Nasib QNB League Bergantung Rapat Exco PSSI 2-3 Mei
A
A
A
MAKASSAR - Nasib kelanjutan kompetisi QNB League akan segera diputuskan setelah PSSI melakukan rapat Executive Committee (Exco) pada 2-3 Mei mendatang. Ketua 18 klub PSSI Sumirlan mengatakan, nasib kompetisi Indonesia akan ditentukan pada rapat tersebut.
Pasalnya, pertemuan dengan pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada 27 April lalu mengalami deadlock alias jalan buntu. "Rencananya akan dilakukan rapat Exco. Dalam rapat ini kompetisi akan ditentukan kelanjutannya,"kata dia saat melakukan jumpa pers di Menara Bosowa Makassar.
Sumirlan yang juga mantan kapten tim Juku Eja ini mengungkapkan, jika kompetisi di Indonesia bisa saja tidak digulirkan jika pada rapat tersebut kesepakatannya seperti itu. Karena, pihak Kemenpora tidak mau mengakui PSSI sebagai induk organisasi. "Kami sangat ingin menggelar kompetisi, tapi kalau izin dari kepolisian tidak turun, bagaimana caranya bermain," ungkapnya.
Polemik antara PSSI dan Kemenpora terjadi usai Kementerian yang dimimpin Imam Nahrawi tersebut membekukan induk organisasi sepak bola ini. Bahkan, pihak Kemenpora sama sekali tidak memberikan izin penyelenggaraan pertandingan jika ditangani oleh PSSI. Meski saat ini, tengah menyusun tim transisi untuk mengganti peran organisasi yang dipimpin oleh La Nyalla Mattalitti tersebut.
Persoalan ini, membut kompetisi Indonesia menjadi carut-marut, bahkan sejumlah pertandingan harus ditunda. Termasuk laga PSM menantang Persegres Gresik (26/4) lalu. Karena persoalan ini, seluruh tim diundang untuk bertemu dengan pihak kemenpora, namun tidak membuahkan hasil yang positif. Seluruh klub tetap menginginkan kompetisi dijalankan oleh PT. Liga di bawah PSSI sementara Menpora tidak mau mengakui PSSI dan membuat tim transisi.
Lebih jauh Sumirlan yang juga merupakan direktur klub PSM menuturkan, jika saat ini FIFA sebagai federasi sepak bola dunia hanya mengakui PSSI sebagai induk organisasi, dan tidak boleh ada pihak ketiga. "Kan lucu kalau tim transisi yang tidak dianggap FIFA lantas menggulirkan kompetisi,"ujarnya.
Hal yang sama disampaikan oleh Tokoh Sepak Bola Nasional Andi Darussalam Tabussala menurutnya, seharusnya pihak Menpora harus mengakui PSSI karena pada Kongres Luar Biasa (KLB) yang dilakukan di Surabaya diakui oleh Federasi sepak bola dunia. "Meski ada sedikit letupan tapi tetap berjalan, karena ini dinamika organisasi. Bahkan, AFC, KONI dan KOI mengakuinya," ungkap dia.
Untuk itu, pria yang akrab disapa ADS ini mengatakan, seharusnya pihak Menpora berbesar hati untuk membantu sepak bola Indonesia dengan mengakui PSSI hingga kompetisi tetap bisa dijalankan. Jika Menpora tidak mengakuinya, bisa saja timbul banyak pertanyaan. "Bisa saja ini sudah bukan masalah organisasi namun ada masalah personal," ungkap dia.
Pasalnya, pertemuan dengan pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada 27 April lalu mengalami deadlock alias jalan buntu. "Rencananya akan dilakukan rapat Exco. Dalam rapat ini kompetisi akan ditentukan kelanjutannya,"kata dia saat melakukan jumpa pers di Menara Bosowa Makassar.
Sumirlan yang juga mantan kapten tim Juku Eja ini mengungkapkan, jika kompetisi di Indonesia bisa saja tidak digulirkan jika pada rapat tersebut kesepakatannya seperti itu. Karena, pihak Kemenpora tidak mau mengakui PSSI sebagai induk organisasi. "Kami sangat ingin menggelar kompetisi, tapi kalau izin dari kepolisian tidak turun, bagaimana caranya bermain," ungkapnya.
Polemik antara PSSI dan Kemenpora terjadi usai Kementerian yang dimimpin Imam Nahrawi tersebut membekukan induk organisasi sepak bola ini. Bahkan, pihak Kemenpora sama sekali tidak memberikan izin penyelenggaraan pertandingan jika ditangani oleh PSSI. Meski saat ini, tengah menyusun tim transisi untuk mengganti peran organisasi yang dipimpin oleh La Nyalla Mattalitti tersebut.
Persoalan ini, membut kompetisi Indonesia menjadi carut-marut, bahkan sejumlah pertandingan harus ditunda. Termasuk laga PSM menantang Persegres Gresik (26/4) lalu. Karena persoalan ini, seluruh tim diundang untuk bertemu dengan pihak kemenpora, namun tidak membuahkan hasil yang positif. Seluruh klub tetap menginginkan kompetisi dijalankan oleh PT. Liga di bawah PSSI sementara Menpora tidak mau mengakui PSSI dan membuat tim transisi.
Lebih jauh Sumirlan yang juga merupakan direktur klub PSM menuturkan, jika saat ini FIFA sebagai federasi sepak bola dunia hanya mengakui PSSI sebagai induk organisasi, dan tidak boleh ada pihak ketiga. "Kan lucu kalau tim transisi yang tidak dianggap FIFA lantas menggulirkan kompetisi,"ujarnya.
Hal yang sama disampaikan oleh Tokoh Sepak Bola Nasional Andi Darussalam Tabussala menurutnya, seharusnya pihak Menpora harus mengakui PSSI karena pada Kongres Luar Biasa (KLB) yang dilakukan di Surabaya diakui oleh Federasi sepak bola dunia. "Meski ada sedikit letupan tapi tetap berjalan, karena ini dinamika organisasi. Bahkan, AFC, KONI dan KOI mengakuinya," ungkap dia.
Untuk itu, pria yang akrab disapa ADS ini mengatakan, seharusnya pihak Menpora berbesar hati untuk membantu sepak bola Indonesia dengan mengakui PSSI hingga kompetisi tetap bisa dijalankan. Jika Menpora tidak mengakuinya, bisa saja timbul banyak pertanyaan. "Bisa saja ini sudah bukan masalah organisasi namun ada masalah personal," ungkap dia.
(aww)