Wahai PSSI dan Menpora Dengarkan Jeritan Pemain!

Selasa, 05 Mei 2015 - 05:05 WIB
Wahai PSSI dan Menpora...
Wahai PSSI dan Menpora Dengarkan Jeritan Pemain!
A A A
PALEMBANG - Penghentian kompetisi QNB League 2015 oleh PSSI bisa diibaratkan tsunami dahsyat bagi nasib para pemain sepak bola di Indonesia. Para pemain hanya bisa menjerit. Salah satu pemain senior Sriwijaya FC (SFC) Asri Akbar menjadi pemain yang sangat terpukul akibat terjangan tsunami Liga Indonesia tersebut.

Secara tegas, mantan pemain Persib Bandung itu sebagai korban dari pertikaian Menpora versus PSSI tersebut. Karena itu, dia mendesak agar kedua pihak segera menghentikan perseteruan yang tidak berujung tersebut. "Kami adalah korban. Mereka (Menpora-PSSI) harus memikirkan nasib kami,"tegas Asri.

Asri kesal karena dirinya selalu latihan optimal agar Laskar Wong Kito mampu menembus target juara. Namun alih-alih latihan dan target tersebut bisa terealisasi kompetisi tiba-tiba dihentikan di tengah jalan. "Kami sudah teguh menjalankan latihan setiap hari dan setiap waktu. Semuanya jadi sia-sia,"keluhnya.

Ia pun juga mengeluhkan, tidak ada pekerjaan lain yang bisa dilakukannya selain bermain sepak bola. Hal itu tentunya bisa mengancam kelangsungan hidupnya ke depan. "Sepak bola segalanya buat kami, bola adalah kehidupan kami. Kami mau kerja apa lagi selain bermain bola. Pasti kehidupan kami terancam ke depannya,"ucapnya.

Kemarahan yang sama dirasakan gelandang muda PSM Makassar Rasyid Assyahid Bakri. Dia mengatakan, dirinya juga pusing dengan kondisi sepak bola Indonesia yang tidak jelas masa depannya. Dia berharap agar Liga bisa diselamatkan dan dijalankan seperti biasanya. "Mudah-mudahan ada jalan bisa kompetisi lagi,"harapnya.

Salah satu pemain Persis Solo Andrid Wibawa mengaku meski kompetisi sudah dihentikan, pihaknya tetap berlatih sepak bola di tempat asalnya. ''Saya latihan di rumah, untuk menjaga kondisi fisik,''akunya.

Kegetiran akan efek kompetisi yang dihentikan juga dirasakan pemain PBR, David Laly. Dia berharap PSSI dan Kemenpora bisa menemui solusi terbaik sehingga kompetisi kembali berjalan normal seperti biasa.

"Kalau dihentikan begini, kami sebagai pemain mau kerja apa. Selama ini kan kami dapat penghasilan dari bermain sepak bola. Kami sangat berharap PSSI dan Menpora bisa mengerti. Jangan biarkan kami begitu saja,"pintanya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8498 seconds (0.1#10.140)