Klub Rugi Miliaran

Sabtu, 25 April 2015 - 11:51 WIB
Klub Rugi Miliaran
Klub Rugi Miliaran
A A A
SURABAYA - Ketidakpastian Kompetisi QNB League menimbulkan kerugian besar buat kontestan. Klub terancam gulung tikar jika roda kompetisi tidak segera digulirkan. Kekhawatiran tersebut disampaikan CEO Arema Cronus Iwan Budianto.

Menurut Iwan, klub tidak mungkin bisa bertahan lama jika tidak segera menjalani pertandingan, baik kompetisi atau turnamen. “Daya tahan tentu bisa berbedabeda, tergantung kekuatan keuangan mereka. Untuk tim yang mapan seperti Persib Bandung mungkin bisa tahan lama. Tapi, buat klub biasa, mungkin tak lebih dari dua bulan,” kata Iwan kepada KORAN SINDO, kemarin.

Sebagai contoh adalah Arema. Menurutnya, sebelum membentuk tim, manajemen telah membuat kalkulasi terkait pemasukan dan pengurangan. Kalkulasi pemasukan, misalnya, didasarkan pada hitungan kerja sama dengan sponsor, hasil penjualan tiket, penjualan merchandise , termasuk pemasukan berdasarkan share dan rating televisi. Dari perhitungan tersebut kemudian dibuat rencana pengeluaran.

Biasanya, kata Iwan, pencairan dengan pihak sponsor dilakukan beberapa termin. “Di Arema, termin pertama dilakukan saat kick-off liga dengan jumlah 25% dari nilai kerja sama. Sisanya diberikan pada jeda kompetisi dan akhir kompetisi. Karena kompetisi terus mengalami penundaan, sampai sekarang uang sponsor belum cair. Padahal, pengeluaran jalan terus,” ujar Iwan.

Pria yang juga pernah menjadi anggota Komite Eksekutif PSSI tersebut mengungkapkan, pengeluaran klub per bulan tidak bisa dibilang sedikit. Uang tersebut dikeluarkan untuk gaji pemain per bulan, obat-obatan, sewa penginapan, sampai sewa lapangan latihan. “Kami mengeluarkan tidak kurang dari Rp1,8 miliar per bulan.

Uang tersebut sejauh ini terbakar begitu saja karena kompetisi tidak kunjung jalan. Untuk klub lain, jumlahnya tidak kurang dari Rp1 miliar,” katanya. Iwan kemudian menyarankan semua pihak bisa mendinginkan kondisi agar kemungkinan terburuk seperti dualisme kompetisi yang pernah terjadi tidak terulang.

Jika itu sampai terjadi, cost recovery akan menjadi sangat mahal. Kalau sudah begitu, sepak bola Indonesia tidak saja susah berkembang, tapi juga menjadi kurang dipercaya pihak ketiga, terutama sponsor. “Butuh kearifan dari semua pihak. Satu sisi, sepak bola itu “punya” FIFA, tapi fasilitas yang dipakai milik negara. Artinya, tak mungkin juga kita mengabaikan peran negara.

Karena itu, harus rukun. Semua bisa diselesaikan, pasti ada solusi jika semuanya lebih arif,” ujarnya. Keluhan kerugian juga disampaikan Persebaya Surabaya. Semasa libur tiga pekan ini saja Persebaya sudah mengeluarkan uang Rp1,7 miliar. Sebab, selama kompetisi dihentikan lantaran Kongres Luar Biasa (KLB), bukan berarti pengeluaran keuangan Persebaya berkurang.

Manajemen tim berjuluk Bledug Ijo tetap harus merogoh koceknya. Pengeluaran terbesar Persebaya bulan ini ada di pos gaji pemain dan ofisial senilai sekitar Rp1 miliar. “Main tidak main, kami tetap harus membayar gaji pemain. Kalau ditotal semua, mulai gaji pemain, ofisial, latihan, konsumsi dan akomodasi include semua antara Rp1,5 miliar sampai Rp1,7 miliar,” ujar CEO Persebaya Gede Widiade, kemarin.

Meski tidak bertanding, pengeluaran Persebaya bulan ini lebih besar. Sebab, mereka dua kali menjalani laga uji coba di Jawa Tengah. “Selama ini klub-klub pontang-panting menghidupi tim. Tapi, kok malah dibikin ribut, tidak malah dibantu?” ujar pengusaha properti asal Surabaya ini.

Selain pengeluaran tim, Persebaya juga sudah mengeluarkan biaya sewa Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) untuk laga melawan Persiba Balikpapan, Minggu (26/4). Sekali pertandingan, panpel Persebaya mengeluarkan biaya Rp44 juta. Itu belum termasuk pajak yang sudah dibayar.

Dampak lain akibat pembekuan PSSI dan larangan menggelar kompetisi, beberapa sponsor yang hampir deal dengan Persebaya terpaksa batal. “Ada beberapa sponsor bagus yang sebenarnya sudah tinggal teken kontrak kerja sama akhirnya tidak jadi karena khawatir kompetisi berhenti, “ tutur Manajer Persebaya Harry Gendhar Ruswanto.

Ma’ruf/kukuh setyawan/ rachmad tomy
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4829 seconds (0.1#10.140)