)