Tolak Tim Transisi, PSM Makassar Patuhi PSSI

Rabu, 29 April 2015 - 21:16 WIB
Tolak Tim Transisi, PSM Makassar Patuhi PSSI
Tolak Tim Transisi, PSM Makassar Patuhi PSSI
A A A
MAKASSAR - Manajemen PT. Pagolona Sulawesi Mandiri yang menaungi PSM Makassar tetap ngotot tunduk apa kata Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia terkait QNB League. PSM menolak peran Tim Transisi bentukan Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk mengambil alih fungsi PSSI pasca dibekukan pada 18 April lalu.

Direktur Klub PSM Makassar Sumirlan mengatakan, pihaknya tetap tunduk apa kata PSSI. Apalagi pada kongres baru-baru ini ketua terpilih La Nyalla Mattalitti diakui oleh semua anggota PSSI. "Apa yang salah sebenarnya, seharusnya Kemenpora mendukung ini, karena ketua PSSI kan dipilih oleh semua anggotanya,"ungkap dia.

Terkait dengan Tim Transisi yang akan dibentuk oleh Menpora, Sumirlan yang juga koordinator 18 klub tersebut tidak mau mengakui hal tersebut. "Kami tegaskan, seluruh klub berada di bawah PSSI, kami tidak mau terlalu tau soal Tim Transisi. Apalagi PSSI sekarang sudah diakui FIFA. Harusnya Menpora beri kami izin dan mencabut pembekuan terhadap PSSI,"tegasnya.

Kompetisi QNB league, saat ini berada di ujung tanduk, lantaran pihak Menpora membekukan PSSI. Untuk itu, nasib kompetisi tertinggi di Indonesia tersebut akan diputuskan pada rapat Executive Committee (Exco) yang akan digelar 2-3 Mei mendatang. "Kalau memang Mempora tidak mau mencabut dan memberikan izin pertandingan bisa saja tahun ini tidak ada kompetisi sama sekali,"ungkap Sumirlan.

Sebelumnya 18 klub dan PT liga Indonesia sudah melakukan pertemuan dengan pihak Menpora yang‎ dinahkodai oleh Iman Nahrawi, hanya saja pertemuan tersebut dinilai mendapat jalan buntu. Karena, meski Menpora memberikan izin pertandingan, namun harus berada di bawah naungan Tim Transisi.

Sementara 18 klub peserta meminta Menpora mencabut pembekuan PSSI kemudian kompetisi tetap dijalankan. Lebih jauh, Sumirlan mengatakan seharusnya Menpora sebagai lembaga pemerintah harus mendukung klub peserta di Indonesia, bukan malah seperti mau memecah dua kompetisi lagi. "Kompetisi ini baru-baru menyatu. Kenapa mesti dibuat seperti ini lagi," ungkapnya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5810 seconds (0.1#10.140)