Masa Depan Terancam, Evan Dimas dkk Resah
Masa Depan Terancam, Evan Dimas dkk Resah
A
A
A
SURABAYA - Beban berat harus dipikul pemain muda Persebaya Surabaya. Alih-alih ingin unjuk kualitas, Evan Dimas dkk justru dibanyangi masa depan suram.
Kisruh dualisme kepemimpinan di tubuh Persebaya memang memberi dampak lanjutan bagi pemain, terutama penggawa muda yang di rekrut Bajul Ijo musim ini.
Pemain senior sekaligus kapten tim Persebaya Jendri Pitoy membenarkan mayoritas pemain-pemain muda Persebaya saat ini mengalami pukulan mental karena kariernya sebagai pemain profesional terancam terhenti.
"Banyak pemain muda di Persebaya, seperti anak-anak U-19 yang baru tampil di kompetisi resmi. Seharusnya musim ini mereka bisa fokus mengembangkan penampilan namun konsentrasi mereka pecah, " ujar Jendri.
Musim ini Persebaya memiliki mayoritas pemain yang usianya di bawah 23 tahun. Akibat surat dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang mencekal dua tim Jawa Timur, Persebaya dan Arema, karier pemain muda Bajul Ijo terancam. "Kalau Persebaya di matikan, prestasi dan persiapan mereka untuk masuk ke tim nasional saya kira bisa tertutup. Ini mematikan karier," sesalnya.
Bintang muda Persebaya Evan Dimas mengatakan hanya ingin bermain sebaik mungkin dalam tim. Namun kabar-kabar yang beredar di luar lapangan, sedikit banyak memengaruhi mental dan penampilan di lapangan. "Bukan hanya saya yang baru pertama menjalani karier sebagai pemain profesional. Namun sudah harus dibayangi ketakutan, jadi main apa tidak, setiap kali akan bertanding, " keluhnya,
Hal senada diucapkan pemain muda lainnya, seperti Zulfandi yang juga jebolan Timnas U-19, "Kalau dikatakan khawatir dengan kondisi ini, pasti ada kekhawatiran. Tapi, saya tetap berusaha fokus latihan," ujar pemain belakang ini.
Saat ini, pemain Persebaya hanya bisa pasrah menanti kepastian status Persebaya. "Istilahnya sedikit kecewa juga ada, cemas juga ada. Tapi, kami profesional. Kami kembalikan ke PT Liga Indonesia seperti apa ke depannya," ucap winger senior Persebaya, Siswanto.
Kisruh dualisme kepemimpinan di tubuh Persebaya memang memberi dampak lanjutan bagi pemain, terutama penggawa muda yang di rekrut Bajul Ijo musim ini.
Pemain senior sekaligus kapten tim Persebaya Jendri Pitoy membenarkan mayoritas pemain-pemain muda Persebaya saat ini mengalami pukulan mental karena kariernya sebagai pemain profesional terancam terhenti.
"Banyak pemain muda di Persebaya, seperti anak-anak U-19 yang baru tampil di kompetisi resmi. Seharusnya musim ini mereka bisa fokus mengembangkan penampilan namun konsentrasi mereka pecah, " ujar Jendri.
Musim ini Persebaya memiliki mayoritas pemain yang usianya di bawah 23 tahun. Akibat surat dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang mencekal dua tim Jawa Timur, Persebaya dan Arema, karier pemain muda Bajul Ijo terancam. "Kalau Persebaya di matikan, prestasi dan persiapan mereka untuk masuk ke tim nasional saya kira bisa tertutup. Ini mematikan karier," sesalnya.
Bintang muda Persebaya Evan Dimas mengatakan hanya ingin bermain sebaik mungkin dalam tim. Namun kabar-kabar yang beredar di luar lapangan, sedikit banyak memengaruhi mental dan penampilan di lapangan. "Bukan hanya saya yang baru pertama menjalani karier sebagai pemain profesional. Namun sudah harus dibayangi ketakutan, jadi main apa tidak, setiap kali akan bertanding, " keluhnya,
Hal senada diucapkan pemain muda lainnya, seperti Zulfandi yang juga jebolan Timnas U-19, "Kalau dikatakan khawatir dengan kondisi ini, pasti ada kekhawatiran. Tapi, saya tetap berusaha fokus latihan," ujar pemain belakang ini.
Saat ini, pemain Persebaya hanya bisa pasrah menanti kepastian status Persebaya. "Istilahnya sedikit kecewa juga ada, cemas juga ada. Tapi, kami profesional. Kami kembalikan ke PT Liga Indonesia seperti apa ke depannya," ucap winger senior Persebaya, Siswanto.
(sha)
Explore More