Menang Atau Malu

Minggu, 05 April 2015 - 09:41 WIB
Menang Atau Malu
Menang Atau Malu
A A A
MARSEILLE - Tidak ada opsi cadangan bagi Olympique Marseille selain mengalahkan Paris Saint-Germain (PSG) pada pertandingan sarat gengsi Ligue 1 bertajuk le classique di Stade Velodrome dini hari nanti.

Poin penuh atas Les Parisiens harus dihasilkan Les Phoceens demi sejumlah alasan. Pertama , Marseille tidak pernah mengalahkan PSG sejak paruh kedua musim 2011/2012. Pada delapan pertandingan beruntun semua ajang, klub dari Cote d’Azur itu kalah 7 kali dan imbang 1 kali. Kedua , kemenangan akan membuka jalan untuk menjadi juara Ligue 1.

Mereka kini hanya berselisih 2 poin di klasemen sementara. Meski optimistis, mengalahkan PSG bukan hal mudah. Kualitas klub ibu kota itu dalam beberapa tahun terakhir diakui salah satu bintang Marseille Andre Ayew sangat bagus. Masuknya pengusaha asal Qatar, Naser Al-Khelaifi, dinilai pemain berkebangsaan Ghana itu membuat PSG dengan mudah membangun tim berisikan pemain-pemain berkualitas.

Ayew melihat perubahan sangat drastis membuat PSG sulit dikalahkan. Pemain yang pada 27 November 2011 mencetak satu gol kemenangan 3-0 Marseille atas PSG itu menyebut keberadaan Les Parisiens di puncak klasemen Ligue 1 serta keberhasilan lolos ke perempat final Liga Champions sebagai prestasi yang layak mendapatkan pujian. “Beberapa tahun lalu PSG sedang berjuang keluar dari keterpurukan.

Saat itu kami lebih baik secara finansial. Namun, sejak dimiliki pengusaha Qatar, PSG telah berada pada dimensi lain. Kami harus realistis. Mereka telah membawa pemain-pemain kelas dunia untuk membangun tim,” ungkap Ayew, dilansir The Daily Star. “Mereka sudah sukses membuktikan kualitas yang dimiliki. Mereka mampu menyingkirkan Chelsea dari Liga Champions.

Itu menjadi bukti PSG saat ini berbeda dengan tim yang pada 2011 kami kalahkan,” tutur pemain depan berusia 25 tahun, yang sudah menyumbang tujuh gol untuk Marseille di Ligue 1, itu. Aroma perbedaan kualitas laga klasik antara kedua tim juga diakui juru latih PSG Laurent Blanc. Mantan nakhoda tim nasional Prancis, yang sempat bermain untuk Marseille pada periode 1997-1999, itu menilai pertemuan Marseille dengan PSG selalu berbeda.

Level ataupun tensinya tidak sama seperti pertemuan melawan klub-klub Ligue 1 lainnya. “Pertandingan ini (le classique ) selalu sedikit khusus. Semacam ada supremasi yang dipertaruhkan. Meski sebetulnya hanya ada tiga poin yang dipertaruhkan, tentu menjadi sangat puas bila bisa ambil bagian di pertandingan sebesar ini. Dengan berbagai alasan, termasuk untuk menghibur para penggemar, setiap orang ingin menang,” papar pelatih berusia 49 tahun tersebut.

Di luar sejarah persaingan di antara kedua tim yang selalu menarik, Blanc sadar dengan pekerjaan keras yang sudah menantinya. Pasalnya, pada pertandingan nanti PSG harus berusaha menjaga sekuat mungkin posisi puncak yang saat ini mereka kuasai. Berkaca dari hasil tiga pertandingan terakhir yang dimainkan kedua tim, tuan rumah bisa dibilang memiliki catatan lebih baik dari sang tamu.

Fakta menunjukkan, tim besutan Marcelo Bielsa itu mencatatkan 1 kali menang dan 2 hasil imbang. Sementara PSG lebih tidak konsisten. Mereka mengukir 1 kali menang, 1 kali imbang, dan 1 kali kalah. “Kemenangan yang kami dapat di pertandingan terakhir sebelum dijamu Marseille (3-1 atas Lorient) tentu sangat membantu tim dari segi mentalitas. Hasil itu jelas membangkitkan semangat juang tim ini setelah tidak mampu meraih kemenangan pada dua pertandingan sebelumnya,” pungkas Blanc.

Decky irawan jasri
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8755 seconds (0.1#10.140)