Sensasi Lazio
A
A
A
NAPOLI - Sensasi Lazio di sepak bola Italia musim ini berlanjut. Setelah selalu menang pada tujuh laga Seri A beruntun, Elang Ibu Kota Italia itu kini berhasil mencapai final Coppa Italia.
Lazio sukses mengulang sukses Coppa Italia 2012/2013 setelah dini hari kemarin mengalahkan Napoli 1-0 di Stadio San Paolo. Gol semata wayang Senad Lulic pada menit ke-79 sudah cukup mengantarkan Lazio menantang Juventus di Stadio Olimpico Roma pada 7 Juni. Ini menjadi final kedelapan klub rival AS Roma itu setelah 1957/1958, 1960/1961, 1997/1998, 1999/2000, 2003/2004, 2008/2009, dan 2012/2013.
Kemenangan Napoli disambut sukacita Stefano Pioli. Menurut sang nakhoda, keberhasilan melaju ke final merupakan hasil kerja keras para pemain. “Seluruh anggota tim layak mendapatkan pujian untuk kinerja dan perjuangan besar di arena yang sulit ini (Stadio San Paolo). Kami pantas ke final setelah melawati jalan panjang. Kami sangat puas,” kata Pioli, dilansir Football Italia . Pioli mengungkapkan kunci kemenangan atas Napoli adalah perubahan pola 4-3-3 menjadi 4-2-3-1.
Modifikasi taktik itu terbukti efektif melumpuhkan semangat juang Napoli, yang dia nilai sangat berbahaya dalam melakukan serangan balik. Pioli mengaku senang karena para pemain menjalankan instruksinya dengan sangat baik. “Sejak awal musim ini saya memiliki rasa hormat yang besar terhadap tifosi Lazio. Mungkin saya tidak memiliki pemain glamor seperti tim lain. Namun, saya melakukan pekerjaan yang saya butuhkan. Sejak pramusim, saya mengetahui Lazio memiliki skuad dengan kualitas yang hebat,” papar pelatih berusia 49 tahun itu.
Meski senang Lazio lolos ke final, Pioli berharap para pemain tidak berpuas diri. Kini, mantan pelatih Parma, Palermo, hingga Bologna tersebut meminta pasukan perangnya mengalihkan fokus ke Seri A. Pasalnya, laju Lazio di liga juga sedang bagusbagusnya. Klub berkostum biru langit itu belum terkalahkan dalam tujuh pertandingan terakhir.
“Kami mencapai tujuan objektif dengan melaju ke final (Coppa Italia). Namun, kami belum memenangkan apa pun. Ketika saya mengatakan tujuan maksimal musim ini, saya mempersiapkan tim untuk mencoba memenangkan setiap pertandingan. Sekarang, kami harus berkonsentrasi ke Seri A karena kami juga ingin melanjutkan performa bagus,” ujar Pioli.
Senada dengan Pioli, Lulic juga mengatakan Lazio memang layak memenangkan pertandingan karena tampil lebih baik dibandingkan Napoli. Mengenai Juventus, yang bakal menjadi lawan di final, pemain asal Bosnia-Herzegovina tersebut optimistis. Dia yakin Lazio bakal menjadi juara bila mampu mengerahkan kemampuan terbaik. “Juventus tim terbaik Italia saat ini. Namun, jika kami mampu bermain seperti di laga melawan Napoli, kami akan bisa menghadapi mereka dalam level permainan apa pun,” ungkap pesepak bola kelahiran Mostar, 18 Januari 1986, itu.
Sukacita yang dirasakan Lazio justru menjadi duka bagi Napoli. Kekalahan agregat 1-2 membuat peluang I Partenopei meraih hasil bagus di akhir musim ini semakin tipis. Pasalnya, di Seri A, mereka juga berada di posisi yang tidak ideal. Satu-satunya kesempatan Napoli meraih trofi kini ada di Liga Europa. Seusai pertandingan, Rafael Benitez membela diri.
Dia mengatakan Napoli hanya kurang beruntung dalam memaksimalkan peluang saat melawan Lazio. Juru taktik asal Spanyol tersebut juga menolak anggapan jika musim ini timnya gagal total.
“Apa yang menjadi kekurangan kami malam ini (dini hari kemarin)? Gol. Saya mengucapkan selamat untuk Lazio. Kami memiliki tujuh peluang mencetak gol. Namun, tidak membuahkan hasil satu pun. Saya pikir kami tidak menjalani musim yang gagal karena masih ada Liga Europa. Sikap tim dan peluang yang kami buat sangat jelas,”pungkas Benitez.
