Derby Antiklimaks

Selasa, 21 April 2015 - 10:46 WIB
Derby Antiklimaks
Derby Antiklimaks
A A A
MILAN - Antiklimaks. Hal itu menggambarkan Derby della Madoninna antara Inter Milan kontra AC Milan di Giuseppe Meazza, Senin (20/4). Skor kacamata membuat kans kedua tim lolos ke pentas Eropa musim depan menjadi semakin sulit.

Berakhir tanpa gol merupakan sebuah momen langka di Derby della Madoninna. Pasalnya, ini baru kembali terjadi dalam 10 tahun terakhir. Sebelumnya, pada Oktober 2004, laga Milan kontra Inter di San Siro juga berakhir tanpa gol. Dengan demikian, tidak ada pemenang pada Derby della MadoninnaSeri A musim ini. Pada pertemuan pertama di San Siro pada 24 November 2014 laga berakhir 1-1.

Kendati Inter gagal meraih tiga poin, Pelatih Roberto Mancini justru cukup puas dengan penampilan timnya. Dia bahkan mengatakan Inter seharusnya mendapatkan hadiah penalti lantaran tendangan Hernanes pada menit ke-64 mengenai lengan Luca Antonelli. Namun, wasit Luca Banti tidak menganggapnya sebagai pelanggaran.

“Itu penalti yang sangat jelas. Minggu lalu wasit melihat dengan baik saat Fredy Guarin melakukan handball, tapi kenapa kali ini (Senin) tidak? Saya terhibur dengan cara kami bermain pada 20 menit pertama dan babak kedua keseluruhan. Sangat disayangkan kami tidak meraih kemenangan, meski kami tidak bisa melakukan apa pun,” kata Mancini, dilansir Football Italia.

Pelatih berusia 50 tahun itu juga memberikan pujian terhadap lini pertahanan Milan yang dinilainya membuat berbagai usaha yang dilakukan Inter gagal membuahkan hasil. “Dari awal hingga akhir laga, kami berusaha meraih kemenangan. Milan bertahan dengan sangat baik dan sedikit beruntung dalam beberapa kesempatan. Bila hal itu terjadi, Anda tentu tidak bisa berbuat banyak. Saya berharap tahun depan akan berbeda. Saya berharap nasib buruk, seperti penalti yang tidak diberikan dan lain-lain pergi meninggalkan kami,” sambungnya.

Hasil tanpa gol membuat peluang I Nerazzurri, julukan Inter, berlaga di kompetisi Eropa musim depan menjadi lebih berat. Inter masih tertahan di peringkat 10 klasemen sementara Seri A dengan torehan 42 poin. Tercatat dari 31 pertandingan, Inter baru mengemas 10 kemenangan, 12 imbang, dan 9 kekalahan.

Alih-alih mencari kambing hitam, Mancini memilih bersikap realistis. Dia bertanggung jawab penuh atas hasil-hasil buruk yang dialami Inter. Menurut Mancini, para pemainnya membutuhkan waktu beradaptasi untuk memahami skema permainan yang diinginkannya.

“Pelatih yang tiba pada November akan membuat kesalahan dan mengambil waktu untuk mempelajari skuad yang dimilikinya. Sebelumnya, saya memprediksi tim ini mampu meraih enam atau tujuh poin lebih banyak dari yang kami miliki saat ini sehingga kami mampu menembus tiga besar klasemen,”paparnya.

Sama seperti Inter, hasil imbang itu juga merugikan Milan. Mereka semakin jauh dari zona kompetisi Eropa musim depan. I Rossoneri, julukan Milan, belum beranjak dari peringkat 9 klasemen sementara dengan 43 poin.

Pelatih Filippo Inzaghi mengaku timnya bisa saja kebobolan jika wasit memberikan penalti setelah Antonelli melakukan handball. Tapi, dia bangga kepada para pemain yang telah berjuang maksimal.

“Tim saya telah memberikan semuanya. Kedua tim mencoba untuk memenangkan pertandingan dan kami memahami derbysangatlah sulit. Kami bisa menang dan bisa saja kalah. Saya pikir hasil imbang adalah yang terbaik. Jika kami gagal memenuhi target, bukan karena pertandingan ini, tapi karena hasil buruk pada Januari di mana banyak pemain yang cedera,” pungkas Inzaghi.

Legendaris Milan itu intinya ingin memberikan hasil terbaik bagi tim asuhannya di tujuh laga Seri A musim ini, meski kecil kemungkinan I Rossoneri berlaga di pentas Eropa musim mendatang.

Alimansyah
(ftr)
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6392 seconds (0.1#10.24)