Kelompok Suporter Kalimantan Bergolak
A
A
A
SAMARINDA - Ratusan suporter sepak bola yang tergabung dalam Supporter Indonesia Regional Kalimantan menggelar aksi unjuk rasa menentang penghentian QNB League. Mereka berdemo di depan Gedung DPRD Kaltim dan melakukan long mars di ruas utama jalan Kota Samarinda.
Saat tiba di simpang tiga Jalan Pahlaman-Jalan Kesuma Bangsa-Jalan Bhayangkara, para supporter memasang spanduk bertuliskan, “Jangan Rebut Hiburan Kami”. Usai memasang spanduk, para suporter ini kemudian menggelar aksi main sepak bola di tengah pertigaan jalan.
“Aksi ini kami lakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap PSSI dan Menpora yang telah menghentikan liga sepak bola Indonesia. Ini sama saja merampas hiburan rakyat,” kata Presiden Pusamania, Tommy Ermanto Passemah, Selasa (5/2/2015).
Tommy menambahkan, kisruh sepak bola Indonesia saat ini merupakan akibat dari perselisihan antara Menpora dan PSSI. Dua lembaga ini dianggap mengedepankan egoisme, tidak fair, dan menghalalkan segala cara.
“Akibat penghentian liga, klub yang harus menanggung kerugian teramat besar. Kerugian itu tentu saja tidak bisa dikembalikan. Untuk itu, sebaiknya ada jalan keluar terbaik yang bisa kembali menjalankan kompetisi,” tambahnya.
Aksi ini diikuti sejumlah perwakilan suporter klub seperti Pusamania, Mitra Kukar Mania, Barito Mania, Jak Mania, dan LA Mania. Di pengujung aksi, para suporter membakar keranda jenazah yang bertuliskan “RIP Menpora” dan “PSSI Sehat".
Saat tiba di simpang tiga Jalan Pahlaman-Jalan Kesuma Bangsa-Jalan Bhayangkara, para supporter memasang spanduk bertuliskan, “Jangan Rebut Hiburan Kami”. Usai memasang spanduk, para suporter ini kemudian menggelar aksi main sepak bola di tengah pertigaan jalan.
“Aksi ini kami lakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap PSSI dan Menpora yang telah menghentikan liga sepak bola Indonesia. Ini sama saja merampas hiburan rakyat,” kata Presiden Pusamania, Tommy Ermanto Passemah, Selasa (5/2/2015).
Tommy menambahkan, kisruh sepak bola Indonesia saat ini merupakan akibat dari perselisihan antara Menpora dan PSSI. Dua lembaga ini dianggap mengedepankan egoisme, tidak fair, dan menghalalkan segala cara.
“Akibat penghentian liga, klub yang harus menanggung kerugian teramat besar. Kerugian itu tentu saja tidak bisa dikembalikan. Untuk itu, sebaiknya ada jalan keluar terbaik yang bisa kembali menjalankan kompetisi,” tambahnya.
Aksi ini diikuti sejumlah perwakilan suporter klub seperti Pusamania, Mitra Kukar Mania, Barito Mania, Jak Mania, dan LA Mania. Di pengujung aksi, para suporter membakar keranda jenazah yang bertuliskan “RIP Menpora” dan “PSSI Sehat".
(bbk)