Inilah Legiun Asing Yang Start Buruk di QNB League 2015
A
A
A
MALANG - Kuota pemain impor yang hanya tiga pemain di QNB League musim ini idealnya lebih menekankan kualitas. Artinya, dengan hanya tiga pemain asing, maka seharusnya kualitasnya lebih baik sehingga memberikan kontribusi yang signifikan alias maksimal bagi tim.
Sayang tak semuanya sesuai rencana seperti itu. Sejumlah pemain impor masih susah payah beradaptasi dengan tim walau sudah bergabung jauh hari di masa pramusim. Justru pemain yang baru bergabung bisa nyetel bersama tim. Contohnya Herman Dzumafo Epandi.
Dia salah satu legiun asing yang sukses menjalani awal karirnya di Persegres Gresik United. Walau hanya menciptakan satu gol dan satu assist dalam tiga laga, namun kontribusinya sebagai elemen tim sudah cukup menggembirakan. Kondisinya terbalik dengan Shohei Matsunaga.
Shohei yang menjalani musim ketiganya di Kota Pudak malah meredup di awal QNB League 2015. Dia adalah salah satu dari beberapa pemain asing di klub-klub Jawa Timur yang gagal mengawali musim dengan impresif. Siapa saja yang masuk kategori ini?
Yao Rudy dan Sengbah Kennedy (Arema Cronus)
Memborong dua pemain asing dengan latar belakang sama tak menjamin Arema langsung mendapatkan benefitnya. Duo Liberia Yao Rudy dan Sengbah Kennedy belum juga menunjukkan prospeknya hingga kompetisi reguler dimulai. Yao Rudy bahkan tidak masuk line up pemain di laga lawan Persija Jakarta dan Barito Putra.
Sengbah Kennedy yang baru bermain di laga kedua lawan Barito, juga 'menghilang' di lapangan. Start yang sangat buruk, hingga pelatih pun memberikan warning agar keduanya mencatat progres menjanjikan. Suharno, Pelatih Arema, terang-terangan memberi pelajaran kepada keduanya dengan tak memasukkan dalam line up lawan Persija. Harapannya tentu agar keduanya lebih serius meningkatkan kemampuan.
Pedro Javier (Persela Lamongan)
Dipilihnya Pedro Javier sebagai striker Persela sebenarnya masih mengundang banyak pertanyaan. Sebab musim lalu penyerang ini tergolong seret gol saat memperkuat Persegres Gresik United. Dalam dua pertandingan awal lawan Barito Putra dan Persija Jakarta, dia menghadapi masalah besar karena tak mampu menjadi senjata utama timnya.
Rendahnya produktivitas Persela yang baru mencetak sebiji gol dari dua laga, tentu tak bisa dilepaskan dari sepak terjangnya. Pedro Javier harus menunjukkan dirinya bisa lebih baik dibanding produltivitasnya saat memperkuat Persegres musim lalu. Apalagi Persela tak memiliki banyak pilihan untuk lini depan.
Shohei Matsunaga (Persegres Gresik United)
Pemain bertipe ngotot dengan mobilitas tinggi ini menjadi salah satu pujaan Ultrasmania. Ketika komponen tim lain memiliki rating rendah, Shohei bisa menjadi pemain dengan kinerja terbaik. Dalam dua musim lalu pemain asal Negeri Sakura ini sangat stabil dan itu membuat manajemen meneruskan masa kerjanya di Stadion Petrokimia.
Siapa sangka nasib Shohei berubah dengan kedatangan pelatih Liestiadi. Dalam tiga laga yang sudah dilakoni Persegres, Shohei hanya sekali bermain dan itu pun seoadar menjadi pemain pengganti. Langsung berkibarnya trio lini kedua, yakni M Kamri, Yusuf Efendi dan Riko Simanjuntak, membuat Shohei kesulitan menemukan celah sebagai starter.
Sayang tak semuanya sesuai rencana seperti itu. Sejumlah pemain impor masih susah payah beradaptasi dengan tim walau sudah bergabung jauh hari di masa pramusim. Justru pemain yang baru bergabung bisa nyetel bersama tim. Contohnya Herman Dzumafo Epandi.
Dia salah satu legiun asing yang sukses menjalani awal karirnya di Persegres Gresik United. Walau hanya menciptakan satu gol dan satu assist dalam tiga laga, namun kontribusinya sebagai elemen tim sudah cukup menggembirakan. Kondisinya terbalik dengan Shohei Matsunaga.
Shohei yang menjalani musim ketiganya di Kota Pudak malah meredup di awal QNB League 2015. Dia adalah salah satu dari beberapa pemain asing di klub-klub Jawa Timur yang gagal mengawali musim dengan impresif. Siapa saja yang masuk kategori ini?
Yao Rudy dan Sengbah Kennedy (Arema Cronus)
Memborong dua pemain asing dengan latar belakang sama tak menjamin Arema langsung mendapatkan benefitnya. Duo Liberia Yao Rudy dan Sengbah Kennedy belum juga menunjukkan prospeknya hingga kompetisi reguler dimulai. Yao Rudy bahkan tidak masuk line up pemain di laga lawan Persija Jakarta dan Barito Putra.
Sengbah Kennedy yang baru bermain di laga kedua lawan Barito, juga 'menghilang' di lapangan. Start yang sangat buruk, hingga pelatih pun memberikan warning agar keduanya mencatat progres menjanjikan. Suharno, Pelatih Arema, terang-terangan memberi pelajaran kepada keduanya dengan tak memasukkan dalam line up lawan Persija. Harapannya tentu agar keduanya lebih serius meningkatkan kemampuan.
Pedro Javier (Persela Lamongan)
Dipilihnya Pedro Javier sebagai striker Persela sebenarnya masih mengundang banyak pertanyaan. Sebab musim lalu penyerang ini tergolong seret gol saat memperkuat Persegres Gresik United. Dalam dua pertandingan awal lawan Barito Putra dan Persija Jakarta, dia menghadapi masalah besar karena tak mampu menjadi senjata utama timnya.
Rendahnya produktivitas Persela yang baru mencetak sebiji gol dari dua laga, tentu tak bisa dilepaskan dari sepak terjangnya. Pedro Javier harus menunjukkan dirinya bisa lebih baik dibanding produltivitasnya saat memperkuat Persegres musim lalu. Apalagi Persela tak memiliki banyak pilihan untuk lini depan.
Shohei Matsunaga (Persegres Gresik United)
Pemain bertipe ngotot dengan mobilitas tinggi ini menjadi salah satu pujaan Ultrasmania. Ketika komponen tim lain memiliki rating rendah, Shohei bisa menjadi pemain dengan kinerja terbaik. Dalam dua musim lalu pemain asal Negeri Sakura ini sangat stabil dan itu membuat manajemen meneruskan masa kerjanya di Stadion Petrokimia.
Siapa sangka nasib Shohei berubah dengan kedatangan pelatih Liestiadi. Dalam tiga laga yang sudah dilakoni Persegres, Shohei hanya sekali bermain dan itu pun seoadar menjadi pemain pengganti. Langsung berkibarnya trio lini kedua, yakni M Kamri, Yusuf Efendi dan Riko Simanjuntak, membuat Shohei kesulitan menemukan celah sebagai starter.
(aww)