Alimansyah
Lazio sukses mengulang sukses Coppa Italia 2012/2013 setelah dini hari kemarin mengalahkan Napoli 1-0 di Stadio San Paolo. Gol semata wayang Senad Lulic pada menit ke-79 sudah cukup mengantarkan Lazio menantang Juventus di Stadio Olimpico Roma pada 7 Juni. Ini menjadi final kedelapan klub rival AS Roma itu setelah 1957/1958, 1960/1961, 1997/1998, 1999/2000, 2003/2004, 2008/2009, dan 2012/2013.
Kemenangan Napoli disambut sukacita Stefano Pioli. Menurut sang nakhoda, keberhasilan melaju ke final merupakan hasil kerja keras para pemain. “Seluruh anggota tim layak mendapatkan pujian untuk kinerja dan perjuangan besar di arena yang sulit ini (Stadio San Paolo). Kami pantas ke final setelah melawati jalan panjang. Kami sangat puas,” kata Pioli, dilansir Football Italia . Pioli mengungkapkan kunci kemenangan atas Napoli adalah perubahan pola 4-3-3 menjadi 4-2-3-1.
Modifikasi taktik itu terbukti efektif melumpuhkan semangat juang Napoli, yang dia nilai sangat berbahaya dalam melakukan serangan balik. Pioli mengaku senang karena para pemain menjalankan instruksinya dengan sangat baik. “Sejak awal musim ini saya memiliki rasa hormat yang besar terhadap tifosi Lazio. Mungkin saya tidak memiliki pemain glamor seperti tim lain. Namun, saya melakukan pekerjaan yang saya butuhkan. Sejak pramusim, saya mengetahui Lazio memiliki skuad dengan kualitas yang hebat,” papar pelatih berusia 49 tahun itu.
Meski senang Lazio lolos ke final, Pioli berharap para pemain tidak berpuas diri. Kini, mantan pelatih Parma, Palermo, hingga Bologna tersebut meminta pasukan perangnya mengalihkan fokus ke Seri A. Pasalnya, laju Lazio di liga juga sedang bagusbagusnya. Klub berkostum biru langit itu belum terkalahkan dalam tujuh pertandingan terakhir.
“Kami mencapai tujuan objektif dengan melaju ke final (Coppa Italia). Namun, kami belum memenangkan apa pun. Ketika saya mengatakan tujuan maksimal musim ini, saya mempersiapkan tim untuk mencoba memenangkan setiap pertandingan. Sekarang, kami harus berkonsentrasi ke Seri A karena kami juga ingin melanjutkan performa bagus,” ujar Pioli.
Senada dengan Pioli, Lulic juga mengatakan Lazio memang layak memenangkan pertandingan karena tampil lebih baik dibandingkan Napoli. Mengenai Juventus, yang bakal menjadi lawan di final, pemain asal Bosnia-Herzegovina tersebut optimistis. Dia yakin Lazio bakal menjadi juara bila mampu mengerahkan kemampuan terbaik. “Juventus tim terbaik Italia saat ini. Namun, jika kami mampu bermain seperti di laga melawan Napoli, kami akan bisa menghadapi mereka dalam level permainan apa pun,” ungkap pesepak bola kelahiran Mostar, 18 Januari 1986, itu.
Sukacita yang dirasakan Lazio justru menjadi duka bagi Napoli. Kekalahan agregat 1-2 membuat peluang I Partenopei meraih hasil bagus di akhir musim ini semakin tipis. Pasalnya, di Seri A, mereka juga berada di posisi yang tidak ideal. Satu-satunya kesempatan Napoli meraih trofi kini ada di Liga Europa. Seusai pertandingan, Rafael Benitez membela diri.
Dia mengatakan Napoli hanya kurang beruntung dalam memaksimalkan peluang saat melawan Lazio. Juru taktik asal Spanyol tersebut juga menolak anggapan jika musim ini timnya gagal total.
“Apa yang menjadi kekurangan kami malam ini (dini hari kemarin)? Gol. Saya mengucapkan selamat untuk Lazio. Kami memiliki tujuh peluang mencetak gol. Namun, tidak membuahkan hasil satu pun. Saya pikir kami tidak menjalani musim yang gagal karena masih ada Liga Europa. Sikap tim dan peluang yang kami buat sangat jelas,”pungkas Benitez.
Alimansyah
(ars)