Meretas Asa Menuju Kompetisi Dunia
A
A
A
Kebiasaan pesepak bola Brasil membidik Eropa sebagai tujuan mengembangkan karier tidak lagi berlaku sepenuhnya.
Asia, terutama China, mulai menjadi salah satu tempat menarik sebagai tujuan, meski keputusan itu dipandang tidak semata karena persaingan, melainkan faktor uang. Keputusan striker tim nasional Brasil Diego Tardelli menjalin kontrak dengan klub China Shandong Luneng Taishan menimbulkan banyak perbincangan.
Tampil apik saat masih tampil di kompetisi domestik Brasil bersama Atletico Mineiro selama dua musim (2013-2015), secara mengejutkan Tardelli tidak memilih Eropa sebagai pelabuhan selanjutnya. Faktor uang disinyalir menjadi alasan kuat pemain plontos bernama lengkap Diego Tardelli Martins itu menjalin kesepakatan dengan klub yang mentas di Chinese Super League (CSL).
Keputusan Tardelli bergabung dengan klub yang berlaga di kompetisi tertinggi Negeri Tirai Bambu musim mendatang langsung mendapat tanggapan keras. Salah satunya yang ikut berkomentar adalah Pelatih Brasil Carlos Dunga. Arsitek tim yang juga mantan kapten tim Samba itu mengaku sangat menyayangkan keputusan pemain yang sempat beberapa kali diberi kepercayaan mengisi barisan depan Brasil. Menurut dia, hal itu lebih dikarenakan dengan kualitas kompetisi di China itu sendiri.
“Saya memang mengatakan kepadanya jika saya tidak akan pernah menganalisis terlalu dalam pemain yang saya putuskan tampil bersama tim nasional. Akan tetapi, kami harus memahami bahwa akan ada lebih banyak tekanan kepada para pemain (jika mereka tampil di kompetisi yang bagus),” ungkap Dunga, dilansir Yahoosport. “Akan tetapi, masalahnya jika mereka tidak tampil dengan baik akan banyak komentar yang berdatangan. Salah satunya orang akan cepat mengatakan bahwa komentar itu datang karena si pemain pergi ke sebuah negara di mana sepak bolanya tidaklah kompetitif,” tutur pelatih bernama lengkap Carlos Caetano Bledorn Verri tersebut.
Akan tetapi, Tardelli yang baru mencatatkan sembilan capsdan dua gol untuk Brasil tidak mau memikirkan keputusan yang diambilnya akan berakibat pada kesempatannya bermain bersama tim Samba. Pemain yang sempat semusim membela Al- Gharafa (Qatar) ini menyatakan bahwa dirinya juga berhadapan dengan tim berkualitas di China nantinya.
“Saya sama sekali tidak terlalu khawatir, karena kami juga bermain di kompetisi tingkat tinggi di sini. Saya akui mungkin kualitas teknis tidaklah sama dengan seperti di Brasil dan Eropa. Akan tetapi, saya tegaskan kembali jika itu bukanlah menjadi sebuah permasalahan,” tandas Tardelli mengenai sepak terjangnya di CLS nanti. Yang jelas, China ingin mengubah citra sepak bola mereka.
Itu dibuktikan mereka dengan investasi besarbesaran yang dikeluarkan saat merekrut pemain dari belahan dunia untuk meningkatkan kualitas sepak bola Negeri Tirai Bambu. Selain Tardelli yang belum terkuak berapa nilai kontraknya bersama Shandong, klub di China telah mengeluarkan sekitar USD40 juta untuk merekrut sembilan pemain dari Amerika Latin, termasuk dua pemain timnas Brasil musim ini.
Menurut data dari FIFA, klub China tercatat mengeluarkan dana sekitar USD85 juta per 17 Maret 2015. Nominal itu tercatat sejak perekrutan pemain yang dilakukan klub China pada 2013. Jumlah itu setidaknya hampir menyamai kompetisi mapan seperti Liga Primer (USD174 juta) dan Bundesliga (USD118 juta).
