Klub Ingin Lanjut

Senin, 04 Mei 2015 - 12:54 WIB
Klub Ingin Lanjut
Klub Ingin Lanjut
A A A
BANDUNG - Kontroversi penghentian QNB League 2015 karena alasan force majeure belum berhenti. Beberapa klub mengaku kecewa karena ingin kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia itu tetap dilanjutkan.

Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar menilai, penghentian kompetisi bukan solusi terbaik karena justru memunculkan masalah baru. Apalagi, keputusan tersebut dikatakan Umuh tidak dikomunikasikan lebih dulu dengan peserta liga. ”Saya menyayangkan dengan alasan force majeurePSSI menghentikan liga.

Mereka tidak melihat ke bawah. Semua klub masih menginginkan kompetisi ini terus berjalan,” tandas Umuh. Dia menilai, federasi seharusnya memikirkan solusi lain supaya tidak banyak pihak yang dirugikan, dan kompetisi tetap bergulir. Manajemen Persib akan berkoordinasi dengan Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Glen Sugita. Dengan harapan ada jalan keluar yang bisa diambil.

”Bagaimana nasib klub, pemain, pelatih, dan suporter? ISL itu hiburan rakyat kecil. Seharusnya mereka memahami hal itu,” ujarnya. Keterkejutan juga disampaikan Pelatih Sriwijaya FC (SFC) Benny ”Bendol” Dollo. Dia berharap agar konflik persepakbolaan yang terjadi di Indonesia segera ada penyelesaian. Menurut dia, banyak pihak dirugikan karena kompetisi sudah berjalan.

”Saya juga tahu ini semua terjadi demi kemajuan sepak bola Indonesia ke depan, tapi juga harus ada solusi dan penyelesaian lebih baik lagi agar persepabolaan kita tidak terpuruk,” kata Bendol. Sekarang dia hanya meminta pemain tetap sabar dan tenang karena yang bisa dilakukan sekarang adalah tetap menunggu bagaimana perkembangannya nanti. Lebih baik kami menunggu dari pada ikut arus kondisi sekarang.

Dari Malang, Arema Cronus belum menentukan kebijakan yang jelas setelah mendengar kompetisi musim ini diakhiri di tengah jalan. ”Kami tidak mudah membuat keputusan. Harus ada pembicaraan di semua level agar ada keputusan yang baik,” tutur Iwan Budianto, CEO Arema Cronus. Manajemen Arema, sekarang harus mempelajari klausul kontrak sponsor dan pemain.

Jelas pihak klub tidak bisa lepas tangan begitu saja karena kompetisi berhenti. Namun, terlebih dahulu Arema menunggu surat dari PSSI terkait pemberhentian liga. Sikap serupa juga ditunjukkan Persela Lamongan. Walau mengatakan akan mengikuti semua keputusan federasi (PSSI), Persela belum bisa mengambil langkah cepat terkait berbagai hal yang berhubungan dengan pemain ataupun sponsor.

”Kami mengikuti arahan federasi dan harus siap dengan segala konsekuensinya. Tapi, belum ada surat keputusan (penghentian liga) yang kami terima. Soal nasib pemain dan sponsor, manajemen masih akan menggelar meeting,” tutur Arif Bakhtiar, Media Officer Persela. Masih dari pesisir utara Jawa Timur, Persegres Gresik United berharap ada solusi yang lebih baik selain menghentikan kompetisi ketika baru mulai.

Persegres yang kini menjadi ‘juara’ sementara QNB League 2015, masih yakin penghentian liga bukan solusi satu-satunya. ”Kondisi itu (penghentian liga) akan sangat buruk bagi semua klub maupun pemain. Saya berharap ada solusi lain dan yakin masih ada langkah alternatif. Persegres tak akan terburu- buru menentukan sikap dan menunggu perkembangan lebih lanjut,” tutur Manajer Persegres Bagoes Cahyo Yuwono.

Direktur Klub PSM Makasar Sumirlan mengatakan, pihak manajemen meminta kepada tim kepelatihan tidak menggelar latihan karena belum ada kepastian kompetisi. ”Memang kami sampaikan, karena buat apa latihan lagi kalau kompetisi tidak ada,” kata dia saat dikonfirmasi. Dia mengatakan bahwa pihaknya menunggu perkembangan sepak bola nasional untuk saat ini, meski sebenarnya sudah resmi dihentikan.

”Kalau memang sudah tidak ada kompetisi lagi, buat apa ada tim siapa yang mau membiayai. Kami saja ini sudah rugi,” ungkapnya. Rumitnya kondisi sekarang membuat Sekretaris Umum Persipura Jayapura Rocky Bebena berharap semua elite pemegang keputusan, yaitu Menpora dan para petinggi PSSI seperti ketua umum (ketum), wakil ketua umum (waketum), dan seluruh anggota Komite Eksekutif (Exco) bisa duduk bersama mencari jalan keluar yang paling baik dan mampu memuaskan semua pihak.

”Semuanya harus duduk bersama sebelum semua terlambat. Karena kalau sampai persiapan ini terus berlarut-larut dan semakin kusut, sanksi FIFA yang akan lebih merugikan sepak bola Indonesia bisa benar-benar hadir. Kalau itu yang terjadi tidak hanya kerugian di tingkat nasional saja yang muncul, tapi juga di tingkat internasional,” ucap Rocky.

Panji qadafi/kukuh setiawan/ mohammad moeslim/ agus nyomba/ decky irawan jasri
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6604 seconds (0.1#10.140)