Kompak di Lapangan, Rentan di Dalam
A
A
A
LUCERNE - Missionis accomplished. Setidaknya kewajiban memetik poin penuh di kandang sendiri, tepatnya di Stadion Swisspor Arena, Lucerne, Swiss, terpenuhi pada Jumat (27/3) malam lalu.
Di stadion yang baru dibangun tiga tahun lalu itu, Granit Xhaka, Xerdan Shaqiri, Gokan Inler berpelukan setelah wasit asal Belanda Makkelie meniup peluit panjang. Pelatih tim nasional Swiss Vladimir Petkovic juga tampak lega dengan kemenangan timnya atas Estonia itu. Lega, tentu saja. Tapi, puas, itu soal lain.
Setidaknya, kondisi internal Die Nati, julukan Swiss, sedang retak. Penyebabnya, dua pemain yang dianggap potensial tidak dimasukkan Petkovic ke skuad Heidiland. Tranquilo Barnetta, gelandang serang Schalke 04, yang berhasil mengalahkan Real Madrid di Stadion Bernabeu, dan Pirmin Schwegler, kapten Eintrach Frankfurt, tidak dimasukkan pelatih asal Kosovo itu.
Sementara Inler, yang kerap dibangku cadangkan di Napoli, tetap didapuk sebagai kapten. Schwegler bahkan langsung mengundurkan diri dari timnas Swiss, sedangkan Barnetta merasa tidak lagi dihargai sebagai pemain nasional. “Saya tahunya malah dari internet. Kalaupun tidak dipanggil, seharusnya Petkovic menghubungi saya,” tutur Barnetta. Dalam konferensi pers sehari sebelum kick-off digelar, Petkovic mengatakan tidak memedulikan keputusannya yang menuai kritikan.
“Penting bagi saya adalah 23 pemain yang ada di daftar, di luar itu bukan urusan saya,” kata Petkovic. Petkovic kerap menyemburkan kalimat pedas. Menurut David Deggen, komunikasi Petkovic memang kurang bagus sejak melatih SC Young Boy Bern. Bagi Stephan Lichsteiner, sudah selayaknya pemain sekaliber Barnetta mendapatkan pemberitahuan.
“Susunan pemain itu mutlak keputusan pelatih,” ujar pemain Juventus ini. Jajak pendapat di sebuah tabloid Swiss, 70% pembaca membela Barnetta dan Schwegler. Pendukung Die Nati melihat ada indikasi keretakan antara pemain asli Swiss dan naturalisasi. Dominasi pemain naturalisasi, terutama yang berasal dari Balkan, mulai mencemaskan pendukung Die Nati.
Pemain inti asli Swiss hanya terwakili Yann Sommer, Fabian Schaer, dan Lichsteiner. Sisanya, tidak terkecuali kaptennya, berasal dari pemain naturalisasi. Bahkan, didominasi pemain yang satu tanah air dengan Petkovic. Swiss malam itu menang atas Estonia. Kendati demikian, harapannya untuk menempati posisi kedua di penyisihan grup belum kesampaian. Slovenia, saingan Die Nati, masih bercokol di peringkat 2 setelah berhasil menggasak San Marino 6-0.
Laporan Kontributor KORANSINDO
KRISNA DIANTHA
SWISS
Di stadion yang baru dibangun tiga tahun lalu itu, Granit Xhaka, Xerdan Shaqiri, Gokan Inler berpelukan setelah wasit asal Belanda Makkelie meniup peluit panjang. Pelatih tim nasional Swiss Vladimir Petkovic juga tampak lega dengan kemenangan timnya atas Estonia itu. Lega, tentu saja. Tapi, puas, itu soal lain.
Setidaknya, kondisi internal Die Nati, julukan Swiss, sedang retak. Penyebabnya, dua pemain yang dianggap potensial tidak dimasukkan Petkovic ke skuad Heidiland. Tranquilo Barnetta, gelandang serang Schalke 04, yang berhasil mengalahkan Real Madrid di Stadion Bernabeu, dan Pirmin Schwegler, kapten Eintrach Frankfurt, tidak dimasukkan pelatih asal Kosovo itu.
Sementara Inler, yang kerap dibangku cadangkan di Napoli, tetap didapuk sebagai kapten. Schwegler bahkan langsung mengundurkan diri dari timnas Swiss, sedangkan Barnetta merasa tidak lagi dihargai sebagai pemain nasional. “Saya tahunya malah dari internet. Kalaupun tidak dipanggil, seharusnya Petkovic menghubungi saya,” tutur Barnetta. Dalam konferensi pers sehari sebelum kick-off digelar, Petkovic mengatakan tidak memedulikan keputusannya yang menuai kritikan.
“Penting bagi saya adalah 23 pemain yang ada di daftar, di luar itu bukan urusan saya,” kata Petkovic. Petkovic kerap menyemburkan kalimat pedas. Menurut David Deggen, komunikasi Petkovic memang kurang bagus sejak melatih SC Young Boy Bern. Bagi Stephan Lichsteiner, sudah selayaknya pemain sekaliber Barnetta mendapatkan pemberitahuan.
“Susunan pemain itu mutlak keputusan pelatih,” ujar pemain Juventus ini. Jajak pendapat di sebuah tabloid Swiss, 70% pembaca membela Barnetta dan Schwegler. Pendukung Die Nati melihat ada indikasi keretakan antara pemain asli Swiss dan naturalisasi. Dominasi pemain naturalisasi, terutama yang berasal dari Balkan, mulai mencemaskan pendukung Die Nati.
Pemain inti asli Swiss hanya terwakili Yann Sommer, Fabian Schaer, dan Lichsteiner. Sisanya, tidak terkecuali kaptennya, berasal dari pemain naturalisasi. Bahkan, didominasi pemain yang satu tanah air dengan Petkovic. Swiss malam itu menang atas Estonia. Kendati demikian, harapannya untuk menempati posisi kedua di penyisihan grup belum kesampaian. Slovenia, saingan Die Nati, masih bercokol di peringkat 2 setelah berhasil menggasak San Marino 6-0.
Laporan Kontributor KORANSINDO
KRISNA DIANTHA
SWISS
(bbg)