Pembekuan Liga, Ini Beda di Spanyol dan Indonesia

Minggu, 10 Mei 2015 - 17:47 WIB
Pembekuan Liga, Ini Beda di Spanyol dan Indonesia
Pembekuan Liga, Ini Beda di Spanyol dan Indonesia
A A A
BARCELONA - Pembekuan sebuah kompetisi sepertinya tidak hanya menimpa Indonesia ketika pada 2 Mei 2015 lalu, QNB League musim 2014-2015 resmi dihentikan karena Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam kondisi dibekukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Hal senada juga terjadi di Liga Spanyol, saat Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) mengeluarkan rencana menghentikan semua pertandingan di Negeri Matador -julukan Spanyol- pada 16 Mei, mendatang.

Ada kemiripan yang terjadi antara pembekuan kompetisi di Indonesia dan Spanyol, yakni sama-sama berawal dari adanya intervensi pemerintah yang jadi penyebabnya. Pada kasus QNB, pembekuan diawali langkah Kemenpora yang ingin memperbaiki kondisi iklim sepak bola di Tanah Air. Permasalahan tunggakan gaji pemain dan masalah pajak yang sering menimpa klub QNB, membuat Kemenpora mendesak PSSI dan setiap klub melakukan perbaikan. Kondisi tersebut bahkan membuat beberapa kali surat teguran menghampiri PSSI.

Usai masalah gaji dan pajak terselesaikan, Kemenpora mulai menyoroti dualisme yang terjadi pada beberapa klub peserta QNB seperti Arema dan Persebaya. Sebelumnya Kemepora memang sampai tiga kali menegur PSSI mengenai dua peserta QNB League, yaitu Arema Cronus dan Persebaya. Teguran tertulis pertama Nomor 01133/Menpora/IV/2015 dilayangkan pada 8 April 2015, dilanjutkan teguran tertulis II 01286/Menpora/IV/2015 pada 15 April 2015 sampai teguran tertulis III 01306/Menpora/IV/2015 tanggal 16 April 2015.

Tak menggubris peringatan Kemenpora, PSSI tetap menggelar kompetisi bersama Arema dan Persebaya. Buntutnya pada 17 April 2015 Menpora Imam Nahrawi menandatangani Keputusan Menpora No 0137 Tahun 2015 tentang Pengenaan Sanksi Administratif Berupa Kegiatan Keolahragaan PSSI Tidak Diakui. Pengenaan sanksi yang bisa dikatakan sebagai pembekuan kegiatan PSSI tersebut bersamaan dengan pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Surabaya yang memilih La Nyalla Mahmud Mattalitti sebagai ketua umum PSSI menggantikan Djohar Arifin Husein.

Pembekuan yang diterapkan Kemenpora memaksa PSSI menghentikan kompetisi QNB League hingga kini, karena tidak ada jaminan keamanan dari pihak kepolisian. Sementara pada Liga Spanyol, penghentian kompetisi pada 16 Mei, mendatang dikarenakan pemerintah ikut campur tangan atau dalam kata lain mengintervensi sepak bola Spanyol dalam urusan hak siar. Hasilnya RFEF resmi mengehentikan sementara Liga Spanyol melalui keputusan yang mereka keluarkan pada Rabu 6 Mei. Keputusan itu membuat laga Liga Spanyol pekan ke 37 dan 38 untuk sementara ditunda.

Sengketa di Liga Spanyol diawali keputusan pemerintah Spanyol secara sepihak mengeluarkan aturan baru per 30 April 2015 terkait pembagian hak siar. Pemerintah Spanyol memutuskan 50 persen hak siar dibagi rata kepada 20 klub peserta Liga Spanyol. Akan tetapi, kabarnya keputusan pemerintah itu membuat banyak pihak tidak puas termasuk pemain. RFEF menuding pemerintah bersikap arogan karena tidak mengajak mereka dalam perumusan undang-undang. RFEF juga kecewa cuma menerima 4,55persen dari peraturan baru hak siar televisi tersebut.

Meski hampir sama dengan Indonesia, tetapi sepak bola Spanyol hanya dihentikan sementara. Sedangkan, sepak bola Indonesia atau Liga Indonesia (QNB League) diberhentikan secara permanen. Tidak hanya terjadi di Indonesia dan Spanyol, intervensi pemerintah juga telah membuat sepak bola Yunani terancam pembekuan dari FIFA, karena aturan baru terkait kekerasan dalam sepak bola di Negeri para dewa tersebut. Kondisi ini membuktikan komunikasi yang tak baik dengan negara tentu akan selalu mendatangkan masalah.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6062 seconds (0.1#10.140)