John McEnroe Desak Penyeragaman Aturan Tiebreak
A
A
A
LONDON - Legenda tenis dunia, John McEnroe, mendesak Federasi Tenis Internasional (ITF) untuk menyeragamkan semua peraturan terkait tiebreak di empat Grand Slam. Menurutnya, grandslam AS Terbuka harus jadi contoh.
McEnroe yang menyabet tujuh gelar grand slam bermaksud merumuskan salah satu 'ide gila' terkait tiebreak di turnamen grand slam. Seperti kita ketahui, AS Terbuka merupakan satu-satunya dari empat turnamen Grand Slam yang memberlakukan tiebreak pada set terakhir.
Australia Terbuka, Prancis Terbuka, dan Wimbledon, masih bertahan dengan sistem tanpa tiebreak pada set terakhir. Menurut McEnroe, ketiga turnamen tersebut seharusnya sudah mengikuti AS Terbuka demi kebaikan bersama. Salah satunya demi melindungi pemain dari resiko cedera karena kelelahan.
McEnroe mengambil contoh pertandingan antara John Isner dan Nicolas Mahut di Grand Slam Wimbledon 2010. Pada saat itu Isner memenangi pertandingan setelah unggul 70-68 pada set terakhir atau kelima. (Baca juga : Mahut capai final kedua di Newport)
"Menurut saya, sekarang waktu yang tepat untuk mengubah peraturan. Jangan pernah lagi, selama olah raga ini masih bernama tenis, mengharuskan dua pemain menjalani laga seperti itu lagi," katanya, dikutip BBC, Sabtu 21/3/2015.
Menurut laporan yang sama, Boris Becker, Mats Wilander, Lleyton Hewitt dan Carlos Moya yang juga merupakan anggota lain dari Dewan Penasehat Legends tidak sepakat dengan masukan yang dibuat oleh McEnroe. Belum jelas kenapa mereka berbeda pendapat dengan bekas petenis peringkat pertama dunia itu.
McEnroe yang menyabet tujuh gelar grand slam bermaksud merumuskan salah satu 'ide gila' terkait tiebreak di turnamen grand slam. Seperti kita ketahui, AS Terbuka merupakan satu-satunya dari empat turnamen Grand Slam yang memberlakukan tiebreak pada set terakhir.
Australia Terbuka, Prancis Terbuka, dan Wimbledon, masih bertahan dengan sistem tanpa tiebreak pada set terakhir. Menurut McEnroe, ketiga turnamen tersebut seharusnya sudah mengikuti AS Terbuka demi kebaikan bersama. Salah satunya demi melindungi pemain dari resiko cedera karena kelelahan.
McEnroe mengambil contoh pertandingan antara John Isner dan Nicolas Mahut di Grand Slam Wimbledon 2010. Pada saat itu Isner memenangi pertandingan setelah unggul 70-68 pada set terakhir atau kelima. (Baca juga : Mahut capai final kedua di Newport)
"Menurut saya, sekarang waktu yang tepat untuk mengubah peraturan. Jangan pernah lagi, selama olah raga ini masih bernama tenis, mengharuskan dua pemain menjalani laga seperti itu lagi," katanya, dikutip BBC, Sabtu 21/3/2015.
Menurut laporan yang sama, Boris Becker, Mats Wilander, Lleyton Hewitt dan Carlos Moya yang juga merupakan anggota lain dari Dewan Penasehat Legends tidak sepakat dengan masukan yang dibuat oleh McEnroe. Belum jelas kenapa mereka berbeda pendapat dengan bekas petenis peringkat pertama dunia itu.
(bbk)