Curhat Persebaya Tekor Rp1,7 Miliar
A
A
A
SURABAYA - Ancaman kerugian besar menghantui sejumlah klub, termasuk Persebaya, jika roda kompetisi QNB League 2015 dihentikan. Semasa libur tiga pekan ini saja, Persebaya sudah mengeluarkan uang Rp1,7 Miliar.
Selama kompetisi dihentikan lantaran Kongres Luar Biasa (KLB) lalu, bukan berarti pengeluaran keuangan Persebaya berkurang. Sebaliknya, manajemen tim berjuluk Bledhuk Ijo tetap harus merogoh koceknya. Total selama sebulan ini, pengeluaran Persebaya mencapai Rp 1,7 Miliar. Pengeluaran terbesar Persebaya bulan ini ada di pos gaji pemain dan ofisial senilai sekitar Rp1 miliar.
"Main tidak main, kita tetap harus membayar gaji pemain. Kalau ditotal semua, mulai gaji pemain, ofisial, latihan, konsumsi dan akomodasi include semua antara satu setengah miliar sampai satu koma tujuh miliar, "ujar CEO Persebaya, Gede Widiade.
Meski tidak bertanding, pengeluaran Persebaya bulan ini lebih besar. Sebab, dua kali menjalani laga ujicoa dua kali di Jawa Tengah, "Selama ini klub-klub pontang-panting agar untuk menghidupi tim. Tapi kok malah dibikin ribut, tidak malah dibantu,''ujar pengusaha properti asal Surabaya ini.
Selain pengeluaran tim, Persebaya juga sudah mengeluarkan biaya sewa Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) untuk laga melawan Persiba Balikpapan, Minggu (26/4) besok. Untuk sekali pertandingan, Panpel Persebaya mengeluarkan biaya Rp44 juta. "Itu belum termasuk pajak, sudah kita bayar, " ucap Ketua Panpel Persebaya Baso Juherman.
Celakanya, akibat pembekuan PSSI oleh Menpora dan larangan kompetisi QNB League bergulir, beberapa sponsor yang sudah hampir deal dengan Persebaya, terpaksa batal. "Ada beberapa sponsor baru yang sebanarnya sudah tinggal teken kontrak kerja sama akhirnya tidak jadi karena khawatir kompetisi berhenti,''keluh Manajer Persebaya, Harry "Gendhar" Ruswanto.
Sementara sponsor utama Persebaya Avian juga mulai resah dengan nasib kompetisi. "Kalau Avian masih tetap komitmen membantu kita. Tapi ya namanya perusahaan, sering tanya kapan Persebaya main dan disiarkan televisi. Mereka juga ingin produknya dilihat orang banyak,''ujarnya.
Selama kompetisi dihentikan lantaran Kongres Luar Biasa (KLB) lalu, bukan berarti pengeluaran keuangan Persebaya berkurang. Sebaliknya, manajemen tim berjuluk Bledhuk Ijo tetap harus merogoh koceknya. Total selama sebulan ini, pengeluaran Persebaya mencapai Rp 1,7 Miliar. Pengeluaran terbesar Persebaya bulan ini ada di pos gaji pemain dan ofisial senilai sekitar Rp1 miliar.
"Main tidak main, kita tetap harus membayar gaji pemain. Kalau ditotal semua, mulai gaji pemain, ofisial, latihan, konsumsi dan akomodasi include semua antara satu setengah miliar sampai satu koma tujuh miliar, "ujar CEO Persebaya, Gede Widiade.
Meski tidak bertanding, pengeluaran Persebaya bulan ini lebih besar. Sebab, dua kali menjalani laga ujicoa dua kali di Jawa Tengah, "Selama ini klub-klub pontang-panting agar untuk menghidupi tim. Tapi kok malah dibikin ribut, tidak malah dibantu,''ujar pengusaha properti asal Surabaya ini.
Selain pengeluaran tim, Persebaya juga sudah mengeluarkan biaya sewa Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) untuk laga melawan Persiba Balikpapan, Minggu (26/4) besok. Untuk sekali pertandingan, Panpel Persebaya mengeluarkan biaya Rp44 juta. "Itu belum termasuk pajak, sudah kita bayar, " ucap Ketua Panpel Persebaya Baso Juherman.
Celakanya, akibat pembekuan PSSI oleh Menpora dan larangan kompetisi QNB League bergulir, beberapa sponsor yang sudah hampir deal dengan Persebaya, terpaksa batal. "Ada beberapa sponsor baru yang sebanarnya sudah tinggal teken kontrak kerja sama akhirnya tidak jadi karena khawatir kompetisi berhenti,''keluh Manajer Persebaya, Harry "Gendhar" Ruswanto.
Sementara sponsor utama Persebaya Avian juga mulai resah dengan nasib kompetisi. "Kalau Avian masih tetap komitmen membantu kita. Tapi ya namanya perusahaan, sering tanya kapan Persebaya main dan disiarkan televisi. Mereka juga ingin produknya dilihat orang banyak,''ujarnya.
(aww)