Musim 2015 Lebih Parah Ketimbang Dualisme Liga

Kamis, 30 April 2015 - 14:32 WIB
Musim 2015 Lebih Parah...
Musim 2015 Lebih Parah Ketimbang Dualisme Liga
A A A
SURABAYA - Penghentian QNB League 2015 yang tak menentu memberikan efek buruk bagi pemain dan pelatih. Bahkan situasi sekarang ini dianggap jauh lebih buruk dibanding dualisme liga yang pernah terjadi musim 2011 dan 2012.
Saat terjadi dualime liga, yakni Indonesia Super League (ISL) dan Indonesia Premier League (IPL), pemain masih bisa bermain normal. Walaupun terjadi polemik karena adanya dualisme klub, nyatanya pemain tetap bisa bertanding di kompetisi.

Walau berjalan di rel yang berbeda, kala itu ISL dan IPL masih bisa menggelar pertandingan sesuai jadwal. Berbeda dengan sekarang ketika kompetisi mengalami 'sembelit' dan bahkan tidak diketahui kapan akan bergulir kembali.

"Jelas sekali sekarang ini kondisinya lebih buruk. Saat masih ada dualisme kompetisi, pemain masih bisa menjalankan aktivitasnya karena liga tetap berjalan. Sangat berbeda dengan sekarang dan tentunya efeknya lebih besar,"tutur Suharno, pelatih Arema Cronus.

Dia menggambarkan pada musim 2012 lalu, di mana klub-klub ISL di bawah PT Liga Indonesia tetap menjalankan kompetisi dengan lancar walau dituding bukan liga resmi. "Pemain tak begitu risau soal karirnya walaupun banyak klub yang mengalami krisis finansial,"sebutnya.

Kini, lanjut Suharno, pemain juga mengkhawatirkan kelanjutan karirnya karena kompetisi tak berjalan normal. "Memang ada keyakinan liga akan bergulir lagi, tapi tidak jelasnya situasi sangat mengganggu pikiran kami," tandas pelatih yang menyelamatkan Arema dari degradasi pada musim 2012.

Hal senada juga diungkapkan Liestiadi, Pelatih Persegres Gresik United. Musim ini menurutnya sangat berbeda dengan konflik PSSI sekaligus dualisme liga beberapa musim silam. Sekarang ini kondisinya lebih menguras otak dan merugikan klub dari sisi finansial.

"Dulu kompetisi tetap jalan walau ada IPL dan ISL. Sekarang kan terhenti dan efeknya pasti lebih hebat sekarang ini. Dari semua aspek, mulai persiapan tim hingga finansial klub sangat terpengaruh. Saat ada dualisme kompetisi tak sampai seperti ini," urainya.

Pada 2012, hanya beberapa klub saja yang mengalami persoalan rumit, yakni klub yang mengalami dualisme seperti Arema Indonesia dan Persija Jakarta. Walau tim terbelah, nyatanya Arema dan Persija bisa survive walau bertanding dengan tim berbeda di dua kompetisi yang ada.

Arema ISL tetap eksis karena PT. Liga Indonesia tetap menjalankan ISL walau tidak diakui sebagai liga yang sah. Arema ISL inilah yang kemudian tetap bertahan hingga sekarang dan menjadi Arema Cronus setelah diakuisisi PT. Pelita Jaya Cronus pada awal musim 2013.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5564 seconds (0.1#10.140)