Musim Depan, Tim Elite Tidak Otomatis Unggulan
A
A
A
Rencana perubahan aturan drawing fase grup Liga Champions mulai 2015/2016 memusingkan klub-klub elite Liga Primer seperti Manchester United (MU), Manchester City (Man City), hingga Arsenal. Sebab, mereka bisa saja tidak menjadi tim unggulan lagi.
Mulai musim depan, UEFA akan mengubah sistem penentuan tim unggulan. Jika sebelumnya liga-liga ternama Eropa bisa memiliki beberapa tim yang masuk daftar unggulan berdasarkan prestasi dan nilai koefisien dalam lima musim terakhir, mulai Liga Champions musim depan penentuannya berubah total. UEFA akan lebih mengutamakan tim-tim yang menjadi juara di liga di beberapa negara seperti Inggris, Spanyol, Italia, Prancis, Portugal, Jerman, dan Rusia.
Jika ditambah dengan tim pemenang Liga Champions 2014/2015, akan ada delapan tim yang menjadi unggulan. Namun, jika pemenang Liga Champions musim ini juga menjadi juara di kompetisi domestik, juara liga dari asosiasi (negara) peringkat 8 di daftar terkini UEFA, akan masuk dalam daftar unggulan. Artinya, kemungkinan besar PSV Eindhoven dari Belanda akan menjadi satu dari delapan tim unggulan, meski sebenarnya berada di posisi 30 dalam daftar koefisien UEFA.
Perubahan sistem tersebut langsung memunculkan pro dan kontra. Pasalnya, bisa saja nantinya dalam satu grup akan terdapat empat tim elite. Liga Primer, misalnya, jika Chelsea tampil sebagai juara, otomatis Arsenal, MU, atau Man City akan terlempar dari daftar tim unggulan. Sebab, melihat klasemen terkini, ketiga tim sepertinya akan sulit menjadi juara Liga Primer. Dengan sistem seperti itu, untuk pertama kali dalam satu dekade Arsenal dan MU akan terlempar dari daftar unggulan.
Begitu pula Man City jika hanya lolos ke Liga Champions sebagai tim peringkat 4 Liga Primer alias harus melewati fase play-off . Artinya, jika tidak beruntung, mereka bisa saja bertemu tim-tim elite dari Spanyol, Italia, Jerman, atau Prancis di fase grup. Bukan tidak mungkin mereka tersingkir lebih cepat. Sekretaris Jenderal (Sekjen) UEFA Gianni Infantino menilai penetapan juara-juara liga domestik ke daftar unggulan merupakan sebuah langkah tepat.
Pria asal Swiss keturunan Italia itu menyatakan perubahan dimaksudkan agar Liga Champions lebih menarik. Menurut Infantino, UEFA telah berkomitmen membuat kompetisi antarklub itu semakin kompetitif setiap musimnya. Karena itu, bagi Infantino, perubahan sistem mutlak diperlukan.
“Sepak bola itu tentang kemenangan. Liga Champions adalah sebuah kompetisi bergengsi. Olahraga yang berprestasi harus dimulai dengan persaingan. Jadi, saya pikir sesuatu yang wajar jika juara dari masing-masing kompetisi domestik mendapatkan perlakuan istimewa,” papar Infantino, dilansir Sky Sports.
ALIMANSYAH
Mulai musim depan, UEFA akan mengubah sistem penentuan tim unggulan. Jika sebelumnya liga-liga ternama Eropa bisa memiliki beberapa tim yang masuk daftar unggulan berdasarkan prestasi dan nilai koefisien dalam lima musim terakhir, mulai Liga Champions musim depan penentuannya berubah total. UEFA akan lebih mengutamakan tim-tim yang menjadi juara di liga di beberapa negara seperti Inggris, Spanyol, Italia, Prancis, Portugal, Jerman, dan Rusia.
Jika ditambah dengan tim pemenang Liga Champions 2014/2015, akan ada delapan tim yang menjadi unggulan. Namun, jika pemenang Liga Champions musim ini juga menjadi juara di kompetisi domestik, juara liga dari asosiasi (negara) peringkat 8 di daftar terkini UEFA, akan masuk dalam daftar unggulan. Artinya, kemungkinan besar PSV Eindhoven dari Belanda akan menjadi satu dari delapan tim unggulan, meski sebenarnya berada di posisi 30 dalam daftar koefisien UEFA.
Perubahan sistem tersebut langsung memunculkan pro dan kontra. Pasalnya, bisa saja nantinya dalam satu grup akan terdapat empat tim elite. Liga Primer, misalnya, jika Chelsea tampil sebagai juara, otomatis Arsenal, MU, atau Man City akan terlempar dari daftar tim unggulan. Sebab, melihat klasemen terkini, ketiga tim sepertinya akan sulit menjadi juara Liga Primer. Dengan sistem seperti itu, untuk pertama kali dalam satu dekade Arsenal dan MU akan terlempar dari daftar unggulan.
Begitu pula Man City jika hanya lolos ke Liga Champions sebagai tim peringkat 4 Liga Primer alias harus melewati fase play-off . Artinya, jika tidak beruntung, mereka bisa saja bertemu tim-tim elite dari Spanyol, Italia, Jerman, atau Prancis di fase grup. Bukan tidak mungkin mereka tersingkir lebih cepat. Sekretaris Jenderal (Sekjen) UEFA Gianni Infantino menilai penetapan juara-juara liga domestik ke daftar unggulan merupakan sebuah langkah tepat.
Pria asal Swiss keturunan Italia itu menyatakan perubahan dimaksudkan agar Liga Champions lebih menarik. Menurut Infantino, UEFA telah berkomitmen membuat kompetisi antarklub itu semakin kompetitif setiap musimnya. Karena itu, bagi Infantino, perubahan sistem mutlak diperlukan.
“Sepak bola itu tentang kemenangan. Liga Champions adalah sebuah kompetisi bergengsi. Olahraga yang berprestasi harus dimulai dengan persaingan. Jadi, saya pikir sesuatu yang wajar jika juara dari masing-masing kompetisi domestik mendapatkan perlakuan istimewa,” papar Infantino, dilansir Sky Sports.
ALIMANSYAH
(ars)