Jangan Kembalikan Sepak Bola Indonesia ke Masa Kelam

Jum'at, 17 April 2015 - 13:54 WIB
Jangan Kembalikan Sepak...
Jangan Kembalikan Sepak Bola Indonesia ke Masa Kelam
A A A
SURABAYA - Kisruh dualisme PSSI yang terjadi empat tahun lalu seharusnya membuat publik sepak bola Indonesia sadar, bila masalah tersebut tidak boleh terulang di periode kepengurusan PSSI 2015-2019. Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Asosiasi Pengurus Provinsi Jawa Tengah, Johar Lin Eng.

Dia mengingatkan bila kisruh sepakbola nasional 2011 lalu karena terjadi pembiaran terhadap kompetisi Indonesia Premier League (IPL). Ketika itu, Oktober 2010, IPL resmi dideklarasikan di Semarang oleh konsorsium. Kompetisi itu pun seperti mendapat sokongan dari Menteri Pemuda dan Olah raga (Menpora) saat itu, Andi Mallarangeng.

Sayang, perhelatan kompetisi itu berhenti di tengah jalan dan tidak selesai. Dana macet dari konsorsium menjadi alasan utama, IPL bubar. Ironisnya, sejumlah nama pengurus PSSI di era Nurdin Halid yang notabene membiarkan kompetisi IPL bergulir, kembali maju mencalonkan diri menjadi calon Ketua Umum PSSI dalam KLB, 18 April 2015.

Menyingkapi hal tersebut, Johar mengaku prihatin. “Indonesia tidak boleh jatuh di lubang yang sama,” kata Johar, Jumat (17/4/2015). Johar meminta semua pihak memberikan dukungan pada PSSI, bukan sebaliknya, justru melemahkan PSSI. Dia meminta Mentri Pemuda dan Olah raga, Imam Nahrawi belajar dari kesalahan tersebut. Seharusnya, dia mencegah “IPL Jilid ke-2”.

“Jangan lagi menumbuhkan dualisme yang justru merusak sepak bola. Terbukti, dualisme telah merusak prestasi dan merugikan atlet. Bukan hanya di sepak bola tetapi juga di semua cabang yang mengalami masalah serupa,” papar dia. “Saya berharap semua pihak tidak memberikan angin untuk menjadikan sepakbola kembali ke titik nol,” sambung Johar.

Sementara itu, manajer Persebaya Surabaya, Sulaiman Harry Ruswanto mengaku heran dengan sejumlah nama seperti Achsanul Qosasih, Bernhard Limbong, Subardi, dan Syarif Bastaman yang maju ke kongres, akhir pekan nanti. Di mata mata mantan manajer sekaligus pengamat itu, menilai bila sosok tersebut berada di balik kompetisi IPL.

“Semua muka lama. Yang oleh FIFA, langsung atau tidak langsung disebut berada di sisi turut membiarkan dan sebaliknya di sisi yang melahirkan LPI. Mereka menebar janji akan membawa organisasi sepak bola Indonesia menjadi lebih baik. Pantaskah kita percaya? Kepada janji wajah-wajah lama yang dulu di-removed FIFA dari kepengurusan PSSI?,” tandasnya.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5774 seconds (0.1#10.140)