Berpeluang Lampaui Rekor Penalti Baggio
A
A
A
ROMA - Usia yang tak lagi muda tampaknya bukan halangan bagi Francesco Totti untuk berprestasi.
Ambisi striker bernomor punggung 10 itu menjadi raja penalti di Seri A semakin besar seusai membantu AS Roma menahan Atalanta 1-1, Minggu (19/4). Eksekusi penalti Totti pada menit ketiga merupakan gol ke-67 yang dicetaknya melalui titik putih. Dia kini hanya berselisih satu gol dari Roberto Baggio yang memuncaki daftar pencetak gol penalti terbanyak Seri A dengan 68 gol.
Peluang Totti menyamai atau melampaui torehan gol penalti milik Baggio terbuka lebar. Pasalnya, Roma masih menyisakan tujuh pertandingan Seri A musim ini. Namun, kesuksesan Totti mendekati torehan gol Baggio tidak berbanding lurus dengan hasil yang diraih Roma. Tim berjuluk I Lupitersebut gagal meraih tiga poin setelah Atalanta menyamakan kedudukan lewat eksekusi penalti German Denis (23).
Akibatnya, Roma pun gagal mengudeta rival sekota, Lazio, dari posisi runner-up. Mereka tetap berada di peringkat 3 klasemen sementara dengan 58 poin. Tak pelak, kegagalan Roma mengatasi Atalanta membuat Rudi Garcia murka.
Menurut pelatih asal Prancis itu, Roma kehilangan kualitas dalam serangan dan tidak mampu memaksimalkan kesempatan, terutama saat memimpin 1-0. “Apakah saya kecewa? Tidak, saya marah. Saya melihat Roma tidak bermain baik. Setelah penalti Totti, kami seakan tertidur. Kami memang sedikit membaik di babak kedua, tapi itu merupakan babak pertama terburuk kami musim ini,” ungkapnya, dilansir Football Italia.
“Saya tidak melihat semangat dan tekad yang diperlukan untuk merebut kembali posisi kedua. Segala sesuatunya tidak berjalan baik. Kami bermain buruk dan saya juga tidak puas dengan kinerja wasit. Ini pertandingan yang harus segera kami lupakan,” paparnya.
Kendati kecewa, Garcia tidak mau meratapi kegagalan itu. Mantan pelatih Lille itu meminta pasukannya berkonsentrasi menghadapi tujuh laga tersisa Seri A musim ini, khususnya ketika melawan Inter Milan di Giuseppe Meazza, Sabtu (25/4).
“Sekarang, kami harus menatap ke depan, yakni menghadapi tujuh laga tersisa. Karena kami tidak bisa mengalahkan tim yang tengah berjuang lolos dari degradasi (Atalanta), kami harus fokus dan mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum menghadapi Inter,” paparnya.
Di kubu lawan, hasil imbang itu membuat Atalanta gagal menjauh dari zona degradasi. Tim berjuluk La Deatersebut masih tertahan di peringkat 17 klasemen sementara Seri A dengan torehan 30 poin. Berbeda dengan Garcia yang kecewa, Pelatih Atalanta Edy Reja justru senang menyikapi hasil tersebut. Dia menilai hasil imbang itu menjadi modal berharga timnya agar meraih hasil lebih baik di laga-laga selanjutnya.
“Ini poin yang sangat penting, terutama ketika melihat tabel klasemen. Hasil imbang kontra Roma membuat kami semakin bersemangat, khususnya pada masa sulit seperti sekarang,” pungkasnya.
Alimansyah
Ambisi striker bernomor punggung 10 itu menjadi raja penalti di Seri A semakin besar seusai membantu AS Roma menahan Atalanta 1-1, Minggu (19/4). Eksekusi penalti Totti pada menit ketiga merupakan gol ke-67 yang dicetaknya melalui titik putih. Dia kini hanya berselisih satu gol dari Roberto Baggio yang memuncaki daftar pencetak gol penalti terbanyak Seri A dengan 68 gol.
Peluang Totti menyamai atau melampaui torehan gol penalti milik Baggio terbuka lebar. Pasalnya, Roma masih menyisakan tujuh pertandingan Seri A musim ini. Namun, kesuksesan Totti mendekati torehan gol Baggio tidak berbanding lurus dengan hasil yang diraih Roma. Tim berjuluk I Lupitersebut gagal meraih tiga poin setelah Atalanta menyamakan kedudukan lewat eksekusi penalti German Denis (23).
Akibatnya, Roma pun gagal mengudeta rival sekota, Lazio, dari posisi runner-up. Mereka tetap berada di peringkat 3 klasemen sementara dengan 58 poin. Tak pelak, kegagalan Roma mengatasi Atalanta membuat Rudi Garcia murka.
Menurut pelatih asal Prancis itu, Roma kehilangan kualitas dalam serangan dan tidak mampu memaksimalkan kesempatan, terutama saat memimpin 1-0. “Apakah saya kecewa? Tidak, saya marah. Saya melihat Roma tidak bermain baik. Setelah penalti Totti, kami seakan tertidur. Kami memang sedikit membaik di babak kedua, tapi itu merupakan babak pertama terburuk kami musim ini,” ungkapnya, dilansir Football Italia.
“Saya tidak melihat semangat dan tekad yang diperlukan untuk merebut kembali posisi kedua. Segala sesuatunya tidak berjalan baik. Kami bermain buruk dan saya juga tidak puas dengan kinerja wasit. Ini pertandingan yang harus segera kami lupakan,” paparnya.
Kendati kecewa, Garcia tidak mau meratapi kegagalan itu. Mantan pelatih Lille itu meminta pasukannya berkonsentrasi menghadapi tujuh laga tersisa Seri A musim ini, khususnya ketika melawan Inter Milan di Giuseppe Meazza, Sabtu (25/4).
“Sekarang, kami harus menatap ke depan, yakni menghadapi tujuh laga tersisa. Karena kami tidak bisa mengalahkan tim yang tengah berjuang lolos dari degradasi (Atalanta), kami harus fokus dan mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum menghadapi Inter,” paparnya.
Di kubu lawan, hasil imbang itu membuat Atalanta gagal menjauh dari zona degradasi. Tim berjuluk La Deatersebut masih tertahan di peringkat 17 klasemen sementara Seri A dengan torehan 30 poin. Berbeda dengan Garcia yang kecewa, Pelatih Atalanta Edy Reja justru senang menyikapi hasil tersebut. Dia menilai hasil imbang itu menjadi modal berharga timnya agar meraih hasil lebih baik di laga-laga selanjutnya.
“Ini poin yang sangat penting, terutama ketika melihat tabel klasemen. Hasil imbang kontra Roma membuat kami semakin bersemangat, khususnya pada masa sulit seperti sekarang,” pungkasnya.
Alimansyah
(ftr)