PSIM Surati Liga Cari Kejelasan Divisi Utama
A
A
A
YOGYAKARTA - Manajemen PSIM Yogyakarta mencari kepastian pelaksanaan Divisi Utama musim 2015. Upaya dilakukan dengan mengirimi PT. Liga Indonesia selaku operator kompetisi surat secara resmi yang mempertanyakan pelaksanaan kompetisi.
Ketua PSIM Yogyakarta Agung Damar Kusumandaru mengatakan, surat permintaan informasi tersebut rencananya baru akan dikirimkan setelah dilakukannya pertemuan internal Laskar Mataram. "Surat resmi penundaan kompetisi baru kita terima Senin (27/4) sore. Nanti malam kita baru akan kumpulkan manajemen. Dan kita berencana mengirimi surat PT Liga menanyakan perguliran kompetisi,"tandasnya.
Lelaki yang juga dipercaya menjadi manajer PSIM tersebut mengatakan, PSIM membutuhkan kepastian apakah kompetisi akan digulirkan bulan ini atau tidak. Jika kompetisi tidak bergulir dalam satu bulan kedepan, maka kemungkinan besar tim akan diliburkan.
Sementara itu, jika kompetisi diprediksikan bisa bergulir satu bulan ke depan, ada kemungkinan pemain tidak akan diliburkan. Latihan untuk menjaga kondisi pemain bisa dipertahankan jika dipastikan kompetisi kembali dijalankan dalam waktu dekat. "Kalau satu bulan ke depan tidak ada kepastian kompetisi bergulir atau tidak, ada kemungkinan kemudian tim libur," tandasnya.
Dari sisi finansial, ketidakpastian perguliran kompetisi akan membebani seuruh aspek yang ada di tim. Finansial tim akan membengkak, sementara pemasukan dari laga resmi tidak ada karena tidak ada pertandingan. Sedangkan dari sisi pemain, mental dan fisik menjadi perhatian karena molornya kompetisi bukan tidak mungkin akan memberikan tekanan ke mental para pemain.
Disinggung mengenai hasil pertemuan Menpora, tim-tim yang berlaga di Liga Indonesia dan PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi, Agung menyebutkan sudah sepatutnya tim sepak bola tunduk ke PSSI. Hal itu dikarenakan, secara garis komando PSSI merupakan induk dari tim sepak bola di Indonesia.
Dengan demikian Agung mengaku bingung jika kompetisi yang diikuti oleh klub-klub di bawah PSSI digelar, namun PSSI sebagai induk organisasi tidak ada karena lembaganya dibekukan pemerintah.
Ketua PSIM Yogyakarta Agung Damar Kusumandaru mengatakan, surat permintaan informasi tersebut rencananya baru akan dikirimkan setelah dilakukannya pertemuan internal Laskar Mataram. "Surat resmi penundaan kompetisi baru kita terima Senin (27/4) sore. Nanti malam kita baru akan kumpulkan manajemen. Dan kita berencana mengirimi surat PT Liga menanyakan perguliran kompetisi,"tandasnya.
Lelaki yang juga dipercaya menjadi manajer PSIM tersebut mengatakan, PSIM membutuhkan kepastian apakah kompetisi akan digulirkan bulan ini atau tidak. Jika kompetisi tidak bergulir dalam satu bulan kedepan, maka kemungkinan besar tim akan diliburkan.
Sementara itu, jika kompetisi diprediksikan bisa bergulir satu bulan ke depan, ada kemungkinan pemain tidak akan diliburkan. Latihan untuk menjaga kondisi pemain bisa dipertahankan jika dipastikan kompetisi kembali dijalankan dalam waktu dekat. "Kalau satu bulan ke depan tidak ada kepastian kompetisi bergulir atau tidak, ada kemungkinan kemudian tim libur," tandasnya.
Dari sisi finansial, ketidakpastian perguliran kompetisi akan membebani seuruh aspek yang ada di tim. Finansial tim akan membengkak, sementara pemasukan dari laga resmi tidak ada karena tidak ada pertandingan. Sedangkan dari sisi pemain, mental dan fisik menjadi perhatian karena molornya kompetisi bukan tidak mungkin akan memberikan tekanan ke mental para pemain.
Disinggung mengenai hasil pertemuan Menpora, tim-tim yang berlaga di Liga Indonesia dan PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi, Agung menyebutkan sudah sepatutnya tim sepak bola tunduk ke PSSI. Hal itu dikarenakan, secara garis komando PSSI merupakan induk dari tim sepak bola di Indonesia.
Dengan demikian Agung mengaku bingung jika kompetisi yang diikuti oleh klub-klub di bawah PSSI digelar, namun PSSI sebagai induk organisasi tidak ada karena lembaganya dibekukan pemerintah.
(aww)