Decky Irawan Jasri
Asia, terutama China, mulai menjadi salah satu tempat menarik sebagai tujuan, meski keputusan itu dipandang tidak semata karena persaingan, melainkan faktor uang. Keputusan striker tim nasional Brasil Diego Tardelli menjalin kontrak dengan klub China Shandong Luneng Taishan menimbulkan banyak perbincangan.
Tampil apik saat masih tampil di kompetisi domestik Brasil bersama Atletico Mineiro selama dua musim (2013-2015), secara mengejutkan Tardelli tidak memilih Eropa sebagai pelabuhan selanjutnya. Faktor uang disinyalir menjadi alasan kuat pemain plontos bernama lengkap Diego Tardelli Martins itu menjalin kesepakatan dengan klub yang mentas di Chinese Super League (CSL).
Keputusan Tardelli bergabung dengan klub yang berlaga di kompetisi tertinggi Negeri Tirai Bambu musim mendatang langsung mendapat tanggapan keras. Salah satunya yang ikut berkomentar adalah Pelatih Brasil Carlos Dunga. Arsitek tim yang juga mantan kapten tim Samba itu mengaku sangat menyayangkan keputusan pemain yang sempat beberapa kali diberi kepercayaan mengisi barisan depan Brasil. Menurut dia, hal itu lebih dikarenakan dengan kualitas kompetisi di China itu sendiri.
“Saya memang mengatakan kepadanya jika saya tidak akan pernah menganalisis terlalu dalam pemain yang saya putuskan tampil bersama tim nasional. Akan tetapi, kami harus memahami bahwa akan ada lebih banyak tekanan kepada para pemain (jika mereka tampil di kompetisi yang bagus),” ungkap Dunga, dilansir Yahoosport. “Akan tetapi, masalahnya jika mereka tidak tampil dengan baik akan banyak komentar yang berdatangan. Salah satunya orang akan cepat mengatakan bahwa komentar itu datang karena si pemain pergi ke sebuah negara di mana sepak bolanya tidaklah kompetitif,” tutur pelatih bernama lengkap Carlos Caetano Bledorn Verri tersebut.
Akan tetapi, Tardelli yang baru mencatatkan sembilan capsdan dua gol untuk Brasil tidak mau memikirkan keputusan yang diambilnya akan berakibat pada kesempatannya bermain bersama tim Samba. Pemain yang sempat semusim membela Al- Gharafa (Qatar) ini menyatakan bahwa dirinya juga berhadapan dengan tim berkualitas di China nantinya.
“Saya sama sekali tidak terlalu khawatir, karena kami juga bermain di kompetisi tingkat tinggi di sini. Saya akui mungkin kualitas teknis tidaklah sama dengan seperti di Brasil dan Eropa. Akan tetapi, saya tegaskan kembali jika itu bukanlah menjadi sebuah permasalahan,” tandas Tardelli mengenai sepak terjangnya di CLS nanti. Yang jelas, China ingin mengubah citra sepak bola mereka.
Itu dibuktikan mereka dengan investasi besarbesaran yang dikeluarkan saat merekrut pemain dari belahan dunia untuk meningkatkan kualitas sepak bola Negeri Tirai Bambu. Selain Tardelli yang belum terkuak berapa nilai kontraknya bersama Shandong, klub di China telah mengeluarkan sekitar USD40 juta untuk merekrut sembilan pemain dari Amerika Latin, termasuk dua pemain timnas Brasil musim ini.
Menurut data dari FIFA, klub China tercatat mengeluarkan dana sekitar USD85 juta per 17 Maret 2015. Nominal itu tercatat sejak perekrutan pemain yang dilakukan klub China pada 2013. Jumlah itu setidaknya hampir menyamai kompetisi mapan seperti Liga Primer (USD174 juta) dan Bundesliga (USD118 juta).
Decky Irawan Jasri
(ars)