Suporter SFC Turun ke Jalan, Minta Kegaduhan Dihentikan
A
A
A
PALEMBANG - Kelompok suporter Sriwijaya FC (SFC) di bawah bendera Singa Mania turun ke jalan melakukan aksi damai di Palembang, Selasa (5/5/2015). Ratusan suporter yang identik dengan kaos warna hijau itu melakukan aksinya dengan bermain bola di Simpang Lima DPRD Kota Palembang, Selasa, (5/5) sekitar pukul 13.00 WIB.
Selain bersepak bola di jalan, mereka juga membentang spanduk besar bertuliskan "Stop!!! Kegaduhan sepak bola nasional, Menpora-PSSI berdamailah". Ketua Singa Mania Ariyadi Eko Neori menjelaskan, mereka menggelar aksi damai meminta Menpora dan PSSI agar rujuk. Dia berharap kompetisi kembali digulirkan agar masyarakat mendapatkan hiburan dari sepak bola.
"Ini hanya aksi damai bermain bola di jalan. Sebagai wujud pesan kepada Menpora untuk segera gulirkan liga Indonesia secepatnya," ujar Ariyadi.
Menurut pria yang kerap disapa Dugong itu, sepak bola adalah hiburan rakyat berbagai lapisan kelas, terutama masyarakat bawah. Dengan demikian aksi Singa Mania, selain sebagai perwakilan tim juga perwujudan wakil masyarakat Palembang.
"Di Palembang banyak masyarakat kecil atau wong cilik mengeluhkan kondisi ini. Makanya kami sebagai suporter sepak bola sebagai perwakilan mereka ikut memberikan suara dan pesan kepada Menpora hari ini,"tegasnya.
Aksi damai yang digelar Singa Mania juga sebagai bagian dari acara peringatan hari jadi Singa Mania yang ke-10. Kelompok suporter Laskar Wong Kito itu berdiri pada 5 Mei 2005 silam. "Hari ini bertepatan ulang tahun kami (Singa Mania). Makanya kami spontan menggelar aksi damai ini," pungkasnya.
Di tempat yang sama secara terpisah Sekretaris Tim SFC Achmad Haris menanggapi, aksi turun ke jalan yang dilakukan kelompok Singa Mania disebutkannya masih tahap wajar. Walapun manajemen sempat mengeluarkan komentar agar suporter tidak melakukan demo di jalan.
"Bagi saya ini wajar saja dan sifatnya spontan. Mereka rindu SFC kembali berlaga. Begitu juga kami," ujar Haris yang turut memberikan dukungan di acara tersebut
Selain bersepak bola di jalan, mereka juga membentang spanduk besar bertuliskan "Stop!!! Kegaduhan sepak bola nasional, Menpora-PSSI berdamailah". Ketua Singa Mania Ariyadi Eko Neori menjelaskan, mereka menggelar aksi damai meminta Menpora dan PSSI agar rujuk. Dia berharap kompetisi kembali digulirkan agar masyarakat mendapatkan hiburan dari sepak bola.
"Ini hanya aksi damai bermain bola di jalan. Sebagai wujud pesan kepada Menpora untuk segera gulirkan liga Indonesia secepatnya," ujar Ariyadi.
Menurut pria yang kerap disapa Dugong itu, sepak bola adalah hiburan rakyat berbagai lapisan kelas, terutama masyarakat bawah. Dengan demikian aksi Singa Mania, selain sebagai perwakilan tim juga perwujudan wakil masyarakat Palembang.
"Di Palembang banyak masyarakat kecil atau wong cilik mengeluhkan kondisi ini. Makanya kami sebagai suporter sepak bola sebagai perwakilan mereka ikut memberikan suara dan pesan kepada Menpora hari ini,"tegasnya.
Aksi damai yang digelar Singa Mania juga sebagai bagian dari acara peringatan hari jadi Singa Mania yang ke-10. Kelompok suporter Laskar Wong Kito itu berdiri pada 5 Mei 2005 silam. "Hari ini bertepatan ulang tahun kami (Singa Mania). Makanya kami spontan menggelar aksi damai ini," pungkasnya.
Di tempat yang sama secara terpisah Sekretaris Tim SFC Achmad Haris menanggapi, aksi turun ke jalan yang dilakukan kelompok Singa Mania disebutkannya masih tahap wajar. Walapun manajemen sempat mengeluarkan komentar agar suporter tidak melakukan demo di jalan.
"Bagi saya ini wajar saja dan sifatnya spontan. Mereka rindu SFC kembali berlaga. Begitu juga kami," ujar Haris yang turut memberikan dukungan di acara tersebut
(sha)