Kompany Diusir, Belgia Tetap ke Puncak

Kamis, 02 April 2015 - 11:49 WIB
Kompany Diusir, Belgia...
Kompany Diusir, Belgia Tetap ke Puncak
A A A
YERUSALEM - Pelatih Belgia Marc Wilmots memuji respons pasukannya saat sowan ke Teddy Malcha Stadium, Yerusalem, markas Israel, pada lanjutan kualifikasi Piala Eropa 2016 dini hari kemarin.

Pada laga itu meski harus bermain 10 orang sejak diusirnya Vincent Kompany pada menit ke-64, The Red Devils tetap mampu membawa kemenangan 1-0 berkat gol Marouane Fellaini (9). Kompany harus meninggalkan lapangan lebih cepat karena menerima kartu kuning kedua. Kondisi itu membuat tuan rumah mengepung pertahanan Belgia di sisa 26 menit pertandingan.

Beruntung, penampilan apik kiper Thibaut Courtois membuat Belgia pulang dengan tiga poin. ”Saya tak bisa mengerti kenapa Vincent Kompany diganjar kartu kuning kedua. Tapi, sebagai mantan pemain saya sangat respek kepadanya. Semua pemain melanjutkan kinerjanya dan berusaha mencetak gol. Para pemain merespons dengan baik, tim juga sangat mendukung,” ucap Wilmots, dikutip FourFourTwo.

Kemenangan ini membuat Belgia loncat ke puncak klasemen sementara Grup B dengan poin 11, setara dengan Wales yang ada di peringkat 2 tapi unggul tujuh gol lebih banyak. Sementara Israel yang sempat mampir di singgasana menyusul tiga kemenangan beruntunnya harus lengser ke urutan ketiga karena dua kekalahan beruntun.

Sebelumnya tim berjuluk The Blue and White itu dipermalukan 0-3 oleh Wales di kandang sendiri. ”Tentu sulit buat Israel setelah memulai kampanye dengan sembilan poin dari sembilan yang ada, tapi kemudian kalah dua kali di kandang sendiri. Ini tentu sulit, tapi kami datang untuk memenangkan pertandingan, dan saya percaya kemenangan kami bukanlah keberuntungan,” papar Wilmots.

Di pihak lain, Pelatih Israel Eli Guttman merasa asuhannya layak mendapatkan sesuatu dari pertandingan tersebut. Dia pun memuji performa dinamis armadanya yang mampu memberi perlawanan kepada peringkat 4 dunia itu.

”Kami tak layak kalah di pertandingan ini karena satu momen kehilangan konsentrasi, maka seluruh laga menjadi hilang. Namun, inilah tim Israel yang saya ingin lihat, dinamis dan bergairah,” paparnya. Guttman menilai, timnya memulai laga dengan lambat, tapi mereka mampu menaikkan temponya. Itu yang membuat Israel mampu menekan tim tamu pada babak kedua.

”Gol yang terjadi ke gawang kami membuat saya marah karena kami telah mengawal seluruh pemain lawan, tapi kami hilang fokus dan itu menyakitkan. Kini laga melawan Bosnia (13 Juni nanti) menjadi sangat krusial. Kami berharap bisa finis di urutan kedua,” tandasnya.

Abdul haris
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0868 seconds (0.1#10.140)