Pemain Merasa Jadi Korban Konflik

Selasa, 05 Mei 2015 - 09:53 WIB
Pemain Merasa Jadi Korban Konflik
Pemain Merasa Jadi Korban Konflik
A A A
PALEMBANG - Dampak pemberhentian Kompetisi QNB League 2015 masih membekas di hati para pemain. Gelandang Sriwijaya FC (SFC) Asri Akbar menilai, pemain telah menjadi korban ”pertikaian” antara Kemenpora dan PSSI.

Asri yang pernah membela PSM Makassar dan Persebaya Surabaya tersebut secara terbuka mengatakan, apa yang dilakukan selama persiapan pramusim di SFC menjadi sia-sia. ”Kami adalah korban. Mereka (Menpora-PSSI) harus memikirkan nasib kami,” kata Asri, yang sedang berlibur ke Makassar. Dia mengeluh karena tidak ada pekerjaan lain yang bisa dilakukan selain bermain sepak bola.

Hal itu tentunya bisa mengancam kelangsungan hidupnya ke depan. ”Sepak bola segalanya buat kami, bola adalah kehidupan kami. Kami mau kerja apa lagi selain bermain bola. Pasti kehidupan kami terancam ke depannya,” ujarnya. Asri menambahkan, pemain diminta Pelatih SFC Benny ”Bendol” Dollo agar tetap tenang. Dia masih berharap kompetisi segera berlangsung. ”Kami diminta pelatih untuk tetap tenang. Sekarang itu yang bisa kami lakukan sekarang,” tuturnya.

Kekecewaan juga dirasakan striker muda Persib Bandung Yandi Sofyan Munawar. Baru pertama berkarier di sepak bola profesional Indonesia, secara tiba-tiba kompetisi dihentikan. Padahal, sebelum bergabung dan membela Persib, Yandi bertekad mengembangkan kariernya di Tanah Air. ”Musim pertama pulang ke Indonesia, sangat disayangkan keadaan PSSI seperti ini.

Padahal, harapan saya karena saya pemain muda, ya berharap semoga cepat beres kisruhnya dan cepat netral agar ke depannya lebih baik,” ujar Yandi, Senin (4/5). Selama ini Yandi sudah cukup lama berkarier sepak bola di luar negeri. Pada musim 2011/2012 pemain asal Cikajang, Garut, ini membela salah satu tim asal Belgia, Vise. Lalu, pada 2013, Yandi kembali ke Indonesia membela Arema Cronous.

Namun bersama Arema, adik kandung pemain senior Zaenal Arif ini kurang mendapatkan tempat, bahkan tak sekalipun mencicipi pertandingan. Dia pun akhirnya dipinjamkan ke salah satu tim asal Australia Brisbane Roar Youth. Memasuki musim 2015, Yandi memilih pulang kampung, membela Maung Bandung.

”Saya juga tidak tahu ke depannya seperti apa. Harap-harap cemas juga. Kalau balik lagi keluar, saya belum kepikiran. Sebab, kalau di-bannedFIFA juga kita tetap tidak bisa main di luar. Yang ada, yang main di luar pasti balik lagi ke sini Indonesia,” tuturnya. Pemain Persib lain, Dedi Kusandar, memilih tak mau larut dalam kekecewaan. Dia akan terus berjuang, fokus berlatih, dan meningkatkan kualitasnya sebagai pesepak bola profesional.

Terlebih, Persib Bandung sendiri masih menyisakan satu kompetisi bergengsi di level Asia, yakni AFC Cup 2015. ”Kami tetap jaga kondisi (fisik), meskipun kondisinya seperti ini kami harus selalu siap. Mungkin sedikitnya ada pengaruh juga ke mental setelah kompetisi di kita diberhentikan. Tapi, mudah-mudahan ada jalan yang terbaik dari Liga,” ujar Dedi. Sementara Persebaya Surabaya memastikan akan berlatih kembali mulai Kamis (7/5).

Pelatih Persebaya Ibnu Grahan memastikan jika Jendri Pitoy dkk akan tetap berlatih normal sesuai rencana semula. ”Tetap sesuai program, besok Kamis kami tetap latihan seperti biasa, pemain sudah kami memberi tahu,” ujar Ibnu. Keputusan menggelar latihan diambil berdasarkan pertimbangan manajemen tim. ”Saya sudah komunikasi dengan Pak Gede (CEO Persebaya Gede Widiade).

Beliau bilang latihan jalan terus. Jadi, kami tetap latihan, tidak ada perubahan,” tutur Ibnu. Sebelumnya pekan lalu Persebaya sudah meliburkan pemain lebih dulu sebelum ada keputusan PSSI menghentikan Kompetisi ISL 2015. Tim pelatih juga sudah terlanjur mengumumkan ke pemain jika harus berkumpul kembali di Surabaya, Kamis (7/5), meski kompetisi sudah dihentikan.

Gede mengaku belum ada keputusan terkait nasib pemain Persebaya. Namun, Gede mengaku tidak menutup kemungkinan tim akan dibubarkan dalam waktu dekat ini. ”Bisa juga seperti itu, tapi tim kalau kompetisi jalan lagi. Pemain lama yang saat ini ada kami prioritaskan pertama untuk kami direkrut kembali,” tandasnya.

Disinggung soal pembayaran gaji pemain, jika tim dibubarkan, manajemen Persebaya belum membuat keputusan. Ada dua opsi manajemen membayar penuh sesuai kontrak awal satu musim kompetisi terhitung berakhir November atau hanya sampai April ini.

Muhammad moeslim/ muhammad ginanjar/ rachmad tomy
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7604 seconds (0.1#10.140)